CHAPTER 11-2

1K 129 18
                                    

Halo para pembaca yang aku sayangi, 🥱
Jangan bosan ya, cerita ini udah memasuki konflik inti nya...

Oh ya... Aku benar-benar berharap tidak ada anak dibawah umur yang membaca fiksi ini... Karna beberapa adegan yang cukup brutal .. bahkan setelah bahasanya di sederhanakan... Jadi anak-anak mamih yang masih imut jangan diteruskan yaa 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak....

----------


"Tangkap dia!!!! Tembak jika perlu, tapi jangan bunuh dia!!"

Petugas biasa berusaha menangkap Heng, yang masih mereka anggap sebagai salah satu dari mereka yang berkhianat. Heng memastikan bahwa topi nya tidak jatuh saat dia bertarung melawan petugas yang tidak terhitung jumlahnya. Tak satupun dari mereka yang mengira Heng adalah penyusup dan dia terus-menerus menjatuhkan para petugas dengan satu pukulan ataupun menggunakan Taser.

Beberapa petugas mulai kehilangan kesabaran dan berpikir satu-satunya cara untuk menghentikan petugas palsu itu adalah dengan menembak nya. Mereka sudah siap dan menodongkan senjata ke arahnya sementara memberikan isyarat kepada teman-teman mereka untuk menjauh dari jalur peluru.

"Minggir sekarang!!"

"Heh!! Kau pikir akan semudah itu?"

Heng menarik pelatuknya dan menembak tiga petugas yang membidiknya. Dia tidak ragu sedikitpun dan dia mengarahkannya dengan sempurna ke lengan merek untuk mencegah mereka menyerangnya. Tentu saja menyerang petugas seperti itu hanya menambah keributan di sekitarnya. Heng melihat sekelilingnya dan dia menyadari bahwa dia benar-benar telah memukuli banyak petugas. Sebagian dari mereka dikalahkan serangan Heng dan juga Taser nya.

Heng berlari tanpa ragu-ragu dan dia menggunakan tongkat logam yang dia curi untuk memukul kepala mereka bertiga dan hal itu langsung membuat petugas itu pingsan. Sekitar 20? 30? Heng tidak menghitung lagi berapa banyak petugas yang telah dia pukul jatuh. Dia tidak mengeluarkan banyak keringat dan masih memiliki semangat yang membara.

"Dasar kau bajingan....!"

~BANG~

"Wooah...!?"

Heng terkejut karena dia tidak mengira hal itu, tetapi setidaknya dia berhasil menghindarinya. Namun peluru itu mengenai topinya sehingga topi itu terbang. Hal itu mengungkapkan wajahnya dan identitasnya pada para petugas. Saat itulah para petugas itu menyadari bahwa pria itu semakin mencurigakan.

"Menyerah lah sekarang.... Dan kami tidak akan menggunakan kekerasan!!"

"Kurasa kekuatan kita cukup setara disini?!"

Heng hanya tersenyum sebelum dia masuk ke posisi bertarungnya dengan dua tongkat logam di tangannya. Meskipun sebenarnya dia lebih suka menggunakan pisau untuk membunuh musuhnya, tetapi kali ini dia tidak diizinkan membunuh orang dalam tugas sebagai umpan disini. Senyumnya itu menunjukkan betapa dia sangat bersemangat untuk ini, dan kali ini ada lebih banyak petugas yang mengelilinginya. Dan sejauh ini Heng belum melihat Nita, tapi dia yakin Nita akan segera muncul. Dan Heng juga merasa yakin bahwa Nita akan menyadari bahwa Heng lah orang yang sedang bertarung di tengah kerumunan ini.

"....... Tunggu aku, Nita."

-

"Apakah anggota SWAT masih belum bisa menghentikan orang-orang itu?"

Daniel bertanya kepada salah seorang anak buahnya, tetapi mereka hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban mereka. Dia merasa semakin gelisah ketika dia menyadari bahwa musuh menyerangnya kembali dan dia merasa bahwa penyusup ini adalah orang yang sama dengan orang yang menculik putrinya. Mungkinkah invasi ini semua terjadi secara kebetulan setelah dia membawa putrinya ke sini? Daniel menoleh ke arah Freen dia tidak bisa untuk tidak meragukan putrinya.

Love CaptureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang