Yo-chan sekilas hanya terlihat seperti seorang gadis pada umumnya. Akan tetapi, gadis umum mana yang mau melanjutkan SMA di Oya Koukou? Alih alih melanjutkan sekolah di SMA yang bagus agar diterima di Universitas dan mendapat pekerjaan yang mudah, g...
Yo-Chan bosan sendirian. Pagi pagi sekali Yoshiki sudah pamit pergi entah kemana.
Yang jelas saat ditanya, dia hanya menjawab mengurus sisa sisa 'yang kemarin'.
Karena masih diliputi rasa bersalah, Yo-Chan pun hanya mengangguk pasrah. Dan membiarkan pria itu pergi.
Namun sebelum pria itu benar benar pergi, Ia sempat meminta sejumlah uang untuk dirinya jajan.
Ya, Yo-Chan benar benar miskin sekarang. Semua harta benda dan warisannya sudah ia serahkan pada Nakaoka untuk keperluan teman temannya.
___
" haahh... "
Sambil menghela nafas, Yo-Chan berjalan menyusuri sungai.
" apa dia sudah baikan? "
Melihat seorang pemancing, tiba tiba saja dia teringat Todoroki yang saat ini masih di menjalankan perawatan di rumah sakit.
" hm, dia sudah lebih baik "
.
" e, senpai ???"
Yo-Chan terkejut mendapati Nakagoshi tiba tiba muncul dari arah belakang.
Sambil tersenyum, pemuda itu lalu melambaikan tangan.
" apa kabar? " tanya pemuda itu.
. . . !
Yo-Chan mengedipkan matanya beberapa kali, ia masih mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi.
" ada apa? Seperti melihat hantu saja " Nakagoshi berkata lagi, tidak lupa dengan senyuman di akhir kalimatnya.
" Senpai? Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau jalan jalan sendirian? Ayo pulang, kau masih perlu perawatan "
Yo-Chan berniat untuk menggeret lengan Nakagoshi, namun pemuda itu tidak bergerak sama sekali. Dengan gerakan cepat, Ia malah merubah posisi tangannya jadi dia yang menggandeng Yo-Chan.
" Senpai? "
Yo-Chan menatap kearah tangannya sebentar, lalu menatap Nakagoshi yang juga ternyata sedang menatapnya dengan lekat.
" bisakah, kita bicara sebentar? "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
___
Hari beranjak malam, saat ini Yo-Chan telah kembali ke rumah Yoshiki dan sedang menunggu pria itu yang katanya akan sampai rumah sebentar lagi.
" ano Nisan, sebentar lagi itu kapan? Ini sudah lewat jam delapan! "
Sembari menatap jam di layar ponsel nya, Yo-Chan lagi lagi merutuki Yoshiki yang belum sampai rumah juga.
" tadaima! "
Akhirnya, yang di tunggu datang juga. Dengan segera Yo-Chan berjalan menghampirinya.
" E, Aoi? Nisan kenapa aoi dibawa kesini lagi? "
Yoshiki mengernyitkan dahinya melihat respon Yo-Chan yang seolah olah tidak ingin dirinya membawa pulang Aoi.
" memang kenapa? Mau sampai kapan di titipkan kepadanya? "
Yo-Chan terdiam sebentar, dalam diamnya Ia menatap lurus mahluk berbulu yang sudah seperti anaknya itu.
" setelah aku pikir pikir, Aoi memang lebih baik disana " yo-Chan menjeda kalimatnya. " kalau disini dia akan kesepian "
" Nanda to? "
" kau akan bekerja, dan aku akan pergi lama. Jadi lebih baik biarkan saja dia disana! "
Sambil berkaca kaca Yo-Chan lalu berlari ke kamar Yoshiki.
Saat ini, dia benar benar tidak bisa menatap wajah sedih Aoi.
" Oi! Omae! Dosta? Apalagi yang akan kau lakukan? Kenapa kau harus pergi lama? Dan mau pergi kemana? "
Yoshiki yang bingung pun segera mengejar Yo-Chan. Sambil berdiri diambang pintu, dia lalu memberondong anak itu dengan pertanyaan.
Yo-Chan mengelap air matanya yang pada akhirnya mengalir tanpa seizin nya, kemudian mengambil ponsel nya yang sedang di charge di atas nakas.
Setelah mengotak atik sebentar, Ia lalu menunjukannya pada Yoshiki.
" Art School? Amerika? " Yoshiki menatap Yo-Chan seolah bertanya. Yo-Chan pun mengangguk sebagai jawabannya.
" hm, beasiswaku diterima " kata gadis itu kemudian tersenyum girang.
Bekas air matanya saja padahal belum hilang, tapi dengan mudahnya gadis itu merubah ekspresi seperti lupa akan kesedihannya tadi.
" ja, kalau begitu kau akan pergi? " Yo-Chan mengangguk lagi.
" lalu, bagaimana dengan Todoroki? "
Mendengar nama Todoroki, tiba tiba saja ekspresinya menjadi datar kembali. Sambil menyambungkan lagi ponselnya dengan charger Yo-Chan mengatakan " apanya yang bagaimana? Ada atau tidak ada aku disini juga tidak akan berpengaruh untuknya " Yoshiki hanya mengernyitkan dahi.
" lagipula, kalau aku disini juga yang ada malah makin membuat dia nggak nyaman. Seperti yang aku bilang, dia itu nggak suka sama kehadiranku "
" suka atau tidak suka kau tetap adiknya, dan sebagai saudara akan lebih baik kalau kalian saling menjaga "
Saudara kah? Yo-Chan bahkan perpikir kalau Todoroki masih belum tahu kalau dia adalah adiknya.
Padahal, sejak kemarin pria itu sudah menjelaskan semuanya pada Todoroki tentang Yo-Chan yang ternyata adalah adik kandungnya dari ibu yang bebeda.
" kau tahu, tadi aku mampir ke rumah sakit, dan dia menanyakan kapan kau akan kesana? Menjenguknya dan merawatnya "
" eh? Tapi.. Bagaimana bisa? Nisan, apa kau... ? "
" hm. Aku sudah memberitahunya "
" are? Tapi tadi Naka-Senpai tidak bilang apapun? "
" Nakagoshi? Kau bertemu dengannya? " Yo-Chan mengangguk.
" lalu apa yang kalian bicarakan? " Yo-Chan bertingkah, aneh. Pipinya bersemu merah, dan matanya terlihat gelisah.
" itu.. Rahasia "
" nani? ? ?
Oi! Yosune, kau tidak macam macam kan?
Ingat kau sudah menggantung perasaan seseorang cukup lama, jangan jadi perempuan yang suka menyimpan lelaki dimana mana.
Ingat satu hati satu nama !
Oi...!
Yosune !
Oi....!
Dasar, anak itu "
Kita kira ada yang tahu Yo-Chan sama Nakagoshi ngomongin apaan ?
Atau ada yang bisa nebak siapa yang di gantung Yo-Chan?
Apapun itu, yang penting inget kata Yoshiki Satu Hati Satu Nama ya guys :)