22

1.2K 208 8
                                    

Langkah Kushina menapak keras untuk keluar dari kamar. Bantingan pintu dilakukan sebagai bentuk peluapan perasaan.

Tak lupa, ia menghela napas panjang. Perbincangan bersama Naruto telah berhasil membuat emosinya menjadi tak begitu stabil.

Ini semua karena Hinata. Akibat kehadiran wanita tersebut yang secara mendadak kembali muncul.

Naruto dan Hinata pernah bersama dalam hubungan yang serius. Meski masih tergolong remaja, tetapi, Kushina tidak bodoh untuk menyelami seberapa jauh perasaan mereka saling terikat, ingat! Ketika itu, bukan saat ini. Namun, ada baiknya semua memang harus mendapatkan pencegahan.

Sedikit tersentak, Kushina menyadari kehadiran Naruto yang ternyata ikut mengeluarkan diri dari kamar. Berlagak tak begitu peduli, Kushina berjalan menuju depan dan mendapati jika mereka semua ada di sana; Erika, Sasame, bahkan Hinata.

"Sasame, kau bisa pergi lebih dulu."

Sasame yang sedang sibuk memerhatikan Erika mengerjakan tugas, dibuat menoleh.

"Naruto akan mengantarmu."

Sasame bangkit berdiri. Naruto tak berkata apa-apa di sebelah Kushina, dan telah berjalan lebih dulu menuju pintu depan diikuti Sasame yang mengekori.

Kepergian dua orang tersebut, membawa Kushina agar mendekat pada sosok yang lain.

Hinata hanya menunduk serta memandang resah pada tumpukan buku di atas meja. Sebisa mungkin ia membuat agar aura tak nyamannya tetap tertutup rapat. Hinata tak ingin Erika menyadari bila dirinya sedang tidak baik-baik saja semenjak kehadiran Kushina.

"Hinata,"

Bukan hanya sang pemilik nama, namun, Erika juga menoleh saat Kushina menyebut. Erika sedikit terkejut karena Kushina bisa mengenali nama Hinata--padahal mereka mungkin belum saling berkenalan.

Apakah Papanya yang mengatakan?

Keheningan terjadi untuk waktu yang begitu lama. Kushina melayangkan panggilan agar Eno bisa membawa Erika untuk masuk ke dalam, dan memberi ia waktu bersama Hinata saat ini. Hanya berdua.

Dengan alasan telah mendekati jam minum obat, Eno menggiring Erika menjauh dan hilang di balik pintu.

Disitulah Kushina menetapkan atensi terhadap Hinata.

"Aku tidak paham apakah dunia memang begitu kecil hingga kalian kembali bertemu, namun, aku yakin, kau pasti tahu jika hal ini merupakan sesuatu yang tak seharusnya, 'kan?"

Hinata tak menjawab, tetapi telinganya mendengar dengan baik apa yang Kushina sampaikan.

"Wanita tadi, dia sedang dekat dengan Naruto. Jika berlanjut, mereka akan menikah."

"..."

"Aku merasa tak enak mengatakan ini padamu -- mengingat jika dulu kau memilik hubungan bersama Naruto," sengaja, Kushina membuat suaranya hanya berupa gumam pelan agar cukup Hinata yang mendengarkan. "Tapi, aku mengatakannya agar kalian bisa tetap mengingat di mana sedang berdiri sekarang."

Kushina coba tersenyum, meski tak mampu bertahan lebih dari tiga detik dan malah kembali luntur.

"Aku memang pernah menganggap hubungan kalian sebagai masalah, berpikir bahwa sebuah kesalahan bila kalian bersama. Dan ... seperti apa yang sudah tertebak, semua tidak berjalan baik, 'kan?"

Hinata tak bisa berkata apa-apa. Dari hati terdalam, ia hanya berharap agar obrolan ini dapat usai sesegera mungkin.

"Naruto berkata padaku jika kau datang sebagai guru bimbingan dalam pelajaran tambahan. Aku ikut senang melihatmu telah memiliki kehidupan baru dan pekerjaan yang baik, tapi, ... tidakkah ini terasa sedikit keliru?"

With You: A Faux Pas? [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang