Hello all! Apa kabar semua nya? Melthor harap kalian semua baik-baik aja yaa! Melthor publish chapter baru nih, semoga kalian suka!
Enjoy!
----
Pagi ini seperti biasa Arin akan membersihkan rumah nya dan Jelita pasti akan mencuci baju, setelah selesai membersihkan rumah saat nya membersihkan bagian halaman depan dan belakang rumah yg cukup banyak daun yg sudah layu terjatuh ke tanah.
"Wah banyak sekali daun nya jatuh, seperti sedang musim gugur saja, harus cepat-cepat ini nanti kalau Ibu tau pasti akan merepet" secepat kilat halaman depan dan belakang sudah bersih.
Arin masuk kerumah dan mencari keberadaan ikan, tetapi tidak ketemu, "Ibu? Dimana Ibu taruh ikan tenggiri yg kita beli di pasar tadi?" Tanya Arin, Ibu keluar dari kamar mandi, dia bantu Arin mencari ikan dan ketemu.
"Ini apa? Belut?"
"Hehe... Maaf Bu, Arin nggak fokus" Jelita geleng-geleng kepala melihat Arin yg akhir ini suka sekali tidak fokus mencari barang, Arin pun mulai membersihkan ikan, dan mulai menggiling nya dengan alat yg memang kebetulan mereka ada.
"Nah sudah jadi akhirnya, eh ada suara telepon dari siapa ya?"
Arin angkat, "Hallo? Dengan siapa ya?"
"Hallo kakak, Assalamu'alaikum, Kakak ini gawat kak! Gawat banget!" Arin mulai emosi mendengar adik nya yg sudah heboh disaat baru saja di jawab.
"Adek coba pelan pelan, ada apa toh?"
"Kakak maafkan Dirga ya, sebelum nya kakak jangan marah dulu, ini untuk urusan prakarya semalam, ketinggalan di rumah karena Dirga kececer"
"Astagfirullah adek, kamu itu emang dari dulu kebiasaan, barang penting suka banget kamu lupain, ya sudah kamu tunggu aja di kampus. Kakak berangkat dulu kesana"
"Iya Kak. Maaf banget ya Kak"
Arin pun bersiap mengganti pakaian nya, berjalan menuju kamar mandi untuk meminta izin kepada Jelita, untuk mengantarkan tugas prakarya milik Dirga yg ketinggalan di rumah.
"Ibu, Arin pergi dulu ya"
"Loh? Mau kemana, Nduk?"
"Arin mau antarkan prakarya Dirga, Bu, Arin pergi dulu ya assalamu'alaikum"
"Iya Nduk, wa'alaikumsalam, Hati-hati ya Nduk jangan ngebut-ngebut bawa sepeda nya!" teriak Jelita dari dalam rumah.
Arin bingung mau pergi menggunakan apa, sedangkan ban sepeda nya saja kempes dan tidak sempat untuk di tampal. Kemudian dia melihat Pierre sedang lewat menggunakan mobil Jeep, Arin berlari mendekat untuk memberhentikan Pierre.
"Pak Pierre! Pak tunggu!"
Otomatis yg di panggil langsung berhenti, kemudian turun dari mobil dan mendekat ke Arin, "Ada apa Dek? Ada yg perlu di bantu? Kayak nya adek tergesa-gesa sekali?" Tanya Pierre, Arin ngangguk.
"Perlu banget, Pak! Pak Pierre bisa tidak antarkan saya ke Kampus? Tolong Pak, kasihan adik saya nanti bisa di hukum kalau prakarya nya tidak di kumpul"
"Boleh-boleh, ya sudah ayo naik"
Mereka pun berangkat, lumayan ngebut Pierre membawa Jeep tersebut supaya cepat sampai, disisi lain Dirga sudah berkeringat dingin karena sebentar lagi nama nya akan di panggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒊𝒂 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊, [𝑃𝑖𝑒𝑟𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑛𝑑𝑒𝑎𝑛 𝐹𝑎𝑛𝑓𝑖𝑐]
Historical Fiction"Mbak Arin. Putri kecil Abah yg cantik, jika suatu saat Abah sudah tidak ada lagi, Abah sudah titipkan kamu kepada Nak Pierre, mungkin dia adalah jawaban dari istikharah mu selama ini, Abah restu kan kalian Nak dan Abah juga telah memberikan keperca...