18. Selesai?

8 2 0
                                    

Alletta berdiri sambil merenung di balkon kamarnya. Ia menyesap sekali lagi.
Gadis itu berdecak kesal karena bingung apa yang terjadi padanya.

"Ah, Sial. Gue kenapa sih?"

Ponsel Alletta berdering dan tertera nama Alan disana. Alletta membiarkan nya.
Rasanya malas untuk ribut lagi.

Ponsel itu terus berdering sampai membuat Alletta kesal bukan main.
Gadis itu menolaknya dan membuka room chattnya. Disana sudah ada spam chatt dari Alan.

Alan

Al
Hey!
Gue mau ngomong.
Ayo angkat teleponnya!

Panggilan tak terjawab

Panggilan tak terjawab

Panggilan tak terjawab

Panggilan tak terjawab

Panggilan tak terjawab

lo tlpn skli lg gue blok!

Ck
Jangan dong
Gue mau ngomong

tudepo.

Ngomong nya lewat telpon.
Yakali ngomong lewat chatt.

udh gw blg.
skli lg lo tlpn gw blok!

Al..

Panggilan tak terjawab

Anda memblokir kontak ini. Ketuk untuk membuka blokir.

Ponselnya berdering lagi. Ternyata Galen yang meneleponnya. Awalnya Alletta bingung. Ada perlu apa pria itu sampai menelepon dirinya? Akhirnya gadis itu menerima panggilan tersebut dan menempelkan ponselnya di telinganya.

"Halo? Al? Lo dimana?" Itu bukan suara Galen, melainkan suara Zidan.

"Rumah, kenapa?"

"Al, tolongin. Galen dipukulin Alan nih. Gatau kenapa. Lo ada masalah sama Alan? Tolonglah, diselesaikan dengan baik-baik. Galen jadi sasaran soalnya." jelas Zidan.

Alletta awalnya bingung. Kenapa Galen yang menjadi pelampiasan Alan? Apa mungkin karena foto itu?

Alletta langsung memutuskan panggilan tersebut dan beralih ke room chattnya dengan Alan. Ia membuka blokiran dulu lalu menelepon pria itu.

Dua kali Alletta menelepon Alan tetapi tidak dijawab pria itu. Panggilan ketiga pun akhirnya tersambung.

"Apa! Ngapain nelpon?! Masih penting?!" sentak Alan.

Alletta mengerutkan keningnya tidak suka.
"Lo kenapa?" tanya Alletta dingin.

"Peduli apa Lo?!"

"Gue bukannya peduli. Gue cuman nanya."

Alan terdiam. "Al-"

"Dengerin gue dulu. Kenapa masalah ini sampai ke orang lain? Bahkan Galen yang jadi korbannya." ucap Alletta.

"Itu bukan urusan Lo! Jadi gausah ikut campur!"

Alletta terkekeh pelan, tetapi terdengar asing ditelinga Alan.

"Oke, fine. Tapi setelah ini. Akhirnya gue paham, Lo mukulin Galen karna foto tadi kan?" tanya Alletta tepat sasaran membuat Alan diam.

Terdengar Alletta berdecih.
"Seandainya Galen ga ngasih tau, mungkin gue juga ga bakalan tau"

"Iya, gue tau. Gue juga paham. Kita emang ga bisa ikut campur urusan satu sama lain. Karna kita ini bukan siapa-siapa. Right?"
ucap Alletta membuat Alan tidak suka saat gadis itu mengatakan bukan siapa-siapa.

"Sebenarnya gue nolak ngomong sama Lo, karna gue gamau ribut lagi." lanjut gadis itu.

"Lo mau deket sama siapapun, itu terserah Lo. Gue ga ada hak ngelarang untuk itu."

"Sekarang sesuai ucapan Lo. Mau Lo ini kan? Kita selesai" tukas Alletta dan memutuskan panggilan.

"Al?Alletta?! Ahk, Anjing! Kenapa jadi gini sih?" teriak Alan frustasi.

-----

Sedangkan Alletta, gadis itu masih melamun dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Dia mengatakan itu supaya Alan bisa bebas.
Lamunannya buyar kala mendengar suara ribut dibawah.

Gadis itu segera keluar, dan ia berhenti di tangga dan melihat Joe dengan seorang wanita yang tidak dikenalnya. Disana juga ada Karina yang sudah menangis dan Allexa yang hanya diam saja. Alletta menatap lama Wanita itu. Wajahnya seperti mirip dengan seseorang, tetapi siapa?

"Wahh, baru dateng udah bikin keributan yang ga berfaedah ya" ucap Alletta dari atas membuat mereka mendongak.

"Bisa diem ga? Gue terganggu soalnya" Alletta sengaja mengatakan itu karena ingin melihat reaksi Joe.

"Eh, kamu siapa? Gausah ikut campur ya!"

"Gausah nyahut, bitch. Lo cuman sampah disini"

"Sky!"

"Wah, Lo berani nyebut nama gue ternyata. Kenapa? Gasuka karna gue panggil dia jalang? Emang bener kok"

"Kamu-"

"Diam disana atau gue tendang keluar. Jangan sampai kesabaran gue habis karna tingkah lo" ancam Alletta bukan main-main ke wanita itu.

"Ada apa tuan Jo? Anda baru saja pulang dan sudah membuat keributan. Apakah Anda tidak malu?"

"Sky, begini. Daddy akan bercerai dengan Mommy kamu dan akan menikah dengan calon istri baru Daddy." jelas Joe membuat Alletta tertawa.

"Lo punya malu ga sih? Dengan bangganya Lo bilang itu ke gue? Lagian apa yang Lo lihat dari pelacur itu?"

"Sky! Dia calon Ibu mu!" bentak Joe membuat Alletta kembali tertawa.

"Apa? Calon Ibu? Lo ngomongin tentang Ibu ke gue? Gue dari kecil udah terbiasa ga punya Ibu." ucap Alletta.

"Sekarang gue tanya, apa alasan Lo buat nikahin dia" tanya Alletta sambil menunjuk wanita itu.

"Dia hamil anak Daddy" ucap Joe cepat membuat Alletta terkekeh jijik.

"Udah pasti? Lo ga salah kan? Alright. Itu terserah Lo. Dan jangan sampai Lo nyesel setelah ini. Mom, masih mau pertahanin?" ucap Alletta membuat Karina menggeleng.

"Okey. Trus apa? Datang kesini hanya mau bilang itu doang?"

"Dad-"

"Gue gapunya Daddy" ucap Alletta membuat Joe diam.

"Setelah ini, Karina harus meninggalkan rumah ini. Karena rumah ini akan menjadi hak milik calon istri saya!" ucap Joe.

"Ck, gausah Karina doang! Bilang aja mau ngusir kita kan? Itu aja sulit"

"Oke, kami bakalan pergi."

"Heh, mau pergi kemana kalian setelah ini? Mau jadi gembel? Bagus deh. Biar kalian ga nyusahin calon suami saya mulu"

"Jaga mulut Lo jangan sampai gue robek!" tekan Alletta.

"Sedari tadi gue udah ingetin. Iya, Gue miskin. Saking Miskinnya bisa beli harga diri Lo yang terbilang murah." ucap Alletta diakhiri kekehan.

"Sayang" adu wanita itu kepada Jo tetapi pria itu hanya diam.

Alletta terkekeh sinis, "Menjijikkan"

"Fine! Kita pergi. Dan hubungan selesai disini tuan Joe. Dan gue bakalan buktiin, kalau wanita yang disamping Lo itu pelacur! Tunggu aja!" ucap Alletta.



aku kehabisan kata-kata 🥲
tetap mencari ide walaupun ngantuk.

Vomentnyaaa janlup Yee..

ALLETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang