CHAPTER 23

3.4K 146 0
                                    

«HAPPY READING»

🦩🦩🦩

Sore ini, Reynand dan Clarissa tengah berada dalam perjalanan pulang. Rumah Clarissa yang dulu tidak terlalu jauh dari rumah yang mereka tinggali sekarang.

Kurang lebih, hanya membutuhkan waktu 1jam untuk kembali sampai ke rumah mereka.

Reynand menatap Clarissa yang duduk di sampingnya, gadis itu melipat kedua kakinya ke atas dan tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka.

Reynand terkekeh geli melihat gadis itu tertidur pulas, kemudian tangan kirinya terulur untuk mengusap pelan kepalanya.

Hooaaammmm

Clarissa mengeliat di kursinya, dan tangannya kini ia rentangkan ke atas. Dengan mata yang masih berkedip kedip gadis itu melirik pada Reynand yang sedang menyetir di sampingnya.

"Masih jauh rey?" Tanya nya dengan suara yang serak.

"Sebentar lagi, sabar yaa"

Clarissa mengangguk, dan kembali menyenderkan kepalanya pada bantal mobil yang terpasang di sana.

Kkrrruukk...

Ia terkekeh saat perutnya berbunyi. "Rey, aku ngidam bakso deh kayanya"

"Ngidam?" Bingung Reynand.

"Hemm"

"Kayanya di depan ada penjual bakso deh kalo nggak salah, tunggu yaa gue cari dulu"

Reynand menjalankan mobilnya perlahan, ia menyusuri tempat tempat yang ada di pinggir jalan untuk menemukan penjual bakso kaki lima langganannya.

Dan pandangannya kini menemukan penjual yang dirinya cari.

"Makan di rumah apa disini?"

"Aku pengen makan di sini"

"Okee, gue parkirin mobil dulu"

Reynand memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Dengan senyum dan mata yang berbinar, Clarissa buru buru turun dari mobilnya dan berlari kecil untuk mendekati penjual bakso itu.

Reynand tersenyum saat melihat tingkah gadis itu, kemudian ia menyusulnya ke sana.

Reynand tipikal lelaki yang tidak banyak bicara jika sedang bersama orang lain, ia hanya akan menjadi bawel saat bersama keluarga dan gadis itu saja.

Di sekolahpun sama, Reynand tidak terlalu berbaur dengan teman satu kelasnya. Ia hanya diam dan mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, saat bel istirahat berbunyi, ia akan pergi ke kantin untuk menemui Clarissa.

"Pak aku pesen baksonya 3 porsi ya" ujar Clarissa dengan semangat.

"Siapp, makan disini?" Tanya penjual bakso itu.

Clarissa membalasnya dengan anggukannya kemudian beralih pada Reynand yang baru saja tiba.

"Pesen berapa?"

Clarissa mengacungkan 3 jari mungilnya dan tersenyum lebar. Reynand yang melihat itu hanya mendengkus pelan, gadis ini benar benar ngidam rupanya.

"Aku tunggu di sana ya pak" tunjuknya pada jejeran bangku yang sudah di sediakan oleh si penjual bakso.

"Siap atuh neng" balasnya dan mengacungkan jempol.

Gadis itu tersenyum saat mengedarkan pandangannya pada orang orang yang tengah menikmati pesanan mereka. Ia benar benar tergiur dengan aroma bakso yang ada di sini.

"Ck gasabar dehh" gumamnya dan terduduk di bangku yang kosong.

Saat duduk, mata Clarissa memandang ke arah jalanan yang sangat ramai. Kemudian pandangannya mengalih pada Reynand di sampingnya.

"Oh iya rey, kamu percaya nggak kalo aku bener bener transmigrasi?"

Reynand menatap gadis di sampingnya. "Gue sih percaya ga percaya, tapi kalo lo yang alamin gue percaya"

"Aku juga awalnya ngga percaya kalo aku ngalamin transmigrasi"

"Waktu aku buka mata, aku bener bener ga nyangka kalo aku ngalamin ini semua"

"Dan anehnya, dokter nggak tau kalo aku bukan clarissa sesungguhnya" kekehnya.

"Ya mungkin yang lo alamin engga masuk ke dalam penyakit medis"

"Mungkin"

"Pesanan siapp" seru penjual bakso sembari menyimpan nampan yang berisikan 3 mangkuk bakso.

"Bumbunya biar sama aku aja pak"

"Oke kalo begitu"

Penjual itu kembali pergi menuju gerobaknya di depan sana.

"Yakin bisa abisin 3 mangkuk?"

"Yakin lah! Aku lagi pengen banget makan bakso soalnya"

Clarissa meracik bumbu baksonya sendiri, dengan lihai ia memegang botol berisikan saus, sambal, cuka dan kecap.

Ia menakar bumbu sesuai dengan seleranya, 1 mangkuk dengan bumbu asam pedas, 1 mangkuk dengan bumbu tidak pedas, dan 1 mangkuk terahir dengan bumbu extra pedas.

Clarissa menyengir melihat Reynand yang menggelengkan kepalanya saat ia menuangkan banyak sambal pada mangkuk terahirnya.

"Aman kok rey, aku kuat makan pedes"

"Bismilahirohmannirohim" ujarnya sebelum memasukan satu suapan pada mulutnya.

"Mmmmmm" mata Clarissa merem melek saat merasakan bakso yang ia bumbui sendiri. Rasanya sangat sangat sesuai dengan yang dirinya mau.

Reynand hanya menemani gadis itu saja sembari memainkan ponselnya. Diam diam, ia memotret Clarissa yang tengah memotong baksonya di mangkuk.

Ekspresi semangat Clarissa sangat menggemaskan.

"Aaaaaa" ujar Clarissa dan mengulurkan sendoknya pada Reynand.

"Ini engga pedes kok"

Reynand menatap bakso kecil itu kemudian melahapnya. Ia melotot saat merasakan bakso yang masuk kedalam mulutnya!!

"Uhukk uhukkk, ssshhh gilaa!! Ini pedes banget saaa!!!" Reynand heboh dengan mulut yang menutup dan terbuka untuk menghilangkan rasa pedasnya.

Clarissa tertawa renyah saat melihat wajah Reynand yang berubah menjadi merah, ia yakin, setelah pulang dari sini, Reynand akan keluar masuk toilet.


Bersambung...

Makasi buat yang udah vote💕

Yang belum vote, jangan lupa vote yaaa!!

See u next chap! 

Clarissa's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang