Kembali

259 30 5
                                    

Di bandara yang riuh rendah, seorang gadis berambut sebahu baru saja turun dari pesawat. Wajahnya terlihat cerah meskipun setelah perjalanan yang panjang.

Dengan sebuah koper di genggamannya, ia berjalan menuju ruang tunggu yang dipenuhi dengan berbagai bunyi dan percakapan dari penumpang yang sibuk.

Ia pun berakhir mencari tempat duduk yang strategis untuk memantau pintu keluar, mengeluarkan handphonenya untuk memberi kabar kepada orang tuanya yang akan menjemputnya.

Waktu berlalu, sampai akhirnya terdengar panggilan namanya melalui pengeras suara bandara. Senyum bahagia terukir di wajahnya ketika ia menyadari jemputannya telah tiba.

Gadis itu langsung berlari kecil ke arah orang tuanya yang menjemputnya dan langsung memeluk mereka.

"Aiguu Seungwan-ah~" Ucap sang Ayah membalas pepelukan putrinya itu.

"Aku sangat merindukan kalian" Ucap Seungwan mengeratkan pelukannya.

"Kami juga sangat merindukanmu nak" Kini sangat ibu juga ikut berucap.

Perlahan mereka melepaskan pelukannya, sang ayah lalu mengacak-acak rambut putrinya itu.

"Kakakmu menjaga mu dengan baik sepertinya disana" Seungwan hanya terkekeh mendengarnya, lalu setelahnya mereka keluar dari bandara menuju mobil untuk pulang.

Sampai di rumah keluarga Son, Seungwan tak heran ketika melihat rumah bak istana milik orang tuanya dan juga beberapa pembantu yang menyambut mereka ketika masuk.

Seungwan pun di antarkan ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur besarnya itu mencoba mengistirahatkan tubuhnya.

Setelah di rasa cukup beristirahat, Seungwan perlahan bangun dan menuju kopernya untuk merapikannya.

Dirinya tersenyum ketika mendapati foto yang ia bawa lalu menaruhnya di atas meja nakas dan setelahnya lanjut merapikan sisanya.

Selesai merapikan isi kopernya, Seungwan melihat sekeliling kamarnya karena saat awal masuk ia tidak terlalu memperhatikannya, atensinya langsung jatuh pada seragam sekolah yang tergantung di belakang pintu.

"Seragam?" Batinnya, lalu bergegas keluar kamar dan turun kebawah yang beruntungnya bertemu dengan sang ibu yang terlihat heran karena putrinya terlihat tergesa-gesa.

"Omo! Jangan berlarian saat menuruni tangga, sayang" Peringat sang ibu namun Seungwan tak menghiraukannya.

"Ibu seragam yang dikamar ku itu-"

"Ah iya, kamu sudah melihatnya? Itu seragam sekolah mu besok" Belum selesai bicara Seungwan langsung dibuat diam dengan jawaban ibunya.

"S-sekolah? Tapi aku baru sampai disini bu.." Rengek Seungwan tak terima jika ia harus ke sekolah besok di sekolah barunya.

"Ibu tau itu sayang" Sang ibu mencoba menenangkan.

"Tapi ini keinginan ayahmu" Lanjut sang ibu, Seungwan berdecak kesal mendengarnya.

"Wae? Kamu masalah dengan itu?" Kini sang ayah juga ikut berucap dan menghampiri keduanya.

Seungwan terkesiap dan dia tau ia tak bisa berbuat banyak apalagi melakukan penolakan karena keinginan ayahnya.

"A-ani..." Jawab Seungwan seadanya lalu hendak pergi kembali ke kamarnya.

Namun baru saja berbalik ayahnya langsung menahannya dan memberikan sebuah kunci pada Seungwan.

"Maafkan ayah, ayah tau kamu pasti masih lelah setelah penerbangan tadi maka dari itu memberikan ini sebagai gantinya" Ayahnya memberikan kunci itu membuat Seungwan menatapnya bingung sembari menebak-nebak kunci apa yang di berikan sang ayah.

"Itu kunci motor, kamu bisa menggunakannya selama disini dan juga untuk kamu pergi ke sekolah, ayah membelikannya untukmu" Mendengar itu Seungwan langsung kegirangan bukan main, ia bahkan reflek memeluk ayahnya dan bergelantungan padanya.

"Yah Seungwan ah! Kamu ingin membuat punggung ayah patah apa bagaimana?" Ucap sang ayah namun Seungwan tak menghiraukannya sedangkan sang ibu hanya terkekeh melihatnya.

-

-

-

-

Seungwan kini terlihat bersiap siap di kamarnya, dirinya berniat berkeliling menggunakan motor pemberian ayahnya itu.

Selesai bersiap Seungwan langsung keluar kamar dan menuruni tangan lalu lanjut berjalan menuju pintu keluar.

Dirinya langsung terpukau ketika melihat motor miliknya, dirinya langsung menghampiri dan dengan hati-hati mulai naik ke atas motor itu.

"Seungwan? Kau ingin kemana?" Tanya sang ibu yang kebetulan memang berada di halaman depan.

"Aku ingin berkeliling sebentar bu" Jawab Seungwan antusias, lalu setelahnya mulai melajukan motornya setelah berpamitan dengan sang ibu.

Seungwan pun mengelilingi kota sampai sore hari, Seungwan juga beberapa kali mampir ke tempat-tempat yang ia dulu sering kunjungi saat masih kecil, lebih tepatnya sebelum ia pindah ke Negara dengan julukan The Great White North, yang ternyata beberapa tempat sudah berubah.

Kini dirinya berada di salah satu minimarket dan membeli minuman soda rasa apel sembari beristirahat sejenak.

"Tidak ku sangka banyak perubahan selama aku pergi" Seungwan bermonolog sembari menegak minumannya.

Lalu setelahnya ia melamun melihat ke depan hanya untuk memperhatikan mobil dan kendaraan lain berlalu lalang, sejujurnya masih ada satu tempat yang ingin ia kunjungi sebelum pulang.

Namun dirinya ragu, berfikir mungkin saja tempat itu juga sudah berubah dan juga seseorang yang ada di tempat itu sudah tak ada.

"Semuanya berubah..." Kembali bermonolog kini Seungwan mulai bangun dari duduknya dan membuang sampah minumannya ke tempat sampah.

"Mungkin dia juga..." Akhir monolognya sebelum akhirnya ia kembali menaiki motornya dan berniat untuk pulang karena hari mulai malam.

TBC










Maaf ya gess agak lama :(

Karena gak cuma chapter ini yang aku rombak tapi beberapa lainnya juga, so tunggu aja ya :3











Jangan lupa vote dan komennya kack<3

Lope sekebon buat yang udah vote maupun komen

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Rival | WenSeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang