Chapter 14

3K 57 3
                                    

KALIAN NGGAK TERTARIK BACA INI YA? VOTE KALIAN DIKIT BANGET, JADI AKU RAGU BUAT THE NEXT CHAPTER

100 VOTE

GAS LANJUT NEXT CHAPTER

Setelah beberapa perdebatan yang terjadi kemarin, akhirnya mereka selesai dengan acara mengisi kebutuhan dapur

"Semuanya sudah selesai, sekarang pulanglah" Ujar Keisya

Namun Ghali menuli kan pendengarannya dan berpura pura fokus pada lanyar ponsel genggamnya dengan posisi kaki yang ia buka lebar khas pria serta sedikit membungkukkan tubuhnya kedalam

Keisya yang merasa tak dihiraukan menjewer telinga Ghali

"Kurasa telingamu masih berfungsi tuan muda, jadi tak usah berpura-pura tuli"

"Saya masih mau disini"

Dia menatapku dengan tatapan datarnya, kemudian aku membalikkan badan dan mendudukkan bokongku diantara pahanya yang terbuka lebar

"Akhh"

Pekiknya terkejut karena aku tiba-tiba mendarat tanpa aba-aba

"Kenapa?" Tanyaku datar

"Kau menyakiti ku, lebih tepatnya adik kecilku"

Ucapnya membuatku mengernyit, mendongak menatap wajah tanpan Ghali

"Kau bukan lagi gadis polos yang tak tau arah pembicaraan ku baby"

"Aku tak tau apa yang kau bicarakan"

"Benarkah? Mau kuberitahu?"

"Dasar mesum"

Ghali melingkarkan tangannya dipinggangku memeluk ku dari belakang sangat erat seakan tak ingin melepaskan pelukannya

Aku hendak bangkit namun ghali menahanku memelukku semakin erat

"Tetaplah seperti ini, sebentar saja"

Aku hanya bergeming tetap berada dipelukannya

"Manja sekali. Apa kamu tidak ada pekerjaan samapai malas malasan seperti ini?"

Aku mendengar dia terkekeh kecil

"Excuse me baby? Kau lupa aku bossnya"

Aku menggelengkan kepala, disahuti anggukan olehnya

"No, aku hanya tidak suka dengan orang yang sering meninggalkan pekerjaannya"

"Begitukah? Kalau begitu aku berangkat sekarang"

Ghali membalikkan tubuhku mengahadap dada bidangnya, aku masih menunduk menempelkan wajahku didada bidangnya lalu ghali mengangkat daguku sehingga sekarang aku bisa melihat wajah tampannya

"Cup"

Aku merasakan benda kenyal yang basah itu menempel, awalnya hanya menempel namun ghali meraih tengkukku memperdalam ciuman bahkan dia mencecap dan mengabsen semua gigiku. Rasanya manis

ASSHOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang