14

446 69 8
                                    

Hari ini hari sabtu, dan terhitung sudah dua hari Yo-Chan tidak masuk sekolah.

Hal itu pun sedikitnya membuat murid murid Oya yang sudah terbiasa dengan kehadirannya jadi merasa sedikit berbeda.

" anak pindahan itu masih belum masuk sekolah? "

" sepertinya belum, apa dia pindah? Mungkin dia tidak betah sekolah disini "

" entahlah, terakhir kali sore itu dia bukannya seperti kucing yang tercebur di selokan? Apa ada yang merundungnya? "

" aku tidak tahu, tapi rasanya jadi sedikit berbeda ya? "

" kau benar, biasanya kalau ada dia pagi pagi sekali pasti sudah bersih bersih. Lalu kalau melihat ada yang buang sampah sembarangan pasti langsung di ceramahi "

" iya, kau benar. Meskipun dia cerewet tapi kadang justru jadi hiburan "

Diam diam Todoroki yang kebetulan sedang lewat bersama Tsuji dan Shibaman mencuri dengar percakapan antara anak kelas dua yang mereka tidak ingat siapa namanya.

Yang jelas didalam hati mereka juga merasa sedikit setuju dengan apa yang mereka katakan tadi.

Terlebih lagi Todoroki, dia mungkin merasa sedikit lebih tidak enak hati karena mengetahui ini semua terjadi atas kesalahannya hari itu.

___

" apa hari ini Yo-Chan masih tidak ada kabar? "

Selain Trio TTS, tentunya ada Fujio dan kawan kawan yang juga mungkin lebih khawatir kepada gadis itu.

Pasalnya, kemarin mereka datang ke apartemen Yochan. Niat hati ingin menjenguk anak itu. Hanya saja kata tetangganya, Yo-Chan di jemput oleh seorang pria yang bisa dibilang merupakan kakak angkatnya.

Juga tetangganya bilang pria itu mau membawa Yo-Chan berobat karena dia terserang demam.

" haruskah kita kembali mampir ke rumahnya nanti? "

" tapi kalau dia belum kembali bagaimana? "

" bagaimana apanya? Ya kita pulang lah. Kita kesana hanya ingin memastikan dia baik baik saja kan? "

Perdebatan antara Fujio, Jamuo, dan Nakaoka soal kembali ingin menjenguk Yo-Chan pun tidak bisa lagi di elakkan.

Fujio yang merasa paling bersalah karena membuat anak itu jatuh ke air kolam yang dingin, jadi terbayang bayang wajah menyedihkan ketika anak itu dia angkat dari kolam kemarin.

Begitu juga Jamuo dan Nakaoka, yang bahkan ikut mengantar pulang Yo-Chan serta meminjamkan jaket pada anak itu agar dia tidak terlalu kedinginan.

Lalu bagaimana dengan Tsukasa dan Nakagoshi? Entahlah dua pemuda itu nampak sibuk dengan pikirannya sendiri sendiri.

.
.
.

" apa dia benar benar terkena flu ya? "

" tapi apa memang separah itu sampai sampai dia tidak bisa membalas pesanku? "

" aku rasa mungkin sesuatu terjadi dengan handphone nya. Tidaklah hari itu handphone nya juga ikut tercebur dalam kolam? Bisa saja jadi rusak kan? "

Perkataan Jamuo memang sangat tepat. Keadaan Yo-Chan saat ini bisa dibilang memang sedikit buruk, tapi tidak seburuk itu sampai tidak bisa membalas pesan Nakaoka.

Hanya saja, jangankan pesan itu sampai, dihidupkan saja handphone nya tidak bisa.

Untung saja segala penyimpanan sudah Yo-Chan atur kedalam kartu SIM, dan untuk foto Ia selalu menyadangkannya kedalam drive.

Hanya tinggal menunggu handphone barunya datang, Ia akan segera menghubungi teman temannya kemudian.

.
.
.

" ini, sesuai pesanan mu. Keluaran terbaru yang bisa dilipat dan berwarna biru "

" uwaaaaah... Akhirnya... Sangkyu, O-Nisan "

Yo-Chan berjingkrak girang saat seorang pria datang kedalam ruang rawat inap nya dengan membawakan handphone baru pesanannya.

" tidak usah berlebihan, itu juga dibeli dengan uangmu sendiri "

" eeeh... tetap saja. kau kan yang sudah repot membelinya "

Pria itu duduk di sofa, kemudian menyuap buah buahan yang tadi sudah dikupas oleh Yo-chan.

" kau benar, aku memang kerepotan. Makanya cepat pulang "

Sambil membuka kotak berisi Handphone tersebut, Yo-Chan berjalan menghampiri si Pria dan ikut duduk di sebelahnya.

" aaa... "

Tanpa banyak protes pria itu menyuapi sepotong buah apel kedalam mulut Yo-Chan yang sengaja Ia buka.

" tanggwung swekali kalaw pulang hari ini, besok kan hari minggwu, setidaknya awku akan menghabiskan dulu hari libur kwu "

//Takk//

Pria itu menjentik dahi Yo-Chan cukup keras.

" Sudah kubilang jangan bicara selagi mulut penuh! "

Yo-Chan mengusap dahinya yang sedikit panas dan jadi memerah itu.

Orang itu, memang tidak pernah bercanda soal mendisiplinkan nya.

Meskipun begitu Yo-Chan malah semakin menyukainya.

Ia jadi benar benar merasa seperti memiliki seorang kakak.

" Yoshi-Nisan no baga! "

SECRET BROTHERS  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang