Chapter 18

159 5 0
                                    

Hoamm...

Keisya bangun telah lebih dulu, sedangkan ghali masih tertidur pulas. Keisya pun menyingkirkan tangan ghali yang melilit perutnya yang masih rata

"Ghali bangun sayang, ini sudah pukul 6 kau harus bekerja"

Tetapi ghali dengan senyum manisnya melilit keisya amat kencang tidak ingin bangun dari tidurnya

"Ayolah sayang bangun, kau tak ingin istri mu mati kelaparan bukan hanya karena kau jadi pemalas yang tak mau bekerja"

Rasanya perut ghali terkikik geli, bagaimana bisa istrinya punya pemikiran tidak bekerja sehari bisa membuatnya mati kelaparan. Sedangkan aset ghali melipah tidak akan habis 7 turunan

"Apa itu mati kelaparan sayang? Hartaku bisa menghidupi mu seumur hidup" Ujar ghali mentoel hidung istrinya

Keisya memasang wajah cemberut

"Aku tau suamiku ini sangat kaya, tapi tidak bisakah kita menjadi manusia produktif agar kita bisa memberikan lapangan pekerjaan lebih banyak untuk para pengangguran. Bukan malah kita ikut menganggur" Cecar keisya

"Iya sayang ayo kita bangun, tapi mandi bersama ya?"

"No, mandi bersama itu hanya alasan. Selebihnya kamu akan mengajak ku bercinta lagi dan lagi"

"Yasudah kalau tidak mau mandi bersama beri morning kiss dulu. Bukannya malah mengomel"

Keisya pun langsung mengabulkan permintaan ghali, namun ghali malah menarik tengkuknya dan memperdalam ciuman untuk bertukar lidah dan saling membelit. Keisya terlena seperti biasa, ghali pun menarik selimut yang menutupi tubuh mereka lalu meremas payuda istrinya menyumpal bibir istrinya dengan bibirnya agar sensasi mendesah makin nikmat

Dari bibir kini beralih ketengkuk dan meninggalkan banyak kissmark membuat keisya kelonjotan nafsu ghali semakin meninggi melihat istrinya tak karuan, langsung ghali isap kuat-kuat puting istrinya bak bayu yang menyusu

Tak hanya itu tangan ghali pun aktif menuntun tangan istrinya untuk mengocok adik kecilnya yang sudah tegang

"Enakan sayangg?" Tanya ghali

Keisya mengangguk

ghali mengambil alih permainan ranjang pagi ini, ghali menindih keisya agar berada di bawahnya dan mengangkat kedua tangan untuk ia letakan diatas kepalanya, ia kungkung keiya dengan erat dan menghisap kuat-kuat putingnya yang berwarna kemerahan. tentu membuat keisya kelonjotan tanpa memiliki perlawanan karena tangannya ditahan oleh suaminya sendiri

"akhh... more ghali, hisap yang kuatt" pinta keisya

"sure baby" ujar ghali

pagi pun menjadi pagi yang gila

malam harinya keisya merengek sakit karena kejadian tadi pagi

"nanti kalau aku hamil anakmu, kamu harus menuruti semua yang aku mau ya sayang" ujar keisya

"apapun kecuali yang diluar nalar, karena wanita hamil biasa meminta yang aneh-aneh" sahutnya ghali

"jadi kamu tidak mau mengabulkan permintaanku? kalau begitu jangan harap kalau kamu minta akan aku kasih" sungutku

"apapun sayang kecuali yang tidak bisa dilogika, wanita tidak hamil saja permintaannya aneh-aneh apalagi kalau sedang hamil"

keisya dengan tatapan mematikannya

"sebenernya kamu sayang istri atau tidak"

"kenapa jadi ngomong seperti itu, kamu istriku sudah pasti aku sayang" ghali berjalan dari depan cermin menghampiri istrinya

keisya tampak tidak ingin didekati ghali karena ucapannya tadi, mencoba menghindari. namun dengan sigap ghali menarik tubuh istrinya untuk bisa dipeluk

"sayang mau apa? ayo kita cari malam ini" bujuk ghali

"aku ingin makan sushi malam ini, kita makan malam diluar ya suamiku"

"baiklah boleh, asalkan jangan murung dan marah"

dengan spontan keisya mengecup bibir suaminya

"terimakasih suamiku"

"wow sedikit terkejut"

tanpa basa basi mereka langsung bergegas keluar, menghabiskan beberapa piring sushi permintaan keisya. sebenarnya mengatasi mood wanita itu mudah, cukup tanyakan apa yang dia mau kemudian realisasikan

karena banyak wanita hanya gila perhatian, sedikit banyaknya banyak wanita yang tidak banyak menuntut dan lebih menghargai laki-laki, apa yang wanita minta pasti atas dasar pertimbangan mampu atau tidaknya sang suami untuk mengabulkan permintaannya

tak perlu ambil pusing bahkan wanita jika sudah jatuh cinta, diajak makan dipinggir jalan pun mau sekalipun dia tidak pernah makan dipinggir jalan

tapi demi cinta apapun ia lakukan

"sayang sudah ya, ini sudah piring yang ke-lima, aku takut kamu kekenyangan"

"aku juga merasa sangat kenyang, kamu habiskan 2 itu lagi ya. sayang sekali jika tidak dimakan. yaa...?"

"baiklah demi istriku, walaupun perutku sudah amat sangat penuh" ujarnya sambil mengelus puncak kepala keisya

karena malam semakin larut keduanya pun kembali ke tempat tinggal mereka, keisya yang sangat aktif pun banyak menanyakan hal-hal yang belum dia tahu, ghali dengan kesabaran setebal kamus pun menjelaskan dengan simpel dan gamblang agar istrinya mudah faham

"sudah cukup pertanyaan-pertanyaan konyol hari ini, sekarang tidur besok kau harus bekerja. ini perintah bos dan tidak boleh menolak"

keisya memberikan tatapan bombastis side eyes nya

"kenapa sudah harus bekerja, suamiku bosnya"

"ingat katamu tadi pagi sayang, walaupun hartaku tidak akan habis, kita harus menghargai usaha orang diluar sana yang bekerja mati-matian untuk bertahan hidup. jadi jangan karena sudah banyak uang kita leha-leha"

"hemm baiklah" dengan berat hati keisya menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya

keisya hendak membelakangi ghali namun langsung ditahan ghali agar keisya tidur menghadapnya

"marah ataupun tidak jangan pernah tidur membelakangiku, kamu dengar?" ujar ghali

"pengecualian, kalau kita sedang bertengkar itu terserahku" aura tidak mau kalahnya pun kuat

"baiklah, asalkan jika ada pertengkaran atau beda presepsi harus dikomunikasikan baik-baik"

keisya pun mengangguk

"tidak boleh ada miskomunikasi diantara kita"

ghali mengecup kening istrinya sebagai ucapan selamat tidur

TO BE COUNTINUED

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASSHOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang