⭐️ Jangan lupa Vote & Komennya kakak 💬
♡♡♡
♡♡
♡
.
.
.Sudah 3 hari aku di rawat di rumah sakit dan hari ini adalah jadwal untuk melakukan operasi kepala. Menurut hasil CT Scan, diketahui bahwa tulang tengkorakku mengalami fraktur dasar / basis cranii (keretakan di dasar tulang tengkorak di sekitar mata, telinga, hidung atau bagian belakang tengkorak yang dekat dengan tulang belakang. Pada kasus ini, yang kualami terjadi di bagian belakang tengkorak).
Sejak di rumah sakit, aku tidak bisa menelan apapun untuk dimakan. Perutku terus merasa mual, mata serta hidungku juga selalu berair. Polisi Fahsai selalu mendampingiku, dia merawat juga menjagaku dengan baik meskipun aku tidak begitu menyukainya.
Dia tipe orang yang sangat sulit dikorek, aku sering bertanya tentang perkembangan proses evakuasi mobil Van itu tetapi dia selalu menolak untuk mengatakannya dengan alasan bahwa dia juga tidak mengetahui apapun.
Aku yakin dia berbohong dan sengaja menyembunyikannya dariku. Bahkan dia juga tidak membiarkanku menonton berita di televisi dan juga menyita ponselku, lagi-lagi dengan alasan yang tidak masuk akal, yaitu untuk kesehatanku.
Dokter memasuki ruangan untuk memeriksa keadaanku, lalu membawaku ke ruangan operasi. Mereka menyuntikkan cairan anestesi yang membuatku tidak sadarkan diri selama proses operasi berlangsung.
.Setelah sekian lama tertidur, aku terbangun di ruangan berbeda dengan perban melilit kepalaku. Posisiku saat ini berbaring diatas sebuah bantalan busa yang menyangga bagian belakang kepala.
Dokter memberitahuku bahwa semua operasinya berjalan lancar, efek anestesiku sudah mulai hilang dan aku sudah dapat dipindahkan dari ruangan PACU (Post Anesthesia Care Unit) ke ruangan HCU (High Care Unit) sampai kondisiku benar-benar stabil.
Setelah dokter pergi, dua orang wanita berganti masuk ke ruanganku. Aku berniat untuk menggerakkan sedikit kepala namun dengan cepat salah satu dari mereka mencegahnya.
"Jangan banyak gerak dulu, Wen. Luka operasimu masih baru," kata sahabatku, Naomi, yang saat ini berdiri tepat di sebelahku.
"Bagaimana perasaanmu, Wen? Maaf karena aku baru sempat mengunjungiku," Naomi kembali berbicara sambil menggenggam telapak tanganku.
"Aku tidak merasakan sakit pada tubuhku, hanya saja saat ini ada yang lebih ku khawatirkan," jawabku yang seketika itu juga langsung meneteskan air mata saat kembali teringat pada Vodka.
"Aku mengerti, Fahsai telah menceritakan semuanya padaku. Tapi kuharap kau jangan berpikir terlalu keras saat ini, fokuslah pada kesembuhanmu dulu."
"Naomi, tolong katakan padaku apa yang sudah terjadi? Aku mohon, aku sangat ingin tahu apa yang telah kulewatkan. Kau bisa membantuku kan?"
Aku menatap Naomi dengan penuh harap, namun dia malah menoleh ke arah Fahsai. Mereka berpandangan beberapa saat sampai akhirnya Naomi kembali menatapku sambil menggelengkan kepala.
"Aku akan menceritakan padamu nanti, Wen. Semuanya juga masih belum selesai, masih ada beberapa hal yang menggantung. Aku berjanji saat semuanya sudah jelas dan kau juga telah sembuh, aku pasti akan menceritakan semuanya padamu."
"Naomi kenapa? Kenapa harus menunggu sampai aku pulih? Aku sudah baik-baik saja sekarang, kau lihat? Aku baik-baik saja."
Kulihat air matanya mulai mengalir, Naomi mengusap kepalaku yang terbalut perban dan menunduk untuk mencium keningku. Dia bertahan dalam posisi itu beberapa saat sampai aku merasa air matanya juga telah menetes di dahiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
VODKA (END)
FanfictionAre You ready to solve the riddles with Me? ⚠️ GxG Area ⚠️ ☆ 555 : 16-03-2023 👁 4K : 21-03-2023 🏅 61 #Thriller : 17-03-2023 Since 1st Day : 🥇 : #Thread 🥇 : #Dots 🥇 : #Riddles 🥇 : #RedThread Ketika si polos namun berbahaya 🍸 Bertemu dengan si...