CHAPTER 24

3.3K 120 1
                                    

Inget, vote dulu sebelum baca.

«HAPPY READING»

🦩🦩🦩

Pagi ini Clarissa sudah kembali ke sekolahnya, kemarin ia izin tidak sekolah karna pusing akibat jatuh di tangga.

Tetapi itu hanyalah alibinya saja, yang sebenarnya adalah pergi untuk mengunjungi rumahnya yang dulu.

Gadis itu tengah berjalan di koridor sendirian, hari ini ia tidak pergi bersama Reynand karna lelaki itu mengalami diare akibat memakan bakso miliknya kemarin.

Clarissa tidak tahu jika Reynand tidak kuat memakan makanan yang pedas. Ia baru tadi pagi saat Haura memberitahunya.

Saat Clarissa sampai di dalam kelasnya, semua teman yang berada di kelasnya seketika menatap dirinya dengan tatapan yang tidak suka.

Semua orang menatap dirinya dari atas hingga ke bawah, terus saja seperti itu. Merasa ada yang aneh dengan dirinya, ia lantas meneliti pakaiannya sendiri.

'ada apa sama mereka' Clarissa mulai merasakan sesuatu yang tidak beres disini.

Salah satu teman Clarissa berjalan menghampirinya. Ia melipat kedua tangannya dan tersenyum sinis pada Clarissa.

"Lo clarissa?" Tanya Anggun dengan nada meremehkan.

Clarissa tidak mengerti dengan pertanyaan yang Anggun lontarkan.

"M-maksud kamu?"

Anggun mendelik pada gadis itu.

Ponsel yang berada di saku rok Clarissa berdering, ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya.

Ternyata, Shiren yang menelepon dirinya.

Clarissa menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponselnya pada telinga.

"H-halo re-"

'Temuin gue di gudang belakang'

Clarissa tertegun saat mendengar suara Shiren yang terdengar sangat dingin. Ada apa dengan mereka hari ini?

"I-iya"

Shiren lantas mematikan sambungan teleponnya, kemudian Clarissa pergi keluar kelasnya untuk menuju gudang yang terletak di belakang sekolah.

Saat dalam perjalanan, semua murid menatapnya dengan tatapan yang tidak suka. Apa dirinya melakukan kesalahan pada mereka semua? Tetapi Clarissa merasa tidak melakukan apapun pada mereka.

Langkahnya terhenti saat sampai di depan sebuah pintu gudang, tempat ini sangat sepi. Tidak ada satupun siswa yang melewati tempat ini, lalu untuk apa Shiren memanggilnya ke sini?

Clarissa mendorong pintu itu kemudian masuk kedalamnya, pandangannya meneliti pada seisi gudang yang tidak ada cahaya sedikitpun.

Clarissa melangkahkan kakinya untuk lebih masuk ke dalam.

"Rennn" panggilnya.

"Kamu dimana"

Suara miliknya menggema di ruangan ini.

Brakk...

Pintu gudang sengaja di tutup dari luar sana oleh seseorang, Clarissa yang mendengar itu lantas kembali berlari ke arah pintu yang di tutup.

Tok.. tok.. tok..

"SIAPAPUN DI LUARR, TOLONG BUKA PINTUNYAAA" Teriak Clarissa di dalam sana.

"Clarissa" panggil Shiren.

Clarissa kembali membalikan badannya dan mencoba untuk menetralkan matanya di dalam gudang yang gelap ini.

Ia berjalan sembari meraba ke arah depan.

"Ren, itu kamu?" Tanyanya.

"Kamu dimana, aku gabisa liat kamu. Disini gelap"

"Gue disini"

Suara Shiren muncul di sampingnya sekarang. Clarissa beralih ke samping dan berhasil memegang lengan sahabatnya.

"Ren, ada yang ngunci kita di sini"

"Gue ga peduli!" balas Shiren dengan suara yang sudah sedikit bergetar.

"Kamu kenapa?" Tanya Clarissa saat merasa ada yang berbeda dengan sahabatnya.

"Clarissa trauma sama gelap" kini, suara Shiren benar benar sudah terdengar sangat serak seperti tengah menahan tangisnya.

"M-maksud kamu?" Tanya Clarissa tidak mengerti.

"CLARISA YANG GUE KENAL TRAUMA SAMA GELAP!!"

"DAN LO? LO SAMA SEKALI NGGAK TAKUT SAMA GELAP?!"

Clarissa terdiam, air matanya berhasil lolos dari pelupuk matanya sekarang.

Shiren memegang kedua pundak Clarissa dengan erat.

"Gue tanya sekali lagi, lo engga takut sama gelap?"

Dengan sekuat tenaga, Clarissa mencoba untuk menenangkan Shiren yang tengah marah padanya.

"Ren aku nggak ngerti apa maksud kamu"

"LO NGGAK NGERTI KARNA LO BUKAN CLARISSA SESUNGGUHNYA!!"

Deg.

"LO ORANG LAIN! LO BUKAN SAHABAT GUE!!" Shiren mendorong bahu Clarissa dengan sangat kuat hingga gadis itu tersungkur ke belakang.

Shiren akan kembali menarik kerah baju Clarissa, namun pintu gudang terbuka lebar dan menampakan Natali yang berlari ke arah mereka.

Natali menarik Shiren untuk menjauh dari Clarissa. "Ren udah!"

"DIA BUKAN SAHABAT KITA LI, DIA JELMAAN CLARISSA!"

Shiren sangat marah dengan air mata yang terus turun, ia menatap sahabatnya dengan tatapan jiji. Begitu pun dengan Natali, Gadis itu tidak tau harus berbuat apa.

"Lii, aku bisa jelasin semuanya"

Saat Clarissa mencoba untuk berdiri, Shiren kembali mendorongnya dan Clarissa kembali tersungkur ke lantai.

Natali pergi membawa Shiren keluar dari gudang itu. Dan Clarissa bisa melihat tatapan kecewa di mata Natali yang hanya menatapnya sekilas.

Clarissa menangis sejadi jadinya di dalam gudang, ia mencoba untuk bangkit dari sana dan pergi menuju toilet.

Clarissa berjalan dengan tertatih karna kakinya sedikit sakit. Di sepanjang koridor, sudah tidak ada siswa yang berkeliaran karna jam pelajaran sudah di mulai.

Dan Clarissa bisa berjalan dengan tenang untuk menuju toilet yang tidak jauh dari gudang itu.

Bersambung.

Clarissa's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang