28. Berkunjung ke Makam

3 0 0
                                    

Plakk!!

"ANJING!"

"Bangun"

"Ssh, apasih hah? lo hobi banget dah gangguin orang tidur"
ketus Marcel.

"Jadi ga? Kalau engga gue pulang" ucap Alletta yang sudah rapi dengan outfit kesukaannya, serba hitam!

"Ha?"

Alletta geram melihat Marcel. Gadis itu hanya diam tidak menjawab.
Tiba-tiba pintu terbuka, ternyata Fazio yang datang.

"Mau kemana? Udah mau main pergi aja" ucap Zio.

'Aish, sialan lo Marcel' umpat Alletta dalam hati. Kalau saja tadi Marcel langsung cepat menuruti ucapannya, pasti mereka tidak akan bertemu dengan Fazio.

"ada urusan"

"Urusan apa? Baru aja pulih udah mau keluyuran aja."

"Dia punya tugas, Dad" jawab Marcel.

Fazio mendelik. Pria itu sudah paham apa arti dari kata 'tugas' tersebut. Pria itu diam sejenak, lalu menjawab
"Tidak diizinkan"

"DAD!" Alletta spontan memekik karna sudah kesal dengan Fazio.

"Kau baru saja pulih, Alletta! Kau seharusnya menjaga kesehatan mu, luka-luka mu saja belum mengering bagaimana kau ingin pergi dengan keadaan seperti ini? Ini juga terjadi karena kecerobohan mu" omel Fazio yang tidak habis pikir. Alletta selalu keras kepala tidak ingin mendengar omongannya.

"Aku bisa mengatasinya, tidak perlu mengkhawatirkan itu" ucap gadis itu.

Karena malas berdebat, akhirnya Fazio mengalah.
"Yasudah, terserah kau saja. Aku sudah lelah berdebat denganmu" ucap Fazio sambil memijit pangkal hidungnya.

Alletta tersenyum mengejek "Udah tau tapi diterusin"
ucap Alletta lalu keluar dari ruangan tersebut diikuti oleh Marcel dari belakang.

"Pergi dulu, Dad" pamit Marcel.

"Ya-Ya, pergi sana. berdebat dengan kalian membuatku pusing" gerutu Fazio.

------

"Veloce, Marcel!" sentak Alletta saat melihat Marcel yang sangat lamban berjalan.

"Sabar lah, lo pikir gue bisa ngimbangin kaki lo?" omel Marcel dan memasuki mobilnya diikuti oleh Alletta.

Mereka pun meninggalkan rumah sakit menuju Makam
untuk mengunjungi Tessa dan Ferdinand.

Singkat cerita, mereka sudah sampai di pemakaman sambil membawa 2 bunga.

Mereka berdua pun jongkok di samping makam Ferdinand.
Makam Ferdinand dan Tessa dibuat secara berdampingan, alasannya karena semasa hidupnya Ferdinand sempat menyukai  Tessa, adik dokter Andre.

Marcel melirik ke arah Alletta, tampak wajah gadis itu tidak menampilkan ekspresi apapun. seperti biasa dingin dan datar.
Mata tajam gadis itu menatap lurus ke arah 2 makam yang ada di depannya.

Tangannya terangkat untuk mengusap batu nisan Ferdinan.

"Karna udah lama ga kesini, Lo sampe samperin gue lewat mimpi ya, Fer?" lirih Alletta.

"Gue kangen, Fer. Kangen banget" Matanya sudah memerah.

Marcel pun hanya diam saja. Pria yang memakai kemeja hitam yang 2 kancing atasnya dibiarkan terbuka dan kacamata hitam yang bertengger manis di hidungnya itu menatap sendu ke arah kedua makam itu.

"Semuanya beda saat lo pergi, Fer. Banyak yang ga bisa terungkap dan selesai semenjak lo ga ada. Harapan gue, meskipun lo udah ga ada, lo bisa bantu gue dan Alletta buat nyelesain semua, meskipun hanya lewat dari mimpi" batin Marcel.

Mereka berdua pun beralih ke makam Tessa.
"Hai, Adik manis. Kita kangen nih. Kamu ga kangen sama kita? Udah 2 tahun kita ga sama-sama. Maaf ya, Kak Andre lagi ga bisa dateng ke sini. Sibuk soalnya" ucap Alletta dan terkekeh kecil.

"Emang bener ya, kalau jodoh itu ga kemana. Lo pergi Ferdinan malah nyusul" ucap Marcel.

PLAKK!

"Omongan filter dikit sial"

"Kan emang bener, cok? Salah?"

"Diem lo!"

Marcel pun hanya diam. Dia menatap ke arah depan. Dia membuka kacamata hitam nya kala melihat ada seseorang yang menurutnya tidak asing lagi.

"Kaya kenal, deh" gumam pria itu.

"Pulang" ajak Alletta dan ingin berdiri.

"Bentar, Sky. Lo.liat deh" unjuk Marcel ke arah depan dan dituruti oleh gadis itu.

"Alan?" gumam gadis itu.

"Dia ngapain kesini?" tanya Alletta.

"Mungkin ada kerabatnya disini"

"Lo lupa ini makam apa?" Alletta mendelik.

"Oh iya. Gue kira ini TPU"

"Stress"

Alan pun semakin mendekat.

"Alletta, Kak Marcel?"

"Lo ngapain disini?" tanya Alletta.

Alis Alan berkerut, tandanya ia bingung.
"Emang salah? Gue hanya mau berkunjung ke makam adik gue" jelas Alan.

"Hah? A-adik?" tanya Marcel yang dijawab Alan dengan deheman.

"Lo tau kan, ini makam apa?"

"Iya, gue tau. Gue ga salah tempat. Pemakaman khusus kan?"

"Emang adik lo siapa? Yang mana?" tanya Alletta penasaran.

"Tuh, yang dibelakang lo. Tessa"

"HAH?!" pekik mereka berdua membuat Alan terlonjak.

"Iya, adek gue Tessa. Tessa Alvonso" jawab Alan membuat mereka semakin terkejut.





next?

ALLETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang