Chapter 9

6.2K 80 2
                                    

DUKUNG KAMI DENGAN VOTE CERITA

Tidak usah heran kenapa aku bisa masuk ke apartemen Ghali Arthur tentu dia sendiri yang memberi tahuku tanpa aku memintanya, menjadi PA seorang CEO muda tampan dan kaya raya aku wajib hafal password apartemen ditakutkan hal seperti ini terjadi dan sekarang benar-benar terjadi

Cahaya matahari pagi masuk melalui celah jendela membuatku mengeliat tubuhku tersasa pegal karena tidur disofa, aku melihat ke arah ranjang tampaknya pria itu masih belum bangun dari tidurnya. Aku bangkit dari sofa dan membuka horden membuat cahaya matahari mengenai pria yang tengah tidur terlelap

"Arghh... Berani beraninya kau mengganggu tidurku"

Aku mendengar dia bergumam lirih namun terdengar olehku

"Begitukah?. Kalau begitu lebih baik saya pulang saja, jangan lupa untuk bekerja hari ini"

Ujarku menunduk hormat, dia langsung bangkit dan bersandar ditepi ranjang seraya memegangi kepala

"Key?"

Dia menatapku dengan tatapan heran dan melihat penampilanku

"Oh mohon maaf Pak Ghali sebelumnya saya lancang memakai kemeja anda"

Ghali semakin bingung dan kepalanya berdenyut tak karuan dia tak mengerti dengan ucapan keisya bahkan dia tidak mengingat apapun sebelum berakhir seperti ini

"Jika tidak ada yang dibutuhkan lagi saya pamit pulang"

"Tunggu sebentar saya belum menyuruhmu pulang, dan tidak usah seformal itu jika diluar kantor"

Ujarnya memegangi kepala bangkit dari duduknya. Selimut yang menutupi bagian bawah lolos begitu saja, aku menutup mataku dengan kedua telapak tangan karena tubuh polosnya dan bagian bawah yang tertutupi oleh bokser ketat yang mencetak bagian tubuh yang menonjol

"Maaf semalam saya melepas kemeja anda karena terkena muntahan. Dan untuk celana anda sendiri yang melepasnya"

Aku berkata sangat sopan dan formal, tentunya masih menutup mata

"Buka matamu"

Aku pun menyingkirkan kedua tanganku kulihat dia sudah memakai bathrobe

"Anda ingin sesuatu?"

"Buatkan aku sup untuk menghilangkan pengar dan siapkan pakaian kantorku, letakkan diatas ranjang"

"Baiklah akan kusiapkan"

Semua sudah Kuselesaikan dengan kilat karena aku juga harus pergi kekantor, ingin sekali aku membolos tapi kurasa itu tidak mungkin

Kini aku sudah siap dengan pakaian kantorku, bahkan sekarang aku sudah ada didepan ruang atasanku

"Permisi pak, saya akan membacakan jadwal anda hari ini"

Dia mengangguk dan mendengarkan dengan baik. Aku hendak berbalik kembali ke meja kerjaku tiba-tiba Ghali memanggilku

"Key... "

"Iya Pak, ada apa?"

"Apakah semalam saya berbuat sesuatu aneh ataupun gila?"

Aku tercekat dengan pertanyaannya, kurasa Ghali tidak mengingat kejadian semalam

"Syukurlah jika tidak ingat"

Gumamku sangat lirih

"Apa key??"

"Ah tidak, bapak tidak melakukan apapun yang memalukan"

"Apakah bartender yang menelfon mu?"

Aku mengangguk patuh

"Ada lagi yang ingin anda tanyakan?, jika tidak saya akan kembali ke meja kerja saya"

ASSHOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang