CHAPTER 00

11.8K 424 29
                                    

⚠️Peringatan : Cerita ini mengandung tindakan kekerasan, adegan dewasa, dan kata kata kasar.

Adegan tidak untuk ditiru.

Maaf apabila ada kesamaan alur, tokoh, tempat. Karna ini murni ketidaksengajaan, dan jangan menyama-nyamakan ceritaku dengan cerita orng lain karna aku masi pemula🥺

Revisi di akhir, kalo ada kata kata yg kurang di mengerti, komen aja oke?

Harap bijak dalam membaca ya guys!

«HAPPY READING»

🦩🦩🦩

"huftt, cape banget"

"Jalanan juga udah sepi banget lagi"

Clarissa melirik jam yang melekat di pergelangan tangannya, disana, jarum jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Dan dirinya baru saja pulang dari rumah temannya, ia juga ingin memesan ojek online, namun ponsel miliknya lowbat.

"Ahhh, tau gitu tadi aku minta anter aja sama abangnya zena" keluhnya.

Gadis itu terus melangkahkan kakinya di atas trotoar sembari menggenggam tali tasnya, dan dari kejauhan ia bisa melihat ada segerombol pemuda yang sedang berkumpul di pinggir jalan yang sedikit remang. Ia gugup, apa harus dilewati saja? Atau melewati jalan lain?

Tetapi, ini adalah jalan satu satunya untuk menuju ke rumah Clarissa. Dirinya bisa saja melewati gang, tetapi gang disana lebih gelap dan jauh dari pemukiman warga.

"Huftt, berdoa aja deh"

Dengan nafas yang berat, ia melewati pemuda yang sedang berkumpul disana. Clarissa berjalan dengan menundukan kepalanya dan berharap ia sampai ke rumah dengan cepat.

Tepat saat Clarissa melewati para pemuda itu, salah satu dari lelaki itu menciuti dirinya sehingga membuat semua temannya menoleh ke arahnya sekarang.

Viuuuwitt...

"sendirian aja nih" ujarnya.

"Cantik tuh bos"

Mereka semua berdiri. Lima pemuda yang menggunakan jaket kulit berwarna hitam itu kini menghalangi jalannya.

Sontak Clarissa lansung menaikan dagunya untuk melihat ke depan, dan sepertinya kelima pemuda ini sedang berada dalam pengaruh alkohol. Terlihat dari tingkah  dan cara bicara mereka yang berbeda.

"Om anter mau gak?" Goda salah satu dari mereka.

Clarissa menggeleng takut.

"Yuk ikut aja" lelaki yang bertato di lehernya mencekal lengan Clarissa.

"Lepass!!" Clarissa menepis cekalan itu dengan keras.

"Hey, kok galak sih" kini, dagunya di elus oleh lelaki yang berdiri di depannya.

Clarissa menendang kemaluan pria itu dan berlari saat melihat ada sedikit celah untuk kabur. Namun nihil, tangannya kembali di cekal oleh pemuda yang bertato di leher.

Clarissa menjerit keras, tetapi jalanan itu sangat sepi. Tidak ada satupun kendaraan yang lewat saat kejadian yang sedang menimpanya sekarang.

Lelaki itu menggendong paksa Clarissa ke pundaknya, Clarissa sudah memukuli punggung lelaki paruh baya itu dan memberontak, namun sepertinya tenaga yang ia miliki tidak sebanding dengan lelaki yang menggendongnya.

Mereka membawa Clarissa kedalam sebuah gudang yang tidak jauh dari tempatnya berjalan tadi.

Gudang itu gelap, dan banyak sekali jerami di sana.

Clarissa menangis dan berharap Abangnya datang untuk menolongnya, tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Abangnya tidak pernah peduli sedikitpun pada dirinya, bahkan Ayahnya, Ia hanya sibuk bejudi dan berpacaran dengan gadis seusianya.

Lelaki itu menjatuhkan Clarissa di atas tumpukan jerami yang ada disana. Tidak ada sedikitpun penerangan di dalam gudang ini, hanya ada cahaya bulan yang masuk lewat celah atap yang berlubang.

Dengan kejam, kedua tangan gadis itu di ikat. Dan baju yang Clarissa kenakan satu persatu mulai mereka lepas.

Mereka tertawa jahat saat melihat tubuh Clarissa yang hanya menyisakan pakaian dalamnya saja.

Ia sudah berontak, menjerit, bahkan melawan. Tetapi apa hasil yang ia terima? Tidak ada.

"Selamat menikmati sayang"

Clarissa menangis tersendu sendu saat kelima lelaki itu menikmati tubuhnya. Clarissa hanya pasrah saat merasakan sesuatu yang masuk kedalam kemaluannya di bawah sana.

Ini pasti mimpi.

Ya, ini mimpi!

Kehormatan yang ia jaga selama 16 tahun ini direnggut dengan tidak manusiawi oleh kelima pemuda yang sama sekali tidak ia kenal.

Awalnya, mata Clarissa sudah terpejam erat. Namun, lagi lagi dirinya di buat hina. Lelaki itu meraba semua tubuh bagian atas Clarissa dan mengecupnya dengan rakus.

Dan sekarang, lelaki di sebelahnya menggantikan posisi lelaki yang telah menjamahnya. Begitupun dengan seterusnya.

Darah segar kembali keluar di bawah sana.

Plakk...

Lelaki itu menampar pipi Clarissa dengan sangat keras saat gadis itu tidak mengeluarkan suara lenguhan sedikitpun.

Dan setelah semua mendapat gilirannya, wajah Clarissa dikencingi oleh mereka. Gelak tawa itu seketika kembali terdengar jelas di kuping Clarissa.

Dengan sisa tenaganya ia kembali memberontak, namun kepalanya dipukul menggunakan balok besar. Dan kesadarannya hilang saat kayu besar itu menghantam kepalanya dengan sangat keras.

"Abang-" lirihnya sebelum memejamkan mata.







































Jangan lupa vote  yaaaaa.

Seu next chap! Papayy

Clarissa's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang