Tak suka

312 48 4
                                        

Kemarin adalah hari yang benar-benar membahagiakan bagi Seungwan dan juga Joohyun.

Selain keduanya akhirnya saling mengetahui, kini keduanya terlihat akan berangkat ke sekolah bersama.

Seungwan terlihat menunggu Joohyun di ruang tamu, dan ia juga sempat bertemu dengan ibunya Joohyun, mereka sedikit membicarakan masa lampau.

"Seungwan?" Panggil Joohyun sembari berlari kecil menuruni tangga.

"Ya aku disini" Seungwan melihat Joohyun menghampirinya sembari tersenyum.

"Kajja, kita berangkat" Ia pun menarik tangan Seungwan dan berpamitan pada ibunya sebelum akhirnya pergi.

"Banyak perubahan dalam dirimu ya?" Seungwan terlihat bingung mendengar penuturan Joohyun ketika ia sudah naik ke atas motornya.

"Maksudku, waktu kecil kau tidak bisa mengendarai sepeda sama sekali tapi sekarang kau datang menjemputku menggunakan motor" Jelas Joohyun, membuat Seungwan tertawa.

"Yah, itu sudah lama sekali sekarang aku sudah besar, berhenti menganggap Seungwan mu ini adalah anak kecil yang tidak bisa mengendarai sepeda" Joohyun ikut tertawa mendengarnya, ia perlahan juga menaiki motor Seungwan.

"Tapi aku lebih suka kau yang tidak bisa mengendarai sepeda" Seungwan hanya menggeleng lalu menanyakan pada Joohyun apakah dia sudah siap sebelum ia menjalankan motornya.

Joohyun hanya mengangguk sebagai respon dan reflek melingkarkan tangannya di pinggang Seungwan, setelahnya mereka benar-benar pergi dari pekarangan rumah Joohyun menuju sekolah.

Tanpa mereka sadari ketika mereka pergi, Seulgi melihat keduanya dari jendela kamarnya yang memang berhadapan langsung dengan rumah Joohyun.

"Kenapa mereka semakin dekat?" Gumam Seulgi lalu setelahnya ia langsung menyaup blazer sekolah miliknya dan berlari menuruni tangga.

Bruk!
Karena terburu-buru Seulgi justru tersandung kakinya sendiri membuatnya jatuh ketika menuruni tangga.

"Ya ampun apa bisa lebih buruk lagi?" Ia meringis melihat ibunya datang menghampirinya.

"Astaga Seulgi, sudah ibu bilang berapa kali untuk tidak berlari ketika menuruni tangga" Ibunya pun membantu Seulgi bangun sedangkan Seulgi hanya cengengesan karena kecerobohannya.

"Ara, kalo begitu aku berangkat!" Seulgi langsung pamit begitu saja setelahnya.

Sampai di sekolah, tentu Joohyun dan Seungwan menjadi perhatian murid lain.

"Kenapa semua murid memperhatikan kita?" Risih Seungwan dengan tatapan semua murid lain.

"Mereka selalu begitu, apalagi mengetahui aku berangkat dengan mu padahal biasanya aku berangkat dengan Seulgi" Joohyun menggenggam tangan Seungwan lalu tersenyum.

"Jangan di pedulikan, maaf jika itu membuatmu tak nyaman" Ujar Joohyun ia tau betul Seungwan adalah orang yang tidak ingin menjadi sorotan, bahkan ketika dirinya berhasil menjadi pemenang Olimpiade matematika ketika mereka masih di bangku SD.

Sorotan orang-orang terhadapnya membuatnya merasa terganggu.

"Tak apa, aku baik baik saja" Balas Seungwan mencoba untuk tidak mempedulikannya.

"Ya... mungkin sekarang mereka berfikir kau kekasih baru ku" Ujar Joohyun lalu berjalan menuju kelas mereka masih mengenggam tangan Seungwan yang menampilkan wajah bingung mendengar penuturannya.

"Padahal aku dan Seulgi hanya sebatas teman tapi mereka selalu mengangapnya lain, dan saat istirahat nanti aku akan memperkenalkannya padamu" Kebingungan Seungwan berakhir ketika mendengar penjelasan lanjut dari Joohyun.

Rival | WenSeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang