part 22

7 0 0
                                    

Saat ini risya tengah mengeringkan rambut aiswa dan memakaikan benda benda yang tidak ia mengerti katanya ini scincare wajah

Satu kata untuk menyimpulkan risya yaitu baik

Risya pembantu baru di mension ini ia direkrut sengaja untuk mengenalkan aiswa kehidupan mewah dan menjadi nona muda yang anggun agar setelah aiswa menikah ia tidak katrok dengan hal hal yang mewah dan tidak membuat keluarga wijaya malu

"Nona rambut anda sangat halus"ujar risya kagum pada rambut halus dan lurus milik aiswa

"Mm mungkin itu karena shampo mahal itu mbak"

"Ini karena memang rambut anda bagus nona,rambut anda sudah kering kalau begitu anda ingin memakai baju apa?"tanya risya menuntun aiswa ke dalam WIC

Lagi lagi aiswa di buat terpesona oleh barang barang yang berada di dalam WIC ini,baju baju dengan gaya berbeda beda tergantung apik di dalam lemari,aksesoris mahal terpajang indah di lemari kaca,tas dan sepatu juga tersusun rapi di tempatnya

"Nona"ujar risya menepuk pundak aiswa pelan

"Ah aku pakai hodie saja"ujarnya cepat ia teringat bukannya arkan akan mengantar nya jika ia terlamabat dan membuat pria itu marah maka habis lah dia

"Warnanya"tanya risya memilih beberapa hoodie yang nampak baru dengan berbagai warna

"Terserah mbak,intinya bajunya hoodie"ujar aiswa menyerahkan ootd nya pada risya ia duduk pada sofa yang berada di WIC itu memandang risya yang sibuk memilih hoodie yang bagus rasanya

Pilihan risya jatuh pada hoodie ungu lilac oversize dengan celana joger berwarna putih dan sepatu kets putih bercampur ungu lilac

Selera risya sangat ootd sekali

Setelah bersiap yang memakan waktu 1 jam lamanya akhirnya aiswa telah selesai

Mulai besok ia harus membiasakan menggunakan alat alat untuk meng glowup kan wajahnya dan menggunakan sabun lulur agar kulitnya sehat dan bertambah cerah dan menghilangkan bekas luka yang masih membekas di kulitnya

Aiswa berjalan di tangga dengan di dampingi risya

sampailah ia di ruang keluarga di mana arkan menunggunya dengan memainkan benda persegi nya"lama"ucap arkan dingin dan berlalu ke garasi untuk mengambil motornya

Aiswa hanya menundukkan kepalanya,perasaannya sangat was was berbagai pikiran buruk bersarang di otak nya hingga suara klakson motor membuyar kan lamunannya dan dengan cepat aiswa berlari keluar mension menuju motor sport arkan

"Naik"ujar arkan spj saat melihat aiswa telah jalan mendekat ke arahnya

"Mm a-aiswa naik mana kak"ujar aiswa takut takut

"Gue sih seneng kalau lo naik ke sesuatu yang ngantar lo kerahmatullah"ujar arkan sinis"cepet lo mau gue tinggal"sambungnya lagi menyerahkan 1 buah helem tidak terlalu besar

"I-ya kak"dengan cepat aiswa menerima helem pemberian arkan dan memakainya saat ingin naik ke jok motor arkan,aiswa kesulitan menaiki jok motornya yang sangat tinggi bagi aiswa yang pendek

Arkan yang melihat itu memutar bola matanya malas dan turun dari motornya"lo udah kurus,pendek,nyusahin lagi"ujar arkan mengangkat tubuh mungil itu ke atas jok motornya

Aiswa yang di perlakukan seperti itu terkejut bukan main bahkan ia menutup matanya tanpa sadar tangannya memegang tangan arkan erat

Arkan yang melihat itu merasa gemas dengan tingkah aiswa yang menurutnya terlalu was was namun dengan cepat arkan mengenyah kan pikiran itu dari otaknya

"Lepas"ujar arkan dingin

Telah sadar apa yang ia lakukan dengan cepat aiswa melepaskan pegangan nya pada tangan lelaki itu

Setelah di lepas aiswa arkan pun menaiki motornya dan bersiap akan melajukan motornya namun ia tak merasakan sentuhan di belakangnya"pegangan lo mau melayang ha"ujar arkan dingin

Dengan cepat aiswa berpegangan di bamper motor arkan

"bukan di situ aiswa"ujar arkan malas

Aiswa yang mendengar itu memindahkan pegangan tangannya di tengah jok motor arkan,jadi tangan aiswa tepat berada di tengah tengah tubuh ia dan arkan

"Emang lo yakin gak terbang kalau pegangan di situ"

Aiswa pun kembali memindahkan tangannya di pundak arkan dengan takut takut

"Lo kira gue mang ojol"

Aiswa yang masih di komplain arkan pun tak faham kemana ia disuruh arkan berpegangan apakah arkan menyuruhnya memegang ban motornya,yang ada tujuan dia kerumah sakit bukan untuk berobat namun untuk menunggu hasil otopsi jenazahnya,

dengan polos aiswa meletakkan tangannya pada helem pria itu

Arkan yang diperlakukan seperti itu kesal bukan main,apa sulitnya memeluknya lalu mereka langsung sampai di rumah sakit tanpa banyak drama hah

Dengan kesal ia mengegas motornya yang mana membuat aiswa reflek memeluk leher arkan kuat,arkan yang mendapat cekikan tersebut menghentikan motornya"lo mau bunuh gue"ujar nya melepaskan cekikan dilehernya memang tidak terlalu kuat namun cukup menggelitiki tenggorokannya

"Eh maaf kak,terus aiswa pegangan apa"tanya polos aiswa dalam hatinya sudah menggerutu apa sih mau pria ini, lama lama aiswa juga kesal pegang sini salah pegang sana salah

Dengan kesal arkan menarik tangan aiswa ke pinggangnya"jangan geer gue cuma males kalau lo tiba tiba terbang terus mati"ujar nya melajukan motornya perlahan

Aiswa yang mendengar perkataan arkan hanya mengernyit heran di dalam helem pas yang ia kenakan,"siapa juga yang geer biasa aja tuh biasanya sama tukang ojek juga begini"gerutunya pelan agar arkan tak mendengarnya namun ia salah besar bahkan arkan dengan jelas mendengar gerutuannya

Dengan mendadak arkan menghentikan motornya dan berbalik melihat aiswa yang duduk tepat di jok belakangnya"lo murahan banget ya,lo mau ngikut jejak emak lo,yang rebut lakik orang hah"ujar arkan sinis

"Tukang ojek di depan gang sana kan belum nikah"ujar aiswa polos

"Lo lain kali jangan kegatelan meluk cowok sana sini lo mau bikin malu keluarga wijaya"ujar sinis arkan kembali melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata rata,

aiswa memeluk erat pinggang arkan matanya ia pejamkan tak berani hanya sekedar mengintip,dalam hatinya aiswa terus memanjatkan do'a semoga tujuan mereka tidak berubah ke rahmatullah

*

Tak mencapai 10 menit dalam perjalanan aiswa dan arkan telah sampai di rumah sakit Medika

Setelah turun dari motor arkan kaki aiswa bagaikan jelly hampir saja aiswa tersengkur kedepan jika arkan tak cepat memegang topi hoodie aiswa"lebay"ujar arkan tak berperasaan

Setelah mengatakan itu ia melepaskan tarikannya pada hoodie yang di gunakan aiswa dan membiarkan aiswa berjongkok

Setelah di rasa perutnya sudah tidak mual aiswa berdiri dari jongkoknya dan melepaskan helem yang belum sempat ia berikan pada arkan

I want you to be happyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang