CHAPTER 02

7.2K 385 14
                                    

Aloo mentemennn ketemu lagi sama aku

Aku up dua part nih, ada yang nungguin engga yaa? Kalo ada komen dong hhi

Semoga kalian suka sama partnya

«HAPPY READING»

🦩🦩🦩


Sudah tiga hari Clarissa berdiam di rumahnya bersama sang Papa. Clarissa ingin mengenal dirinya lebih jauh, dan ia juga ingin merasakan kehangatan dari sang Papa.

Dan sudah tiga hari juga Edrick tidak pergi ke kantor karna ia harus menemani putrinya yang sedang manja padanya.

Baru kali ini putrinya meminta dirinya untuk tidak pergi ke kantor dan tetap di rumah bersamanya. Clarissa selalu ingin di suapi, di bacakan dongeng sebelum tidur, dan bahkan Clarissa tidak mengizinkan Papahnya mengangkat telepon.

Dulu, Clarissa seperti ini jika ada maunya saja. Tetapi sepertinya sekarang tidak.

Dan hari ini adalah hari pertama Clarissa kembali masuk ke sekolahnya. Ia sedang mencari baju seragamnya di lemari, namun ia hanya menemukan seragam yang sangat pas di tubuh mungilnya.

Clarissa berjalan ke luar untuk mencari Bik Inah. Ia akan menanyakan perihal seragam sekolah padanya.

"Bikk"

"Bikk" seru Clarissa sembari mencari.

"Iyaa non, disini" sahut Bik Inah yang sedang memasangkan gas kompor sehingga membuat kepalanya harus sedikit masuk kedalam lemari di bawah kompor.

Clarissa terkekeh saat melihat Bik Inah yang merangkak disana.

"Bibik ngapain ngumpet disitu?"

"Bibik engga ngumpet nonn, bibik lagi masangin gas" balasnya di bawah sana.

"Ohh, oiya. Bik, aku gaada seragam lain yaa selain ini?" Tunjuknya pada seragam yang sudah melekat di tubuhnya.

Bik Inah keluar kemudian berdiri untuk melihat ke arah putri majikannya.

"Seragam ini terlalu kecil bikk. Masa aku pake yang udah kecil sih" keluhnya.

"Lohh, bukannya itu seragam yang biasa non pake?" Tanya Bik Inah bingung.

"Emm, mungkin itu dulu. Sekarang aku pengen yang agak longgar dikit ada nggak?"

"Ada"

"Yaudah ayo ikut bibik"

Clarissa mengikuti Bik Inah yang berjalan memasuki ruangan strika baju. Disana banyak sekali baju yang menggantung rapih di balik lemari kaca.

Ia bisa melihat jas kerja Papahnya, bahkan ia melihat ada gaun anak kecil disana. Mungkin itu adalah baju milik Clarissa saat dirinya masih kecil.

"Yang ini?" Tanya Bik Inah dengan menunjukan sebuah seragam yang masih terlihat rapi dan dibaluti plastik.

"Nah iya ini"

"Makasih ya bikk, yaudah kalo gitu aku ke atas dulu"

Bik Inah mengangguk dan tersenyum melihat perubahan sikap majikan kecilnya itu. Ia sudah mendengar semua cerita dari Edrick, dan baru sakarang dirinya merasakan sesuatu yang berbeda dari Clarissa.

Clarissa menatap pantulan dirinya di cermin. Ia sangat suka dengan seragam yang dikenakannya sekarang, seragam yang tadi ia gunakan sangat minim. Dan ia sangat tidak suka seragam yang seperti itu.

Clarissa beralih pada meja rias, ia menatap semua makeup yang berjejer disana dengan mata yang berbinar.

"Wahh gila, banyak banget. Ini punya sendiri apa barang jualan yaa?" Ia terkekeh saat melihat semua produk mahal ada disana.

"Emmm, kayanya aku pake bedak tipis aja deh. Yakali aku harus pake cushion ini, nanti muka aku kaya viola" kekehnya.

Viola adalah murid paling bad di sekolahnya dulu, bukan bad sih, lebih tepatnya tante tante. Viola yang selalu menggunakan baju ketat dan makeup yang tebal di wajahnya.

Viola memang cantik dan Clarissa bisa akui itu, namun jika dilihat dari dekat, wajahnya seperti tembok yang baru saja di poles dengan semen putih.

Canda.

Clarissa memakai bedak bayi pada wajahnya, dan sedikit memoleskan lipbam yang tidak berwarna agar bibirnya terlihat tidak kering.

Selesai.

Kemudian ia pergi ke bawah untuk menemui Papahnya yang berjanji akan mengantarkannya ke sekolah, dan ternyata benar. Edrick sudah siap dengan jas kerjanya di ruang tamu dan tengah menunggu dirinya bersiap.

Edrik sedikit terdiam saat melihat wajah putri semata wayangnya yang sangat natural dan cantik.

Biasanya, Clarissa selalu menggunakan semua produk makeup yang ia miliki hingga membuat wajahnya terlihat bukan seperti mahasiswa.

"Ayo pahh" ajak Clarissa.

Edrick mengangguk dan berjalan menuju mobilnya di garasi. Ini adalah kali pertama Clarissa meminta untuk diantarkan ke sekolah. Biasanya, Clarissa selalu membawa mobilnya sendiri.

Mata hazel Clarissa terpaku pada sebuah mobil putih yang sangat bagus, mobil itu terparkir tepat di sebelah mobil Papahnya sekarang.

"Pah, itu mobil papah?" Tanyanya.

Edrick tersenyum. "Itu mobil kamu sayangg"

Clarissa mengangguk paham. Mungkin Clarissa yang dulu bisa mengendarai mobil, berbeda dengan dirinya yang tidak bisa mengendarai kendaraan apapun termasuk sepeda.

Edrick masuk kedalam mobilnya dan di ikuti oleh Clarissa yang duduk di sampingnya.

"Oh iya, maaf untuk kejadian saat itu ya sayang. Papah salah udah menghukum kamu dan sita semua aset yang papah kasih buat kamu"

"Ini ponsel dan atm kamu papah kembalikan"

"Ini apa pah?" Tanya Clarissa saat mengambil Black Card yang Papahnya berikan.

"Itu black kard. Sejenis atm"

Clarissa mengangguk paham dan memasukan Black Card itu kedalam dompetnya dan kembali menyimpannya di dalam tas.

Mobil Edrick mulai melaju menuju sekolah Clarissa. Dan Clarissa berharap semoga ia memiliki teman yang sangat baik disekolahnya nanti.


Bersambung...

Clarissa's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang