ETP 1

382 113 72
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
.

Malam hari itu indah, tapi lebih indah lagi saat sore menjelang petang. Melihat matahari tenggelam itu menjadi favorit Bulan.

Malam ini, seorang gadis menyendiri didepan jendela kamar sembari menulis hal hal yang menyenangkan untuk dilakukan suatu hari nanti. Ini sering terjadi apabila gadis ini mempunyai beban pikiran.

Namanya Bulan Gemilang Jevani. Seorang gadis berusia 18 tahun yang tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.

Bulan sedari tadi terus menerus melihat langit yang penuh dengan bintang dan bulan.

Bulan begitu iri dengan Bulan yang ada diatas sana. Bulan diatas sana sangat tidak kesepian, ia ditemani oleh bintang bintang yang sangat ramai. Namun Bulan disini sangat merasa kesepian.

Rumahnya terasa sunyi padahal banyak orang di dalamnya. Ada papahnya, mama tirinya, adik tirinya, pembantu pun ada 2, supir pribadi keluarganya dan tukang kebun rumahnya.

Terasa sangat sepi.

"Bagaimana menjadi dirimu Bulan? Apa kau senang diatas sana? Kau mempunyai banyak sekali teman disekelilingmu. Suasananya pun ikut ramai." Ucap Bulan lirih menatap langit malam

Namun Bulan lupa jika sudah tertepa mendung bintang bintang itu tak akan muncul lagi namun berganti dengan awan gelap yang menakutkan. Jadi tak selamanya Bulan akan selalu ramai.

Itupun dengan Bulan. Sudah bertahun tahun lamanya. Tetapi perceraian kedua orangtuanya masih sangat hangat dipikirannya.

Ia tak tahu apa alasan kedua orang tuanya bercerai. Tetapi ia kerap kali mendengar kedua orang tuanya bertengkar dan menyibukan diri mereka sendiri tanpa mau peduli terhadapnya.

"Apa sih mas? Kamu kenapa pulang pulang marah marah terus begini." kesal Sonia.

"Kamu yang apa apaan Sonia, saya baru pulang bukanya disambut tapi kamu malah santai santai didepan televisi seperti tadi." balas Neandra menyorot tajam ke arah Sonia.

"Memangnya perlu seperti itu? Lagi pula saya sibuk juga asal kamu tahu. Lagian ada Bulan kan yang nyambut ya udah sih." balas Sonia tak kalah tajam.

Neandra semakin menyulut emosinya namun ia tahan karena masih ada bulan andai tidak ada ia akan sangat sangat marah mendengar ucapan Sonia, istrinya itu.

Neandra menghela napas pelan.

"Oke. Sekarang kamu antar Bulan ke kamar." suruh Neandra.

"Gak bisa mas. Kenapa gak kamu aja sih? Kamu juga kan mau ke atas sekalian aja. Aku sibuk mas tolong ngertiin aku."jawab Sonia sembari melanjutkan aktivitasnya yang ketunda tadi.

Neandra kembali tersulut emosi mendengarnya.

Neandra mengambil vas dan melempar ke arah dinding.

Epilog Tanpa PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang