"Dek Dirga, coba ajak Mbak Arin keluar dulu ya Nak"
Dirga mengangguk dan berjalan menuju kamar Arin. Keluarga Tendean datang ke rumah keluarga Samudra karena Pierre berniat ingin melamar Arin.
Arin terlihat kebingungan dan melihat ke arah Pierre, Dirga yg berdiri di belakang Arin tersenyum.
"Bang Pierre" bisik Dirga, Pierre langsung berdiri dan menyambut Arin.
"Ada apa ini Ibu? Kenapa semua nya berdandan rapi seperti ini? Mau kemana?" Tanya Arin kepada Cornet.
Cornet tersenyum. Dia menoleh ke arah Tendean.
"Jadi Nak Arin, tujuan Bapak dan Ibu kemari untuk meminta Nak Arin menjadi istri dari anak kedua kami. Bapak ingin Nak Arin yg menemani dan juga menyayangi anak kami. Pierre, dari lubuk hati yg paling dalam kami sangat meminta kepada Nak Arin, apakah Nak Arin bersedia?"
Arin terdiam mendengar ucapan Tendean barusan, dia tidak menyangka dan berharap yg barusan terjadi ialah mimpi.
Arin menunduk, "Bolehkan saya mendapatkan kesempatan untuk berfikir dulu Pak? Sekitar, 1 atau 2 hari? Karena pilihan nya cukup rumit, saya memang mencintai Mas Pierre tetapi..."
"Bapak dan Ibu telah sepakat untuk menerima apapun keputusan dari Pierre karena dia juga pantas untuk memilih jodohnya, Ibu juga telah mengikhlaskan Pierre ikut dengan mu karena dia percaya kepadamu Nak"
"Baiklah Nak, tidak papa jika belum mendapatkan jawaban nya sekarang. Kami memberikan kamu kesempatan untuk berfikir dua kali dan kamu dapat menolak dan menerima"
Arin mengangguk, Jelita mencoba untuk mencairkan suasana yg lumayan awkard. "Eh Ibu, Bapak dan yg lain. Kebetulan saya ada masak banyak hari ini, ayo kita makan bersama di ruang makan"
Cornet mendekat ke Jelita, "Iya benar, ayo saya bantu kamu menyiapkan piring dan yg lain"
Setelah selesai makan, Pierre meminta izin untuk dapat bicara empat mata saja dengan Arin.
"Adek"
"Mas"
"Apa Mas sudah siap untuk pindah kepercayaan? Ini lumayan rumit Mas, saya takut nanti Mas tidak kuat"
"Arin, maafin Mas. Mas sudah sangat mencintai kamu dan jatuh hati dengan kamu, Mas ingin membangun keluarga kecil bersama kamu, semua orang juga sudah meminta Mas untuk cepat-cepat meminang kamu daripada nanti keduluan orang lain"
Arin perlahan memeluk Pierre, "Mas, apakah kamu sudah minta izin ke Abah untuk meminang saya?"
Pierre tersenyum, "Malah beliau yg lebih dulu meminta saya untuk segera serius kan kamu, sampai-sampai beliau masuk ke mimpi saya semalam"
"Aku takut Mas. Tapi lain hal aku juga tidak ingin mengecewakan Ibu dan Abah, juga kedua orang tua mu. Aku harus membuat bahagia dengan apa yg mereka pilihkan untuk kebaikan aku"
"Sama Rin, Mas juga tidak ingin mengecewakan semua nya dan mengingkari janji dengan Abah. Kita harus sama-sama belajar dan mengikhlaskan, aku takut nanti akan menyakitimu"
"Aku takut nanti karena pernikahan kita ini akan menjadi penghalang bagi langkah kamu, aku hanya ingin selalu bersama kamu, di dekat kamu dan menjaga kamu dari segala nya dan juga tanpa harus menyakiti kamu, Mas sayang kamu Dek"
Arin memeluk Pierre makin erat, baju kemeja Pierre basah karena air mata gadis yg sangat dia cintai itu. Pierre juga mempererat pelukan nya ke Arin.
"Biarkan aku berfikir dulu ya Mas, aku tidak mau kehilangan kamu. Aku ingin kita selalu bersama sampai ajal menjemput, dan. Aku takut nanti ada suatu hal yg membuat kita harus berpisah suatu saat, dan saling menjauh"
Pierre mengangguk.
"Mas sangat menyayangi dan mencintai kamu Rin, apapun jawaban kamu nanti akan Mas terima. Semoga jawaban kamu nanti menjadi yg terbaik untuk kita. Kalau kamu menerima lamaran Mas nanti. Mas akan menjaga amanah dari Abah untuk selalu membuat Arin nya tersenyum dan bahagia"
Tidak tau apa jawaban Arin nanti, semoga saja jawaban itu memang yg terbaik untuk mereka yg sudah berhubungan sejak 3 tahun.
****
Arin memejamkan mata nya dalam sujud, air mata nya meluncur begitu saja dari mata cantik nya. Ia bimbang dengan pilihan dan pikiran nya, di sisi lain. Dia juga ingin membahagiakan Ibu dan Abah nya di surga sana."Kalau Mbak Arin tidak bersedia, tidak apa-apa kok Nak. Ibu bisa nanti bicara dengan Bapak Tendean, Ibu tidak ingin melihat kamu menangis seperti ini" Arin hanya diam.
"Jika itu yg terbaik bagi Ibu dan juga Abah, Arin bersedia kok Ibu. Tapi apakah Arin bisa nego Bu?"
"Pierre bukan barang Rin"
"Ibu juga percaya dengan dia, ibu juga yakin dia adalah seorang yg sangat menghormati wanita. Ibu yakin dia pantas untuk kamu Nak. Dulu, sebelum Abah meninggal. Kami sudah berfikir secara matang untuk hal ini, bahkan Ibu dan Abah setiap malam istikharah untuk meminta jalan terbaik"
"Dan mungkin inilah jawaban terbaik nya Nak, apalagi dia sangat mencintai kamu. Dia tidak pernah menyakiti kamu selama 3 tahun ini bukan?"
Arin mengangguk.
"Baiklah Ibu, besok mereka kemari lagi kan? Atau hanya Mas Pierre yg datang kemari?"
"Seperti nya mereka semua datang kemari Nak, kamu adalah calon istri anak laki-laki mereka satu-satunya. Mereka berharap lebih kepada kamu Nak, Ibu harap kamu nggak mengecewakan kalian ya"
Arin menunduk, "Tetapi kenapa Ibu percaya banget dengan Mas Pierre?"
"Gimana kalau Mas Pierre mungkin ada kehidupan lain?"
"Tidak, tidak ada wanita lain di kehidupan Pierre, Nak"
"Kenapa Ibu yakin banget?"
"Karena Ibu mengenal dia dengan baik Nak, selama ini dia sudah Ibu dan Abah anggap sebagai anak kandung kami sendiri, jadi Ibu yakin dia hanya mencintai kamu seorang Nak"
Arin senyum, dia sudah yakin dengan jawaban nya. Menerima Pierre sebagai calon imam nya. Dia sudah menyiapkan jawaban untuk pertemuan besok.
"Sudah ya Nak, kamu ambil wudhu lagi. Kita sholat berjamaah, Adik mu udah siap di ruang sholat"
Arin pelan berdiri dan mengambil wudhu, Jelita sangat bangga dengan anak gadis kebanggaan nya itu. Tidak salah jika Pierre sangat mencintai putri nya itu.
"Mas Arga, Mungkin ini jawaban untuk doa kita selama ini Mas. Pierre mungkin jawaban untuk setiap doa sepertiga malam putri kita"
"Kamu pasti sangat bahagia di surga sana bukan? Anak kita sudah akan dimiliki oleh seseorang yg akan menjadi imam nya nanti"
"Aku sangat bahagia dengan semua nya, Ta. Aku sudah sangat percaya dengan Pierre, aku sudah yakin kepada nya untuk dapat meminang putri kecil kita" Arga.
Tbc
Nggak mungkin rasanya untuk memisahkan dua sejoli ini, mungkin juga nanti mereka akan benar-benar menikah. Vote dan komen jgn lupa ya readers tersayang!! Luv u all
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒊𝒂 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊, [𝑃𝑖𝑒𝑟𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑛𝑑𝑒𝑎𝑛 𝐹𝑎𝑛𝑓𝑖𝑐]
Historical Fiction"Mbak Arin. Putri kecil Abah yg cantik, jika suatu saat Abah sudah tidak ada lagi, Abah sudah titipkan kamu kepada Nak Pierre, mungkin dia adalah jawaban dari istikharah mu selama ini, Abah restu kan kalian Nak dan Abah juga telah memberikan keperca...