2. Who is She?

1.2K 99 19
                                    

⭐️ Jangan lupa Vote & Komennya kakak 💬
♡♡♡
♡♡

.
.
.


Lalu, disinilah aku sekarang. Sudah tiga tahunan aku hidup sendiri, tinggal di sebuah unit apartemen, melanjutkan hobi melukisku dan bekerja di perusahaan swasta.

Aku tidak memberitahukan alamatku dan juga apa pekerjaanku pada Ibu. Sebagai gantinya, akulah yang akan sering mengunjunginya minimal 2 kali dalam sebulan serta ketika merayakan hari besar. Ibu tidak masalah dengan itu. Hanya saja Ibu Amanda masih sering menghubungiku dan memaksa untuk bertemu, tetapi aku tidak pernah menggubrisnya.

Toh dia bisa berbuat apa sekarang? Semua foto yang dia ambil saat aku sedang merokok waktu itu, telah berhasil ku hapus diam-diam. Saat itu seperti biasa dia akan memintaku untuk melayaninya, dan setelah kelelahan diapun tertidur pulas. Kebetulan sekali dia juga membawa ponselnya karena biasanya tidak pernah.

Aku mengambilnya dan berusaha menyabotasenya. Beruntung aku menguasai IT, jadi password semacam itu sangat mudah ku retas. Aku menghapus semua bukti yang dia gunakan untuk mengancamku, bahkan aku juga menemukan beberapa fotoku yang diambilnya diam-diam saat aku sedang berganti pakaian. Wanita itu benar-benar seorang penguntit.
.
.
.

*****

"Wen, apa akhir pekan ini kau ada acara?"

"Tidak ada. Kenapa?"

"Kalau begitu ayo kita pergi ke Khao San Road, ada kedai baru disana dan katanya menu yang disajikan sangat enak."

"Oke, nanti kita kesana."

"Yeay."

"Oh ya Naomi, apa ibuku masih sering menghubungimu?"

"Sudah tidak lagi. Kalaupun masih, aku pasti akan memberitahumu."

"Syukurlah kalau begitu."

"Kenapa kau sangat tertutup sekali pada ibumu? Apa kau takut jika Ibu tirimu kembali mengusikmu?"

"Bisa dibilang begitu, karena wanita itu masih terus berusaha mencari tahu keberadaanku bahkan melalui ibuku. Tapi disisi lain, aku juga tidak ingin ibu memarahiku karena apartemenku yang berantakan hahaha."

"Tsk kau ini. Ehh iya Wen, apa kau tidak ada fikiran untuk memiliki pacar? Kau sangat cantik, banyak yang berusaha mendekatimu tapi kau sangat cuek. Bisa dibilang aku merasa beruntung karena bisa sedekat ini denganmu."

"Aku tidak pernah memikirkannya karena aku sama sekali tidak butuh."

"Tapi maaf sebelumnya. Dulu kau sering melakukan seks dengan ibu tirimu, apakah gairah itu tidak pernah datang lagi saat kau lepas darinya? Maksudku, hal seperti itu biasanya kan membuat kecanduan."

"Tidak normal jika aku tidak merasakan keinginan untuk itu lagi. Terkadang disaat sendiri terutama pas malam hari, aku sering membayangkan sedang melakukan itu bersamanya. Jujur aku juga merindukan sentuhan-sentuhannya di tubuhku, tetapi rasa bersalahku pada ibu juga akan muncul di saat yang sama. Jadi aku memilih untuk mengalihkan pikiranku dan fokus pada hal lain."

"Hmm ... Aku bersyukur karena kau membuat pilihan yang tepat. Jika terus menerus disana, suatu saat ibumu pasti akan mengetahuinya. Dan sebenarnya cukup mengherankan, kalian benar-benar berhasil menyembunyikan hubungan gelap ini bertahun-tahun lamanya."

"Yeah begitulah. Di satu sisi, aku merasa sangat beruntung tetapi disisi lain aku juga merasa sangat buruk. Seandainya dulu aku tidak sebodoh itu untuk merokok di halaman belakang rumah, ini semua tidak akan menimpaku."

"Semuanya sudah takdir, Wen. Tapi tidak sepenuhnya buruk, karena sejak saat itu kecanduanmu terhadap rokok benar-benar sirna tak berbekas. Ditambah lagi, Ibu keduamu itu sangat cantik dan juga seksi hihihi."

VODKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang