Chapter 16

3K 46 4
                                    

Vote belum 1k aja aku udah update lagi kurang baik apa coba? Padahal aku cuma minta vote dari kalian, vote cerita gratis tau

Seminggu setelah kejadian kemarin sudah berlalu, sekarang telah tiba pernikahan yang sudah direncanakan. Sekarang aku duduk dirias oleh seseorang yang ada didepan ku

Sejak tadi dia memujiku jika kecantikan yang ku punya hampir sempurna

"Nona ada cantik sekali, aku sangat kagum dengan paras cantik anda"

"Ya aku sangat cantik, karena itu aku mencintai diriku sendiri tak ada yang pantas bersanding dengan diriku"

Aku mencengkram pinggiran meja

"Termasuk tuan Rajendra?"

Ujar sang perias, aku mengangguk yakin

Sekarang dihadapan pendeta ghali menatap ku dengan tatap kagum padaku tetapi tidak padanya aku menatap wajahnya penuh kebencian. Tak ada yang tahu aku membencinya atas dasar apa

Karena nyatanya aku menyimpan sendiri dengan sangat rapat, ghali pun terlalu buta akan cinta sampai tidak tahu seberapa berbahaya aku untuknya

"Baiklah apakah kalian sudah siap?" Ujar sang pendeta

Kami berdua mengangguk, setelah itu pendeta meminta kita untuk mengucapkan janji

"Ghali Arthur Rajendra apakah anda bersedia berjanji dihadapan Tuhan dan juga manusia untuk menerima Keisya Grisella menjadi istri pendamping hidup anda baik suka maupun duka, dalam susah maupun senang, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, dan berjanji akan setia menghormatinya sebagai pendamping hidup anda sampai maut memisahkan?"

Dengan senyuman merekah Ghali mengucapkan janji dihadapan pendeta

"Iya. Saya Ghali Arthur Rajendra berjanji dihadapan Tuhan dan juga manusia untuk menerima Keisya Grisella menjadi istri pendamping hidup anda baik suka maupun duka, dalam susah maupun senang, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, dan berjanji akan setia menghormatinya sebagai pendamping hidup anda sampai maut memisahkan". Jawab Ghali tegas dan tenang

Aku merasakan sedikit desiran aneh dalam diriku namun aku mengabaikannya

Kini giliran ku mengucapkan janji suci, aku terdiam sejenak sampai aku tak menyahuti sang pendeta karena melamun

"Pengantin wanita!?, anda baik-baik saja?"

Dan aku pun mengangguk, bisa-bisanya aku tak sadar pendeta memanggilku, dan kulihat ghali menatap ku dengan sorot mata seakan-akan dia bertanya lewat kontak mata "ada apa?" Dan aku tersenyum padanya

"Baiklah bisa kita lanjutkan?" Ujar sang pendeta dan aku mengangguk

Keisya Grisella apakah anda bersedia berjanji dihadapan Tuhan dan juga manusia untuk menerima Ghali Arthur Rajendra menjadi suami pendamping hidup anda baik suka maupun duka, dalam susah maupun senang, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, dan berjanji akan setia menghormatinya sebagai pendamping hidup anda sampai maut memisahkan?"

Iya. Saya berjanji dihadapan Tuhan dan juga manusia untuk menerima Ghali Arthur Rajendra menjadi suami pendamping hidup anda baik suka maupun duka, dalam susah maupun senang, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, dan berjanji akan setia menghormatinya sebagai pendamping hidup anda sampai maut memisahkan

Waktu pengucapan janji pun telah berakhir, kini tiba waktunya pengantin laki laki mencium pengantin wanita

"Sekarang cium pengantin wanitanya" Ujar pendeta

Ghali selangkah lebih maju, menatap ku dengan seyuman paling manis kemudian menyelipkan satu tangan di tengkuk belakang ku dan tangan satunya merengkuh pinggang ku. Sekarang aku bisa mencium aroma maskulin dari tubuhnya

ASSHOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang