02

780 84 10
                                    

" jadi benar kau ini murid baru? "

" aku tidak tahu kalau sekolah kita sudah jadi sekolah campuran "

" iya, aku juga tidak tahu kalau ada pengumuman seperti itu "

Yosune mengambil ponselnya dari tangan Kiyoshi. Gadis itu baru saja menunjukkan isi percakapannya dengan kepala sekolah.

Bukan hanya itu, Ia juga menunjukkan foto antara dirinya dan sang kepsek yang sedang berjabat tangan.

Dengan itu, para murid Oya kou yang tadi sudah menaruh curiga padanya pun merasa sedikit lega.

" memang tidak disiarkan besar besaran, mungkin belum. Entahlah, kepala sekolah bilang aku ini sebagai percontohan, mungkin tahun depan baru akan banyak anak gadis yang akan datang "

" percontohan? "

Mengabaikan kecerewetan Kiyoshi, Yosune meminta tolong pada Nakagoshi.

" kau yang berwajah manis, maukah menunjukkanku ruangan kelas 1 - 1 ? Mereka berdua hanya sibuk tak tentu "

Nakagoshi yang lagi di panggil manis nyaris tak bisa menahan senyumnya. Melihat Ia di pergoki oleh YasuKiyo, pemuda itu pun cepat cepat menetralkan ekpresi wajahnya.

" baiklah, ayo ku antar. Kebetulan juga aku ingin bertemu dengan Nakaoka "

" terimakasih " ucap Yosune.

Keduanya berjalan beriringan, nampak serasi kalau dilihat dari belakang.

Beberapa pengikut pun setia menemani, takut takut kalau ada suatu hal tak terduga bisa saja terjadi. Sambil berjalan di belakang anak anak kelas dua itu pun ikut tersenyum melihat tingkah pemimpin mereka yang tidak biasanya terlihat dekat dengan seorang gadis.

" ngomong ngomong Nakaoka itu siapa? " ucap Yosune, membuka percakapan kembali setelah terdiam beberapa saat.

" dia, adik kelas ku. Pengikut setia ku. Juga sahabat ku " Yosune mengangguk paham. Namun ia teringat sesuatu beberapa saat kemudian.

" eh, tapi... kalau Nakaoka kelas satu, berarti kau kelas berapa dong? "

" aku kelas dua, mereka juga semuanya kelas dua " Ungkap Nakagoshi, membuat Yosune nyaris tak percaya.

" haah? Benarkah? Kupikir kita seumuran. Maaf ya, senpai "

Nakagoshi tersenyum tipis. " tidak apa " katanya.

" lalu yang kutemui sebelumnya tadi, mereka kelas berapa? "

Nakagoshi sempat berpikir. " aah.. Maksudmu Yasushi dan Kiyoshi? " Yosune mengangguk, mengiyakan.

" mereka kelas tiga " kata Nakagoshi. Yosune mengernyitkan dahinya.

" kalau kau bingung kenapa aku tidak bicara formal padanya, jawabannya adalah karena aku tidak begitu menghormatinya. Seperti yang kau lihat tadi, Fraksi kami memang saling berselisih " jelasnya.

" eeh... Jadi benar kau pernah menyuruh seorang gadis menusuk senpai? "

Nakagoshi berhenti tiba tiba. Membuat Yosune yang berjalan di belakangnya hampir menubruk tubuhnya.

Untung saja dia cepat mengerem juga.

" untuk yang itu, aku memang salah karena tidak memperhatikan anggotaku "

Yosune tersenyum. Lalu menepuk bahu cowok yang tiba tiba tertunduk itu.

Malu. Mungkin itu yang Ia rasakan. Sebagai cowok terhormat, Ia mending kalah karena adu pukul daripada menang dengan cara curang.

" eeh... Ternyata bukan cuma tampan, Senpai juga sangat keren " ucapan Yosune terdengar begitu lembut di telinga Nakagoshi.

Berkali kali dipuji, dan disuguhkan senyum manis oleh gadis itu, membuat jantungnya beregup kencang, bahkan mungkin lebih kencang daripada milik Kiyoshi tadi.

Apa? Dia kenapa?

Apa Ia jatuh cinta?

Apa benar, cinta pada pandangan pertama itu nyata adanya?

SECRET BROTHERS  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang