14. Pulang

12 2 0
                                    

Muka Lonvi seketika panik. Dan beberapa detik kemudian, dia tersenyum miring.

Alletta kemudian menghempaskan tangan Lonvi dengan kasar.

"Wah, saudara nya datang nih. Ngapain lo? Mau jadi pahlawan? Cih, lo ga bakal mampu ngelawan gue" ucap Lonvi dengan sombong.

"Lon, mending kita pergi deh. Soalnya dia itu bukan orang yang sembarangan, percaya sama gue. Mending kita pergi aja, yok" bisik Thea dengan nada panik.

Mendengar itu, Lonvi bukannya takut malah tertawa keras layaknya orang kerasukan.

"Lo takut sama dia? Hah? Ahaha, dia itu ga ada apa-apa nya dibanding gue." ucap Lonvi.

Alletta masih diam. Dia mencoba menatap Allexa untuk meredakan emosinya sejenak.
Sedangkan Allexa? Rasanya gadis itu ingin menjambak dan mencakar wajah menor Lonvi.

"Iya, gue tau dia orang kaya. Tapi, meskipun dia orang kaya, emang dia punya orang tua?" ledek Lonvi.

Bughh

Tapi kali ini, Alletta yang tidak bisa menahan emosinya. Gadis itu memukul wajah Lonvi dengan sangat kuat hingga pipi gadis itu memar. Alletta sudah teramat kesal. Dan kekesalannya itu terlampiaskan dengan memukul Lonvi.

Dari arah pintu kantin, Alan dan teman-temannya datang. Mereka melihat siswa-siswi yang sedang mengerumuni satu meja. Alan kaget melihat Alletta yang memukul Lonvi.
Dia segera menghampiri Alletta.

Alletta menatap Lonvi dengan tatapan mengintimidasi dan menusuk.

"Al"

"Diem, lo ga ada hak buat ikut campur" tukas Alletta membuat Alan terdiam.

Thea dan Enjel yang sudah takut memilih untuk mundur. Mereka tidak ingin ikut terkena kemarahan Alletta.

"Udah bosen hidup lo?" tanya Alletta dingin dan kembali mendekat ke arah Lonvi.

Melihat tatapan Alletta, membuat Lonvi takut. Apalagi rasa nyeri di pipinya membuat ia ingin menangis.

"Lo pasti tau dia siapa meskipun gue ga perlu ngasih tau." ucap Alletta dengan menunjuk Allexa.

"Kalau didiemin jangan ngelunjak. Selama ini gue masih sabar ngelihat tingkah murahan lo itu.
Allexa masih baru disini. Dan lo? Udah berani ganggu dia depan mata gue? Punya nyawa berapa lo?" ucap Alletta.

"Jangan sampai gue bertindak lebih ke lo. Lo belum kenal siapa gue yang sebenarnya. Jadi, jaga tingkah lo, bitch" ucap Alletta kemudian menarik tangan Allexa dan meninggalkan tempat itu.

Alan terdiam di sana. Ia menjadi tidak nyaman untuk mengajak Alletta berbicara. Terlihat dari netra gadis itu, bahwa Alletta sedang marah.

Alletta berjalan bersama Allexa menuju Rooftop. Sesampainya di Rooftop, Alletta mengambil sebatang rokok kemudian membakar dan menghisap nya.

Allexa terbelalak melihat itu.

"S-sky?"

"Hm" dehem Alletta dan mengembuskan asap rokok itu.

Alletta melirik ke arah Allexa.

"Awas keluar tuh mata"

"L-lo?"

"Kenapa?" tanya Alletta menaikkan satu alisnya.

Allexa kemudian menggeleng pelan dan kembali menatap ke depan.

"Sky" panggil Allexa dan dibahas deheman oleh Alletta.

Allexa menjadi gugup. Ia takut setelah mengatakannya Alletta akan marah.

ALLETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang