17. DNA

500 78 26
                                    

⭐️ Jangan lupa Vote & Komennya kakak 💬
♡♡♡
♡♡

.
.
.

Pagi hari di kamar tidur Wendy
.
.
.

Babe kha … cepat bangun, aku sudah harus berangkat.”

“Eunghh … jam berapa sekarang, Teerak?”

“6:25, cepat! Aku membangunkanmu daritadi susah sekali, padahal kau yang semalam duluan tidur.”

Aku bangkit untuk duduk di kasur dan merenggangkan tubuhku sejenak, lalu memperhatikan kekasihku yang masih sibuk bercermin sambil merapihkan rambutnya.

“Kenapa hanya melihatku? Cepat basuh mukamu, nanti aku terlambat.”

“Engh … aku masih ngantuk, aku belum ada tenaga.”

“Oh astaga! Apa maumu? Cepatlah, sudah terlambat jika aku memesan taksi.”

“Kemarilah, beri aku vitamin pagi agar aku semangat.”

Aku merentangkan tanganku dan memajukan bibirku. Melihatku seperti ini membuat Vodka kesal, namun dia seperti tidak memiliki pilihan lain, yang akhirnya terpaksa menghampiriku dan mengecup bibirku sekilas.

Cupp

“Kenapa hanya kecupan?”

“Karena kau belum gosok gigi, jorok!”

“Hm? … hahh haahh.” Aku menghembuskan nafas dari mulut ke telapak tanganku lalu mengendusnya sendiri.

“Tapi bau mulutku enak.”

“Sekali kau bicara lagi namun belum juga beranjak ke kamar mandi, maka aku akan mencubitmu sampai kulitmu terlepas.”

“Baik!” Aku berkata sambil melompat, mencium pipinya sekilas lalu berlari ke kamar mandi.

“Jangan terlalu lama!”

Chì kha.”
.

Kurang lebih 5 menit, aku keluar dari kamar mandi dan langsung disambut uluran tangannya untuk menarikku turun.

“Sayang, aku hanya memakai piyama.”

“Kau hanya mengantarku sampai gerbang sekolah, tidak perlu masuk dan tidak perlu keluar dari mobil.”

“Setidaknya biarkan aku memakai celana dalam.”

“Tidak!”

Aku hanya pasrah ketika dia terus menarikku sambil setengah berlari. Kami langsung menaiki mobil yang sudah dipersiapkan oleh paman Toh. Aku memang memberikan satu kunci mobil cadangan kepada paman Toh untuk dia memarkirkan atau mengeluarkan mobil dari garasi, terutama setiap hari Vodka sekolah.

Aku mengemudikan mobilku lebih cepat dari biasanya yang memang sudah cepat. Namun di sepanjang perjalanan, aku tidak bisa duduk dengan tenang, aku terus gelisah karena merasa tidak nyaman.

“Ada apa?”

“Aku tidak terbiasa seperti ini, mengemudi dengan hanya memakai piyama rasanya tidak nyaman.”

“Ini hanya perjalanan ke sekolah, bukan ke luar kota.”
.

Aku hanya terdiam. Kami tiba di sekolah pukul 6:50, perjalanan yang ditempuh lebih cepat 5 menit dari biasanya. Kukecup bibir kekasihku sekilas dan mengelus rambutnya sebelum dia keluar dari mobil dan melambai ke arahku. Dia berbalik dan berlari memasuki gerbang sekolah setelah aku membalas lambaian tangannya.

VODKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang