Chapter 2

15.7K 154 0
                                    

VOTE & COMMENT CERITA INI

Aku terbangun karena cahaya matahari masuk lewat celah jendela membuatku mengeliat. Kesadaran yang belum terkumpul aku mencium aroma ruangan maskulin, aku mulai tersadar jika kamarnya bau aromatherapy bukan maskulin

Aku mengerjapkan mata mencoba bangkit untuk duduk tiba-tiba aku merasakan nyeri yang dahsyat di selangkangan ku

"Awwhh...sakit sekali" Rintihan

Aku tersadar jika aku tidak memakai sehelai benang pun, membuatku menganga terkejut dan menarik selimut sampai batas dada meneliti area sekitar ku dan benar ada bercak darah yang dipastikan itu milikku. Tiba-tiba sekelebat bayangan percintaan semalam teringat kembali dibenak ku membuat kepalaku berdenyut kembali betapa murahannya aku merengek pada laki laki yang tidak ku kenal

"Arghh..."

Aku berteriak dan mengacak rambut ku

Tiba-tiba muncul sosok laki-laki dari balik kamar mandi, membuat ku mengeratkan selimut untuk menutupi tubuh telanjangku

"Ada apa?"

Dia bertanya padaku dengan tatapan serius, tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu dia membukakanya. Ternyata pelayanan yang membawakan makanan sepasang baju dan salep dia mengambilnya dari pelayan membawanya ke arah ku.

Aku mencoba bersandar di ranjang ketika dia duduk ditepi ranjang dan mengambil salep untuk mengobati ku

"Sini ku obati dulu luka mu, itu pasti sangat sakit"

Dia mencoba membuka salep dan mendekati ku

"Tidak usah aku bisa sendiri, lagi pula aku belum mandi"

Aku berusaha menolaknya, bagaimana tidak apakah dia gila ingin mengoleskan salep diselangkanganku. Yang semalam saja sudah membuat ku cukup malu

"Yasudah ayo aku antar ke kamar mandi"

Dia mulai bangkit dari tempat duduk menghampiri ku aku menolak nya dan mencoba berdiri sendiri namun tak bisa menopang tubuhku sendiri membuat ku merosot. Untung dia sigap menangkap ku

"Awhh sakit sekali..."

Aku merintih untuk yang kesekian kali

"Sudah ku bilang ayo ku antar kekamar mandi, aku tau itu sangat sakit karena aku melakukannya tidak hanya sekali tapi sampai pagi"

Perkataannya membuat ku blush aku menyembunyikan wajah merah padamku seperti tomat didadanya bidangnya. Dan benar dia menggendong dan mendudukkan ku di bath up yang sudah siap untuk dipakai

"Sekarang mandi lah nanti jika sudah selesai kau panggil aku saja, kau ingat namaku bukan?" Tanyanya

Aku mengangguk menggigit bibir bawahku. Dan dia keluar dari kamar mandi

"Arghh kenapa bisa seperti ini rasanya aku ingin menghilang ditelan bumi saja, dan kenapa bisa sesakit ini. Jika aku tau sesakit ini aku tidak akan melakukannya"

Aku mengoceh panjang lebar merutuki kesalahan diriku sendiri. Aku pun selesai dengan ritual mandiku tak lupa aku memanggilnya kini aku duduk di tepi ranjang dia menyodorkan sepasang baju yang akan kupakai

"Bisakah kau keluar?

"Untuk apa, aku juga tidak akan melihat mu''

"Aku malu, setidaknya kau berbaliklah aku akan memakai baju"

Dia tersenyum kepadaku lalu berbalik badan

"Sebenarnya aku tidak perlu berbalik badan, lagi pula aku juga akan mengobati luka mu"

Aku melihat senyuman menggodanya dari cermin

"Tidak perlu, aku bisa sendiri"

Aku menolaknya, tapi dia tetap memaksa ku agar diobati okehnya beralasan aku tidak bisa melakukannya dan ini juga perbuatannya. Aku pasrah

ASSHOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang