10

2K 254 25
                                    

"Hinata, tolong susun buku ini di rak 11."

Kedua kaki Hinata melangkah. Menggapai tumbukan buku beberapa buah, serta lanjut menuju pada lokasi di mana rak yang dimaksudkan berada.

Susunannya lebih tinggi dari rak lain, dan berada paling ujung terbelakang bila dilihat dari pintu masuk perpustakaan -- bahkan dapat dikatakan bagian terasing.

Untung saja, meskipun memiliki tinggi yang lebih menjulang dibanding rak lain, Hinata tak perlu menaiki tangga -- karena buku-buku di tangannya hanya perlu dirapikan pada area bawah rak.

Berjongkok dan mulai menyusun secara baik, sesekali, matanya akan membaca tiap nomor susunan yang tertera. Hinata tersenyum puas ketika apa yang ia lakukan telah mencapai penyelesaian.

Ia lirik jam kecil yang melingkar di pergelangan tangan dan mendapati waktu piket menjaga perpustakaan yang telah usai.

"Sudah selesai?"

Pundak Hinata sedikit tersentak. Suara yang tiba-tiba saja hadir di belakang, tak ayal membuat kepalanya berputar dan memandang heran.

Bagaimana bisa Naruto mendadak datang dan tahu jika Hinata ada di sini? Terlebih, lokasi tersebut cukup sepi hingga tak heran bila sempat terbesit hal mistis di pikiran Hinata.

"Bagaimana kau bisa tahu aku di sini?"

Naruto memasukkan sebelah tangan ke saku celana dan menggulir bola mata sedikit ke kanan atas -- seolah berpikir.

"Insting."

"Hm?"

Naruto terkekeh melihat raut bingung Hinata.

"Aku bertanya pada Tenten, dan dia bilang, kau sedang menyusun buku di sekitar sini. Makanya langsung kususul."

Hinata terkejut ketika tangan Naruto mencubit pelan sebelah pipinya.

"Kenapa begitu terkejut?"

Dengan menurunkan lengan sang pemuda agar kembali ke sisi tubuh pemiliknya, Hinata membalas, "Kupikir, kau akan menunggu di luar gerbang."

"Aku berbaik hati untuk menjemputmu langsung. Piketmu sudah selesai?"

Hinata mengangguk.

"Kalau begitu, mari pergi. Kau tidak melupakan materinya, 'kan?"

"Ya. Ada di dalam tas."

Setelah memberi jawaban, Hinata melangkah lebih dulu menuju meja depan untuk mengambil tas yang ia letakkan di sana. Naruto senantiasa mengekor.

Setelah memberi pamit pada Tenten yang masih bersedia mendiami perpustakaan, mereka melenggang pergi.

Beberapa menit setelahnya, saat sedang asyik membaca komik kesukaan, Tenten menoleh kala pintu perpustakaan kembali dibuka. Rin ada di sana.

"Mana Hinata? Hari ini piketnya, 'kan?"

Dengan raut yang seolah dibuat tertegun, Tenten coba memberi penjelasan. "Dia baru saja pergi."

"Sudah pergi?"

"Hm. Tadi, Naruto datang menjemputnya."

Alis Rin menaut dan merasa sedikit tak menyangka. Pasalnya, hari ini, ia memiliki janji bersama Hinata untuk pergi membeli novel. Mereka sudah membahasnya tiga hari lalu.

Apakah dia melupakannya? Mungkin demikian, sebab, Rin memang tak memberi informasi lebih lanjut lagi hingga saat ini, karena berpikir jika pasti Hinata akan tetap mengingatnya tanpa perlu diingatkan kembali.

Tetapi, sepertinya, Rin sedikit keliru. Hinata sudah pulang lebih dulu -- yang menandakan jika sang sahabat memang lupa. Dan lagi, dia bersama Naruto.

Rin tahu jika mereka cukup dekat satu sama lain sejak lama, hanya saja, tumben sekali Hinata tidak mengatakan apa-apa jika ia memiliki janji bersama Naruto.

With You: A Faux Pas? [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang