7. Bella

593 77 13
                                    

⭐️ Jangan lupa Vote & Komennya kakak 💬
♡♡♡
♡♡

.
.
.


Setelah puas berbelanja dan mengantarkan Naomi pulang ke rumahnya, aku memutuskan untuk pergi ke kantor Ayahku. Awalnya aku berniat hanya ingin menelponnya, namun setelah ku fikir lagi, hal seperti ini tidak cukup jika hanya dibicarakan melalui telpon. Lagipula aku sudah lama tidak mengunjunginya, aku merindukannya.

Jam masih menunjukkan pukul 4 sore. Aku memasuki gedung kantor dan berbicara pada resepsionist untuk menjadwalkanku bertemu dengan Ayah. Tidak butuh waktu lama, Ayah segera menyuruh resepsionist itu mempersilahkanku langsung naik ke ruangannya.

Beberapa karyawan Ayah yang membungkukkan badan sambil menyatukan kedua telapak tangan saat berpapasan denganku, akupun melakukan hal yang sama untuk membalasnya. Sebagian besar dari mereka tau bahwa aku adalah putri dari pemilik perusahaan dimana mereka bekerja, karena Ayah pernah mengumumkannya.

Setelah sampai di depan ruangan, aku mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam. Ayah yang tengah duduk di kursi besarnya langsung bangkit sambil tersenyum saat melihatku.
.

"Akhirnyaa putri ayah datang juga mengunjungi ayah, kemarilah sayang"

Kami berdua saling berpelukan erat untuk melepas rindu. Hampir 3 bulan lamanya kami belum bertemu karena Ayah juga sibuk dengan beberapa urusan bisnisnya di luar Negeri. Tapi saat Ayah di Thailand, terkadang aku yang tidak memiliki waktu luang. Agak sulit bagi kami untuk bertemu, tapi diluar dari itu kami masih saling berkomunikasi dengan baik.

"Ada apa putri Ayah tiba-tiba datang? Biasanya kau tidak mau mengunjungi Ayah di kantor"

"Iya Yah, aku hanya tidak ingin mengganggu pekerjaan Ayah. Tapi kali ini, ada hal mendesak yang juga ingin kusampaikan pada Ayah. Aku ingin minta bantuan Ayah"

"Hm? Apa itu, Sayang?"

"Ayah tau kasus pembunuhan berantai yang menghebohkan Bangkok belakangan ini?"

"Ya, Ayah sempat melihat beritanya beberapa kali tapi Ayah tidak mengikuti perkembangannya. Ada apa, Sayang? Kenapa tiba-tiba kau membicarakannya?"

"Kebetulan Naomi juga ditugaskan dalam penyelidikan kasus ini. Dia memberitahuku bahwa kepolisian Thailand telah mengerahkan banyak anggota untuk melakukan pencarian terhadap pelaku. Semua area akan disisir rata, terutama Bangkok. Karena tiga dari empat korban berasal dari Bangkok"

"Aha, lalu?"

"Oleh sebab itu, Naomi memperingatkanku untuk berhati-hati dengan markas. Karena kemungkinan besar kepolisian pasti akan menyusuri tempat itu juga. Aku khawatir, gelanggangku akan terkena imbasnya"

"Hmm begitu. Ada berapa orang yang berjaga disana?"

"5 orang menetap, Yah. Namun jika yang lain sedang berkumpul, disana ada 20 orang"

"Apa yang mereka lakukan?"

"Merakit mobil dan berlatih beladiri"

"Apa kondisi disana sama dengan yang Ayah lihat terakhir kali, setahun yg lalu?"

"Ada beberapa perubahan, Yah. Tapi hanya dekorasi dan beberapa peralatan tambahan. Juga ada sebuah ruangan bunker yang dibangun disana"

"Ruang bunker?"

"Iya. Ada seorang gadis yang memenangkan pertandingan dan meminta sebuah ruangan sebagai imbalannya"

"Gadis? Wow, siapa yang dia lawan?"

"Banyak, bahkan Billy pun dikalahkan"

"Hahaha Sayang, apa kau sedang bercanda"

"Aku tidak bercanda, Ayah. Aku mengatakan yang sebenarnya"

VODKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang