CHAPTER 08

5.7K 260 5
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun👋

«HAPPY READING»

🦩🦩🦩

Pagi ini, Clarissa bangun lebih awal karna dirinya akan pergi untuk joging. Kata Bik Inah, dulu Clarissa selalu pergi untuk Olahraga. Dan sekarang ia merasa sedikit tertarik dengan hal itu.

Clarissa sudah mengitari kompleknya, dan kini dirinya tengah berjalan untuk pulang. Ia sudah tidak sanggup berlari karna matahari sudah sedikit terik dan membuatnya mengeluarkan keringat banyak.

Saat hendak membuka gerbang rumahnya, ada seorang kurir paket yang menghampirinya.

"Kak. Mau tanya, kalo rumah Disy dimana ya?" Tanya kurir itu.

"Emmm, kurang tau mas"

"PAKKK!!!" Seru seorang gadis di sebrangnya.

"PAKET AKU YAAA?"

Kurir itu berjalan menghampirinya. "Disy?"

"I-- ck! Bukan disy pak!! Desy. Itu baca yang bener" ujarnya geram.

"Ohhh iya desy, maaf salah dek hehe"

"Ck dasar bapak inii"

Kurir itu pergi saat gadis kecil itu sudah menerimanya, dan Clarissa menghampiri gadis kecil itu.

"Hai" sapanya.

"Hai jugaa"

"Kamu baru pindah kesini yaa?" Tanya Clarissa sembari mengedarkan pandangannya untuk melihat rumah itu.

"Iyaa kak. Aku baru pindah kemarin"

Clarissa mengangguk dan tersenyum pada gadis itu.

"Nama kaka siapa?"

"Nama aku Clarissa" ujarnya sembari mengulurkan tangan.

Gadis itu tersenyum dan menerima uluran tangan Clarissa. "Reina"

"Kamu kelas berapa?"

"E-mmm" gadis itu mengetuk dagunya menggunakan telunjuk.

"Aku belum sekolah"

Clarissa terkejut saat mendengar jawaban gadis itu, apa katanya? Ia belum sekolah? Tetapi tingkah dan gaya bicaranya seperti sudah besar.

"Aku tau aku kaya orang dewasa" ujar gadis itu sembari mendelik.

Lagi lagi Clarissa dibuat takjub. Reina bisa mengetahui isi pikirannya sekarang.

"Ayok masuk kak! Nanti aku kenalin sama mama dan papa reina"

Clarissa mengangguk dan mengikuti langkah gadis kecil itu.

"Reina, dari mana saja ka-. Hei, gadis cantik, siapa ini na?" Tanya Haura saat putrinya membawa seorang gadis remaja masuk kedalam rumahnya.

"Ini kak risa, kak kenalin ini mama aku"

"Tante" Clarissa tersenyum manis pada Haura.

"Hai. Ayo masuk masuk. Aduh maaf yaa rumah tante berantakan, soalnya masih beres beres inii" ujarnya.

"Iyaa, gapapa kok tan"

"Tante ke belakang dulu yaa, lagi beresin dapur. Kamu duduk aja di sofa"

Clarissa mengangguk dan menghampiri Reina yang sudah duduk di karpet bulu.

Seorang lelaki jangkung baru saja turun dari tangga untuk menemui Mamanya ke dapur dan menanyakan sesuatu padanya.

"Ma, paket aku udah sampai?"

"IWWHHHH, INI APAAAA" Pekik Reina saat membuka isi paket itu.

Dan ternyata, isi paket itu adalah celana dalam pria. Reynand melotot saat adiknya mengangkat celana dalam itu dari kardusnya.

"Lo!" Reynand menarik celananya dan kembali memasukannya kedalam dus.

"HAHAHAHAHA. Ko abang beli daleman di online sih. Gimana kalo nggak muat?" ejek Reina.

"Lo" tunjuk Clarissa pada Reynand.

"Lo yang udah nolongin gue kemarin kan" lanjutnya.

"Gue ngga nolongin lo"

"Gue cuman ngebales orang yang udah nubruk lo dengan sengaja" ujarnya kemudian terduduk di sofa.

Reynand menekan tombol merah di remote untuk menyalakan tv.

"Iya sama aja lo-"

'berita hari ini. Telah di temukan jasad seorang wanita yang tewas mengenaskan di atas tumpukan jerami di sebuah gudang tua'

'di duga korban mengalami pelecehan seksual. Dan Jasadnya, kini sudah dibawa ke rumah sakit terdekat dan akan dilakukan outopsi'

'gudang tua yang jauh dari pemukiman membuat tim dari kepolisian mengalami sedikit kesulitan untuk mencari bukti dan saksi'

DEG.

NGIINGGG...

Tiba tiba terdengar suara melengking yang sangat keras di telinga Clarissa. Gadis itu menutup telinganya dan memejamkan matanya rapat rapat .

Bayangan lima pria yang sedang tertawa mengisi kekosongan pandangan Clarissa sekarang.

Tempat yang sangat gelap yang dipenuhi dengan suara gelak tawa kelima pria itu terus berputar di balik matanya yang tertutup.

Reynand yang melihat itupun lantas mematikan tv nya dan menghampiri Clarissa yang ketakutan.

"Heh! Lo kenapa"

"Kak risaaa" Reina menggoyangkan tubuh Clarissa hingga ia membuka matanya lebar.

Jantung Clarissa berdegup sangat kencang. Dan deru nafasnya sangat terasa di kulit tangan Reynand yang sedang memegangi lengannya.

"Kesurupan ya, lo?" Tanya Reynand.

"Ish abang!!!"

"G-gue takut. G-gue m-mau pulang" ucap Clarissa dengan nada yang bergetar hebat.

"Lo kenapa?"

"GUE MAU PULANG!" Bentaknya.

"Ya-yaudah gue anter"

Reynand jadi ngeri sendiri melihat gadis itu yang tiba tiba berlagak aneh dan membentaknya. Ada apa dengan gadis ini? Kesurupan jin tomang kah?

Reynand mengeluarkan motornya.

"Dimana rumah lo?" Tanya Reynand saat dirinya sudah menaiki motor.

Telunjuk Clarissa terangkat dan menunjuk pada sebuah rumah yang berdiri kokoh di sebrang rumah Reynand.

Babi.

Untuk apa ia menyalakan motornya jika rumah gadis itu berada di depannya?

"Terus kenapa lo minta anter ke gue"

Clarissa mengalihkan pandangannya pada Reynand dengat air mata yang sudah menggenang. "G-gue t-takut"

"Takut apaa?"

Air mata Clarissa jatuh dan membasahi pipinya. "Hiksss"

"Iya iya gue anter. Yaudah ayo"

Lengan Clarissa melilit di pinggang Reynand, dan wajahnya ia tenggelamkan di bawah lengan besar lelaki itu.

Reynand merasakan sesuatu yang berbeda saat gadis ini memeluk pinggangnya.

"Lo kaya anak ayam tau gak" ujar Reynand mengalihkan perasaannya.

Reynand benar benar mengantar Clarissa hingga depan pintu rumahnya. Ia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini. Ia terlihat seperti sangat ketakutan sekali saat dirinya menyalakan tv, atau mungkin karna berita yang ditayangkan tadi?

Bersambung...

Clarissa's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang