x. mind games

943 203 30
                                    

Melepaskan helm hitam dari kepala, tubuh Zhanghao seketika meremang saat merasakan jelas dingin pagi yang menusuk-nusuk di kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melepaskan helm hitam dari kepala, tubuh Zhanghao seketika meremang saat merasakan jelas dingin pagi yang menusuk-nusuk di kulit. Cowok itu cepat merapikan rambut, mencabut kunci dan bangkit dari kendaraan untuk sesegeranya pergi sebelum dia bisa saja membeku di parkiran.

Hari ini dia datang lumayan pagi. Well, Zhanghao memang tidak pernah punya catatan terlambat. Tapi ketidakhadiran Serena pagi ini juga tidak menutupi alasan kenapa dia bisa datang di jam sepagi ini.

Mungkin sekitar setengah jam yang lalu, saat dia sedang bersiap-siap untuk berangkat, cowok itu mendapatkan chat langsung dari Serena. Bunyinya secara singkat mengatakan kalau dia tidak akan ikut Zhanghao hari ini, alasannya sih karena dia berangkat bersama teman dekatnya, Yunjin. Meskipun Zhanghao tidak bodoh untuk tidak bisa menangkap maksud dari semua itu. Serena tidak menyembunyikan fakta bahwa dia sedang marah dengannya. Karena semua yang terjadi tadi malam.

Makanya, setelah Zhanghao melihat ada sosok familiar di depan sana sedang berdiri sendirian membaca mading yang banyak ditempeli iklan acara milik sekolah lain, senyuman pada bibirnya secara natural tertarik ke arah atas.

Tanpa suara, dia berhenti tepat di belakang cewek itu, menyipitkan mata agar bisa ikut-ikutan membaca poster juga.

Minggu depan..

Guest star..

"Keren," celetuknya, "anak smasa berani ngundang artis beneran."

Serena tersentak luar biasa karena ada suara tepat di belakang telinganya, hampir saja nekat menendang sebagai refleks jika matanya tidak mengenali siapa yang berulah itu.

"Astaga, Zhanghao?" Serena mengusap-usap dadanya yang masih berdegup nyaring. "Gue kira setan!"

"Jam segini setan masih pada tidur, Ser."

Zhanghao tertawa saja saat lengannya tidak kunjung berhenti dihunjami pukulan dari Serena. Sakit sih, lumayan, meskipun tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan milik teman adamnya yang lain seperti Keita atau mungkin Seowon, dua manusia yang cara menyebarkan kasih sayangnya adalah melalui kekerasan.

"Sorry sorry!" Zhanghao menyatukan dua tangannya meminta ampun. "Gue bercanda doang!"

Serena akhirnya menurut untuk menghentikan gerakan tangannya, menatap wajah berseri-seri Zhanghao dengan wajah jengkel. Aneh, pikirnya. Beneran orang aneh. Siapa yang bisa senyum selebar itu di hari sepagi dan sedingin ini coba?

"So..." Zhanghao menatap kanan dan kiri, jumlah warga sekolah sekarang masih bisa dihitung oleh jari. "Where are your friend? Katanya tadi berangkat bareng temen lo."

"Di toilet," kata Serena tidak berbohong.

Jangan mengira alasannya berdiri sendirian di sini adalah karena dia penasaran dan ingin membaca tentang event sekolah lain, tidak seperti itu.

low. zhanghaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang