«HAPPY READING»
🦩🦩🦩
Setelah adegan yang terjadi di sekolahnya tadi, kini Clarissa tertidur pulas di dalam mobil Reynand. Mungkin, Clarissa merasa lelah dengan semuanya, jadi ia tertidur dalam perjalanan pulang.
Saat sampai di perkarangan rumah Clarissa, Reynand keluar dan menggendong gadis itu masuk ke dalam rumahnya dengan hati hati karna takut gadis itu terbangun.
Di dalam rumah Clarissa sangat sepi, mungkin Bik Inah sedang memasak di dapur.
Reynand berjalan menuju kamar gadis itu, dan menidurkannya di kasur miliknya. Setelah selesai menidurkan Clarissa, ia duduk di tepi kasur sembari mengamati wajah Clarissa yang tertidur pulas.
'lagi lagi, gue gaada saat lo kaya gini' batinnya.
Drrrrttt
Drrrrttt
Reynand membuka ponselnya dan melihat siapa yang menelepon dirinya, dan ternyata itu adalah Mamanya. Ia melirik Clarissa dan mengelus kepala gadis itu, kemudian bangkit dan berjalan keluar dari kamar Clarissa.
Saat dirinya tengah menuruni tangga, suara Bik Inah mengalihkan pandangannya.
"Emmmm, dasar bucin" goda Bik Inah.
Reynand tersenyum tipis. "Bik, clarissa tidur di kamarnya. Dia abis nangis di sekolah kayanya"
"Bibik tolong gantiin baju seragamnya ya, aku mau pulang dulu, mama nelfon soalnya"
"Non clarissa kenapa den?" Tanya Bik Inah hawatir.
"Aku gatau pasti, tapi kayanya dia nangis karna kangen sama papahnya" alibinya.
Bik Inah mengangguk, dan Reynand lantas pamit pulang saat Mamanya kembali menelepon dirinya.
Reynand pulang ke rumahnya, ternyata, di sana ada sebuah mobil mewah yang terparkir di perkarangannya. Mungkin sedang ada tamu yang mengunjungi rumahnya sekarang.
Reynand berjalan untuk masuk kedalam rumah, dan saat ia melewati ruang tamu, banyak sekali orang yang sedang tertawa di sana.
"Abang" panggil Haura saat melihat Reynand yang baru masuk.
"Sini, ada om bambang nih"
Dengan terpaksa, Reynand menghampiri mereka dan menyalami tangan Om Bambang dan Istrinya. Mereka adalah tetangganya di bekasi.
"Hai ei" sapa seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya.
Reynand hanya tersenyum tipis dan mendudukan bokongnya di samping Haura.
"Makin besar, reynand makin tampan yaa" ujar istri Bambang.
Haura hanya terkekeh mendengar ucapan itu. Reina yang tengah memakan cemilannya di karpet, lantas mendongak ke arah mereka semua.
"Iya lah abang udah besar, sekarang abang udah berani nyosor nyosor anak orang loh" celetuknya.
Haura melotot dengan perkataan putri bungsunya itu, apa karna ia terlalu cerewet dan blak blakan, sehingga hal seperti itupun menurun pada putrinya.
"Husss, kamu ini yaa"
Semua orang terkekeh mendengar perkataan Reina, dan Reynand hanya mendelik pada adiknya.
"Ei udah punya pacar?" Tanya Jasmin.
"Udah" balas Reina.
Reynand bangkit dari duduknya karna tidak ingin berada di sini. Ia malas mendengar semua hal yang akan di bongkar oleh adiknya itu.
"Maa abang ke atas dulu" pamitnya.
***
Clarissa sudah bangun dari tidurnya satu jam yang lalu, dan kini, dirinya tengah duduk di balkon kamarnya.
Gadis itu duduk dengan menatap bulan yang bulat sempurna di sana. Seketika, gadis itu kembali meneteskan air matanya.
"Apa semua ini adalah salah aku?" gumamnya.
Seseorang masuk ke dalam kamar Clarissa, ia berjalan untuk menemui gadis yang tengah duduk di luar sana.
"Udah bangun, hmm?"
Suara Reynand mengejutkan dirinya, Clarissa menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya dan mencoba untuk tersenyum pada lelaki itu.
Reynand menarik lembut gadis itu untuk berdiri, dan kembali membawanya ke dalam pelukannya.
Reynand mengelus sayang kepala gadis itu.
"Saa, maaf gue selalu nggak ada saat lo lagi terpuruk"
"Maafin gue"
Clarissa kembali menangis di dalam pelukan Reynand, dan Reynand bisa merasakan pundak gadis itu yang sedikit bergetar.
Reynand mengulurkan pelukannya dan mengusap air mata yang keluar dari mata gadis itu.
Dengan senyum yang tidak terlihat, Reynand menangkup kedua pipi gadis itu. "Jangan nangis lagi oke?"
Clarissa mengangguk.
"Sa, gue suka sama lo"
Clarissa sedikit membulatkan matanya terkejut, mengapa lelaki di hadapannya ini selalu membuat dirinya merasa tidak karuan?
"Gue pengen ngakhirin ini semua sa"
"Gue pengen jadi pacar sungguhan lo. Gue gamau liat lo terus kaya gini"
Clarissa meneguk ludahnya kasar, matanya terus berkedip kedip untuk membuktikan jika ini semua bukan mimpi.
Reynand tersenyum saat melihat gadis itu berkedip kedip. Ia lantas mengecup cepat kedua mata Clarissa, dan Reynand bisa melihat Clarissa yang tengah menahan senyumnya.
"Lo mau jadi pacar gue?" Tanya Reynand dengan suara yang sangat lembut sehingga membuat Clarissa sedikit melemas.
Clarissa terdiam sembari mencerna ucapan Reynand barusan, dan matanya berlarian kesana kemari untuk menghindari tatapan serius dari lelaki itu.
"Kalo lo diem, berati iya. Kalo lo nolak berati iya"
Clarissa semakin di buat gugup, ia menggigit bibir bawahnya. Dan hal itu tak luput dari penglihatan Reynand.
Plis, bibir pink itu sangat menggodanya lagi sekarang.
"Saa" panggilnya dengan tatapan yang masih setia pada bibir mungil itu.
Arrgghhh Reynand sangat tidak bisa menahan imannya sekarang!
Dalam hitungan detik, ia meraup bibir mungil itu dengan rakus sekarang. dan Clarissa? Jangan tanya gadis itu bagaimana. Walaupun Clarissa sedikit terkejut, namun gadis itu pun ikut menikmatinya.
Untuk Reynand, malam ini Clarissa terlihat sangat cantik di bawah sinar bulan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarissa's World
Подростковая литератураClarissa's World versi terbaru. [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *** Clarissa Aquella, sebelum kejadian di malam itu, ia masih menjadi seorang gadis yang sederhana. Ia tinggal bersama Ayahnya yang memiliki toko sembako kecil, dan Abangnya yang berumur...