13. Lovesick 🔞

1.8K 92 13
                                    

⭐️ Jangan lupa Vote & Komennya kakak 💬
♡♡♡
♡♡

.
.
.

Alert : Separuh chapter berisi adegan sensitif
.

Tokk tokk tokk

"Wen, ... bangun sayang, sudah siang"

Ketukan pintu dan suara panggilan Ibu menyadarkanku dari lelapku. Aku merenggangkan tubuh dan mengerjap beberapa saat untuk menormalkan pandanganku. Aku melihat sekeliling saat menyadari Vodka sudah tidak ada disisiku.

"Wen?"

"Ya bu."

Aku berjalan dengan malas untuk membuka pintu, ibuku sudah berdiri disana sambil tersenyum aneh melihatku.

"Kenapa Ibu tersenyum seperti itu?"

"Bagaimana tidurmu? Sepertinya kau sangat kelelahan."

"Hmm nyenyak. Kasurnya empuk dan nyaman juga."

"Dimana Bella?"

"Sepertinya dia sedang mandi, coba ku periksa sebentar."

"Ya sudah tidak apa-apa. Cepat mandi dan segera turun, kita pergi sarapan bersama"

"Iya bu"

Ibu berbalik dan kembali masuk ke kamarnya. Setelah menutup pintu, aku menghampir kamar mandi dan memanggil kekasihku.
.

"Sayang ... apa kau di dalam?"

"Ya."

"Masih lama?"

"Tunggu, sebentar lagi aku selesai."

"Mm baiklah."

Aku memilih untuk tetap berdiri di depan pintu sambil menendang-nendangkan kakiku pada keset kamar mandi. Tanpa aba-aba, tiba-tiba pintu terbuka yang membuatku refleks berbalik sehingga menabrak tubuh Vodka yang baru saja keluar. Dengan sigap aku menarik tangannya agar tidak terjatuh, namun ...

"Aaarrgghhh!!"

Tubuh Vodka memang selamat, namun tidak dengan handuk yang membalut tubuhnya. Aku cepat memalingkan wajah dan melepaskan peganganku pada tangannya, lalu menutup wajahku sendiri dengan telapak tanganku.

Bisa kurasakan gerakannya yang dengan cepat memungut handuk itu dan segera memakainya kembali. Pipiku terasa memanas, walau hanya sekilas namun itu sangat jelas. Tubuhnya yang berkulit putih, polos tanpa sehelai benangpun, masih terekam di otakku.

"A-aku permisi."

"K-kha."

Kami berdua sama-sama gugup. Aku berjalan ke sebelah kanan, Vodka juga ke kanan. Aku bergeser ke kiri, dia pun melakukan hal yang sama. Akhirnya aku memiringkan tubuhku dan membiarkan dia lewat, lalu dengan cepat aku masuk ke kamar mandi.

Setelah menutup pintu, aku langsung menyandarkan punggungku dibaliknya. Aku memegangi dadaku yang masih berdebar mengingat apa yang baru saja terjadi. Bagaimana kain tebal itu tiba-tiba terlepas dan jatuh ke lantai, dan bagaimana ekspresi wajah Vodka yang terkejut.

Aku menutup wajahku dan menggeleng beberapa kali untuk menepis semua bayangan itu. Dapat dipastikan bahwa saat ini wajahku tidak ada bedanya dengan tomat matang. Panasnya sendiri masih bisa ku rasakan.

'Sudah sudah'

Aku menepuk kedua pipiku sendiri dan mulai melepas piyama sebelum membasahi seluruh tubuhku dengan air yang mengalir dari shower. Aku mandi seperti biasa, namun saat mulai menyentuh beberapa bagian tubuhku, ingatan tentang tubuh Vodka kembali terlintas. Aku mempercepat proses mandiku dan segera mengeringkan tubuh dengan handuk, sebelum mengenakan piyama mandi.

VODKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang