interlude B what to cherish

757 175 27
                                    

"Two more!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Two more!"

Serena yang mendapatkan teriakan itu jelas langsung memutar mata malas. Kembali membawa dua tungkai berlari membalap Zhanghao yang sejak tadi sudah memasang wajah mengejek. Mentang-mentang kakinya panjang.

"Udah ah." Akhirnya Serena menyerah juga dan berjongkok, menahan keseimbangan tubuh dengan tangan agar tidak ambruk pada tanah. "Udah cape banget, istirahat dulu."

"Padahal cuman sisa satu setengah putaran lagi." Zhanghao ikut menghentikan kakinya dan menetralkan napas habis berlari. Yah, meskipun dia tidak selelah Serena. "Nanggung."

"Yaudah lari aja sendiri!" usir Serena sebal. "Sana!"

Idih. "Ngambek," cibir Zhanghao dilanjut kekehan pelan, mengulurkan satu tangannya untuk bisa membantu Serena kembali berdiri, membawanya berjalan maju dengan langkah-langkah kecil. "Cari minum dulu, gimana?"

"Terus larinya?"

"Ngutang," kata Zhanghao sekenanya. "Next time kita olahraga, lo tambahin aja sama putaran yang kurang."

"Cape tau, ngutang-ngutang."

"Katanya mau hidup sehat?"

Serena sejujurnya saat itu hanya asal bunyi. Dia merasa kalau dirinya semakin lemah bukan hanya dalam mata pelajaran olahraga tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dia semakin mudah lelah. Iseng mengajak Zhanghao untuk menemaninya berolahraga karena cowok itu juga punya kasus yang hampir mirip, Zhanghao juga lumayan jarang berolahraga, yang mengejutkannya malah disetujui.

Masalahnya, boys will be boys. Bukannya berlari untuk membakar lemak, karena Zhanghao, rencana mereka berdua malah berubah menjadi self-humiliate. Padahal saat awal ke sini tujuan putaran mereka hanya pada 4 sampai 5 saja, tapi hari ini, setelah beberapa kali, malah berubah menjadi 12 putaran.

Bagaimana kaki Serena tidak ingin lepas, coba?

"Seharusnya jangan pakai sepatu yang ini."

Serena hanya menggelembungkan kedua pipinya sementara sang mata masih memperhatikan jemari kakinya yang sedang memerah, sedikit setuju kalau dia seharusnya tidak memakai sepatu ini untuk berolahraga.

Zhanghao ikut duduk di sebelah Serena, memberikan minuman dingin yang baru saja dia beli beberapa saat lalu. "Lo ada bawa sendal ganti?" tanya cowok itu yang jelas dibalas gelengan.

"Gue kira nggak bakal jadi sesakit ini," kata Serena.

"Kalo tadi larinya cuman dua putaran, iya, nggak bakal sesakit itu."

"Kan salah lo juga!"

"Lo juga salah karena iya-iya aja."

Serena pada akhirnya hanya bisa mendengus, mengeluarkan minuman yang tadi Zhanghao beri dari plastik dan menusuknya dengan sedotan. Peduli amat lah soal kaki, lebih baik dia minum dahulu.

low. zhanghaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang