Enjoy!
----
Arin's POV
Hari yg cukup lelah hari ini, menurut ku. Karena harus bolak-balik ke Yonif dan ke rumah sakit untuk melakukan tes kesehatan, tes nya cukup sama dengan tes kepolisian. Seperti, cek darah, urine dan masih banyak lagi yg tidak bisa aku sebutkan.
"Yuk dek kita masuk" Ajak Mas Pierre.
"Pegang tangan aku se-erat dan sekuat mungkin ya dek" lanjut nya.
Ketika sudah duduk di dalam, aku di berikan cukup banyak soal. Nama nya Tes Litsus. Banyak sekali pertanyaan yg harus ku jawab tentang wawasan, kewarganegaraan, kebangsaan dan banyak lagi.
Sebelum masuk tadi juga, Mas Pierre sempat memberikan aku semangat supaya tidak gugup mengerjakan soal untuk para calon persit.
"Semangat sayang"
Aku tersenyum, semua soal telah aku kerjakan dengan mudah, Alhamdulillah. Walaupun mataku sudah perih dan tangan ku yg pegal karena tulisan yg cukup banyak ini.
Selanjutnya, aku masuk ke sebuah ruangan, sendiri pastinya. Ada satu orang penguji di ruangan ini. Rasa nya sangat gugup. Tapi lebih jujur gugup saat di lamar Mas Pierre sih.
"Sekarang, silakan sebutkan nama calon suami mu lengkap beserta pangkat nya ya Mbak"
"Siap. Ijin menjawab Pak, Nama Letnan Satu Pierre Andries Tendean, S.Tr.Han. NRP 196112xxxx"
Banyak sekali pertanyaan yg berbelit-belit dan di ulang-ulang, untung saja aku bisa menjawab nya karena berkat Buku Magic pemberian Mas Pierre. Kurang lebih 15menit berada di ruangan itu dengan atmosfer yg sangat mencekam.
Aku pun keluar dan di sambut oleh Mas Pierre yg tersenyum manis sambil menatap ku. "Gimana Dek?"
"Alhamdulillah lancar Mas"
"Besok kita mau ngapain lagi Mas?" Tanyaku. Pelan aku menggandeng lengan Mas Pierre.
"Besok kita ada janjian untuk bintal dek"
"Jam berapa?"
"Tadi Mas udah minta janjian nya pukul 1 siang, kamu bisa kan?"
"Bisa dong Mas" Pelan aku menatap mata Mas Pierre, tanpa sadar air mataku jatuh ke pipi. Ternyata cukup berat juga untuk dapat menjadi istri seorang pengabdi di Bumi Pertiwi ini.
"Dek? Adek kenapa, kok nangis? Apa adek sedang tidak enak badan sekarang, atau adek cemas karena menghadap?"
"Aku takut, Mas"
"Kamu nggak perlu takut, Dek" Mas Pierre memeluk ku dan mencoba menenangkan ku, oh iya sampai lupa. Aku kini tengah memakai baju persit, ya. Baju berwarna hijau khas para persit.
"Adek percaya ya sama Mas, kita bisa lewati semua ini bersama-sama, seperti kata adek sendiri, InsyaAllah. Kalo di jalankan dengan sabar pasti hasil nya memuaskan"
Calm ya Rin, inget di semua kesusahan pasti ada kemudahan kok, Allah tau usaha kalian berdua – Melthor
Siang hari nya kami sudah berada di ruang disbintal. Mendebarkan. Karena aku bakal diberikan beberapa pertanyaan.
"Baik, kepada Saudari Arin Anjelita Samudra. Apakah saudari sudah siap untuk menjawab beberapa pertanyaan dari saya?"
Aku mengangguk, "Siap Pak". Aku sudah berkeringat dingin karena gugup, Mas Pierre mengengam tangan ku supaya rasa gugup ku hilang.
Semua pertanyaan alhamdulillah dapat ku jawab dengan sangat baik.
"Sudah berapa lama saudari kenal dengan Lettu Pierre?"
"Siap, Ijin menjawab Pak. Saya sudah kenal dengan Lettu Pierre sejak 3 tahun yg lalu"
"Baik. Usia kamu tergolong begitu muda, bahkan saya lihat di berkas yg telah kamu kumpulkan. Kamu masih menjadi Guru Muda di sebuah sekolah dasar, betul?"
"Siap. Betul Pak"
"Lalu, apakah kamu dapat mengimbangi antara pendidikan kamu dan kegiatan di dalam asrama nanti? Karena kegiatan persit yg begitu padat. Di tambah calon suami kamu adalah seorang perwira"
"Ijin menjawab Pak, ketika saya sudah menerima lamaran dari Lettu Pierre, di situ saya juga telah mempertimbangkan segala resiko dan memikirkan kedua nya, dimana pendidikan itu juga adalah hal yg penting di dalam rumah tangga, InsyaAllah. Semua nya tidak akan menganggu tugas saya sebagai seorang istri dan anggota persit Kartika Chandra Kirana"
"Baiklah, Mbak Arin Anjelita. Coba kamu bacakan salah satu surat dalam Al-Quran" Dengan percaya diri, aku membacakan surat Al-Kahfi.
"MasyaAllah. Hafal Al-Quran Mbak?"
"Siap. Ijin menjawab Pak, saya hanya hafal juz 15"
"Bagus sekali Mbak Arin, nanti tinggal minta di ajarkan dalam berkehidupan berumahtangga ya, khususnya di lingkungan TNI nanti. Peran istri itu yg mendorong karir suami nya dan terlebih nanti kalau kalian sudah memiliki momongan, akan semakin repot pasti nya"
Beliau menyampaikan banyak sekali wejangan kepada kami, hingga kami baru dapat keluar sekitar pukul 3 sore.
"Dek, kamu masih semangat kan?"
Aku tersenyum dan mengangguk, "Tentu saja aku masih semangat kok Mas, masa mau jadi calon persit lemah?"
"Hehe bagus kalau begitu, kita istirahat dulu ya kan masih ada cukup banyak waktu, kamu masih hapal kan lagu Mars dan Hyme persit? Mas tidak mau nanti kamu malah kena tegur Ibu ketua dan Ibu pengurus"
"InsyaAllah hapal Mas, semalem sampai tidak tidur hanya untuk menghafalkan lagu Mars dan Hyme persit"
"Ya sudah ayo kita cari makan dulu, kamu pasti lapar kan?"
To Be Continue
Alhamdulillah, alhamdulillah, akhirnya mereka pengajuan juga, sabar ya guys bentar lagi, bentar lagi mereka akan nikah
Jgn lupa VOTE dan KOMEN ya guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒊𝒂 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊, [𝑃𝑖𝑒𝑟𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑛𝑑𝑒𝑎𝑛 𝐹𝑎𝑛𝑓𝑖𝑐]
Historical Fiction"Mbak Arin. Putri kecil Abah yg cantik, jika suatu saat Abah sudah tidak ada lagi, Abah sudah titipkan kamu kepada Nak Pierre, mungkin dia adalah jawaban dari istikharah mu selama ini, Abah restu kan kalian Nak dan Abah juga telah memberikan keperca...