iii. maybe, not

1.1K 222 25
                                    

Sudah enam hari berlalu sejak kali terakhir Serena berbicara dengan Zhanghao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah enam hari berlalu sejak kali terakhir Serena berbicara dengan Zhanghao.

Cewek itu sejujurnya sudah merangkai banyak alasan dari yang paling masuk ke dalam akal hingga pure fantasi semisal mimpi buruknya sungguh terbongkar. Sudah dia wanti dan coba siapkan, meskipun sampai hari ini hidupnya masih terasa sama saja. Tidak ada yang berubah. Zhanghao sepertinya tidak melakukan apapun dengan fotonya.

Good news? Bad news? Well, satu yang Serena tahu, ini semua hanya menyulitkannya untuk menafsirkan apakah deal aneh mereka sudah tamat ataukah masih berkelanjutan.

"Ser, cowok lo," senggol Seunghwan sambil menunjuk-nunjuk arah jarum jam tiga.

Cowok bergigi kelinci ini adalah ketua kelas lewat jalur undi yang surprisingly cukup bisa diandalkan. Dia baik. Meskipun kadang-kadang ada saat di mana Seunghwan harusnya menutup mulut saja, tidak usah berbicara apa-apa, seperti saat ini.

"Sut." Hanbin yang sedang sibuk mendribel bola basket itu menaruh jari telunjuknya di depan mulut. "Lo banyak omong ntar disembur."

"Uuh, takut banget aku. Mau dong disembur."

Bulu kuduk Hanbin seketika kompak berdiri. "Gila banget."

Serena rasanya terlalu malas untuk menanggapi. Dia hanya menumpu pipinya dengan tangan yang memakai paha sebagai pengampu, menutup seluruh wajahnya dengan dua telapak karena silau matahari pukul setengah sembilan pagi. Matanya terpejam, rasanya cukup tenang, sebelum dering panjang peluit dari lapangan seberang tiba-tiba membuatnya membuka mata lagi.

Cewek itu memperhatikan semuanya dalam diam. Zhanghao. Bagaimana cara dia berlari memanfaatkan kakinya yang panjang untuk melintasi lapangan lalu mengoper bola dari tangan agar skor bisa terbentuk. Bagaimana teman-temannya rusuh melakukan selebrasi konyol dan saling melempar olokan kepada satu sama lain. Dia menyaksikan semuanya sejak tadi.

"Tapi serius, Serena masih sama Zhanghao 'kan?" Itu masih suara Seunghwan, tidak tahu untuk siapa tapi jelas bukan kepada Serena karena dia tidak akan mau menjawab.

Memang apa yang bisa menjadi patokan mereka masih berpacaran atau tidak? Serena sendiri saja tidak tahu jawabannya apa.

"Hooh, Hwan. Masih." Itu Hanbin.

Cukup banyak waktu kosong berlalu untuk larut dalam lamunan, suara nyaring Seunghwan tiba-tiba kembali menguasai indra pendengaran Serena. Tidak, sepertinya indra pendengaran semua orang juga.

"Guys! Gue barusan dikasih kabar dari Pak Arief katanya beliau pagi ini ada rapat sama kepala sekolah." Seunghwan berdiri di tengah teman-teman sekelasnya. "Dua jam pelajaran olahraga ini bebas mau ngapain tapi kalo bisa, pake yang ada hubungannya sama olahraga. Semisal pada mau main bola, tolong pakai lapangan yang sama kayak MIPA 2, jangan lapangan ini karena katanya bakal ngerusak pemandangan kalo ntar tamu masuk."

low. zhanghaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang