CHAPTER 7

1.5K 178 14
                                    

A/N : Hallo reader dan silent reader, apa kabar....? Aku lihat chapter extra sepertinya kurang diminati.... Tapi gapapa semoga kalian tetap bisa mengikuti alurnya ya....

Jangan lupa tinggalkan jejak ya 👉👈🥺
Dan siapkan cemilannya ya 🍟🍿☕🧉 karena ini akan menjadi chapter yang cukup emosional, semoga kalimat yang aku gunakan bisa sampai kepada pembaca

-------

Keheningan yang benar-benar sunyi... Hanya rasa sakit yang menyengat menyelimuti indranya saat dia perlahan bangun dari tidurnya yang cukup lama. Saat dia mencoba menggerakkan anggota tubuhnya berdenyut menyakitkan. Namun, cukup melegakan bahwa dia masih hidup.... Dia membuka matanya perlahan, penglihatannya kabur sesaat sebelum semua menjadi lebih jelas.

Dia mengalihkan pandangannya ke sekitar dan melihat gadis berambut hitam tidak sadarkan diri disampingnya... Itu adalah polisi wanita itu. Dia ingat saat mereka melompat ke dalam air untuk menghindari ledakan.. mereka terlempar ke air dan naik ke sisi trotoar terowongan.

"U-ughhhh"

Dia mencoba bergerak dan menyadari betis dan lengannya berdenyut-denyut. Itu adalah tempat dimana dia terkena tembakan.... Tapi yang lebih buruk lagi adalah luka di kepalanya. Itu membuatnya pusing dan dia tidak begitu yakin sudah berapa lama dia berada disini. Kemudian Becky mengambil pisau tersembunyi dari sakunya, dan dia memotong bajunya menjadi strip untuk mengikat luka nya... Untuk mencegah dia kehilangan darah lagi.... Setelah mengobati dirinya secara kasar, dia perlahan-lahan menggeser dirinya ke arah Freen dan memeriksa apakah gadis itu terluka atau tidak....

"Syukurlah.... Dia baik-baik saja..."

Freen tidak terluka, tetapi dia mendapat banyak luka bakar dan goresan di tubuhnya karena ledakan itu. Freen menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk melindungi Becky dari ledakan itu. Pada akhirnya, Becky melepaskan jaket luarnya dan memakaikannya pada Freen yang sedang tidak sadarkan diri itu... Dia memeriksa sakunya dan untungnya dia memiliki obat untuk penghilang rasa nyeri dan antibiotik untuk infeksi bakteri....

Tetapi pil itu hanya cukup untuk satu orang. Becky menatap pil itu, dan mengambil pil untuk penghilang rasa nyeri untuk dirinya sendiri, bagaimanapun dia selalu membutuhkannya... Karena itu adalah pil wajibnya. Kemudian dia mengambil pil antibiotik dan memasukkannya kedalam mulutnya untuk secara manual mengubahnya menjadi cairan kental, kemudian dia mendekatkan bibirnya ke bibir Freen.. Untuk memaksa polisi yang tak sadarkan diri itu menelan antibiotik itu. Becky kemudian menyeka mulutnya dan memutuskan untuk membuat sebuah rencana. Dia tidak terlalu memikirkan perihal mencium putri tidurnya dalam situasi seperti ini, tetapi harus dia akui bahwa bibir itu sangat lembut.

Karena telah berhasil lolos dari ledakan itu, Becky berharap tidak ada lagi polisi yang mengejar mereka. Tetapi dia tetap selalu waspada atas kemungkinan-kemungkinan yang tidak menguntungkannya. Mereka harus segera bergerak sebelum terjadi hal yang lebih buruk.

"U-Uugh...!"

Becky menggendong Freen di punggungnya meskipun betisnya masih terasa sakit karena terkena tembakan. Namun rasa sakit itu tidak akan menghentikan Becky untuk terus maju. Karena Jika mereka tertangkap disini, maka usahanya untuk mengambil resiko menculik Freen akan menjadi sia-sia, dan Becky sangat membenci hal itu. Tentu ada alasan mengapa Becky memberikan pil antibiotik pada Freen, dia tidak ingin polisi itu mati dalam waktu dekat. Dia masih memerlukan Freen untuk balas dendam.

Love CaptureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang