2. Wrath

1.7K 146 1
                                    

"Kak, tolong kamu minggir dulu. Kamu mabuk!"

Minho seakan tuli dan lebih memilih untuk memandangi wajah rupawan adiknya. Jemarinya mengusap pipi Jisung yang sangat lembut.

"Gue beneran baru sadar lo semanis ini, secantik ini"

"Kamu mabuk! Aku adik kamu, kak!"

"Lo itu... cuma adik tiri gue"

Brugh

Jisung menutup matanya saat Minho terjatuh diatas tubuhnya. Jisung lega karena Minho tidak berbuat hal yang tidak-tidak. Ia pun berusaha mendorong tubuh besar Minho ke samping dan menutupinya dengan selimut.

Seperti itulah Minho, selalu merepotkan adik yang ia benci. Pada kenyataannya Jisung sangat menyayangi Minho sebagai kakak.

Jisung pun bangkit dan keluar dari kamar Minho lalu kembali tidur di kamar mamanya.

Keesokan harinya Minho terbangun dengan kepala yang terasa sangat berat. Ia paham siapa yang membawanya ke kamar karena tak ada yang lain kecuali Jisung.

Namun kebencian didalam hatinya mengalahkannya untuk sekedar berterima kasih pada Jisung.

Ia pun bersiap-siap dan berangkat ke sekolah. Minho selalu membawa mobilnya.

Saat di rumah ia membawa Jisung namun Minho selalu menurunkan Jisung di halte bis. Setiap hari seperti itu karena mamanya menyuruh Minho untuk mengantar Jisung yang bersekolah satu arah dengannya.

Jisung tak pernah protes maupun melaporkan semua sikap buruk Minho kepada sang mama.

Jisung dan Minho sama-sama bersiap untuk ujian kelulusan. Sang mama dan mendiang papanya selalu menyekolahkan Jisung di tempat Minho bersekolah. Selain bagus, disana murid-muridnya diwajibkan untuk berprestasi. Jadi akan mempermudah para muridnya untuk masuk ke dunia perkuliahan sesuai jurusan yang diinginkan.

Minho tak protes akan itu karena perbedaan umur yang menyebabkan mereka tak akan satu sekolah di tahun yang sama.

Minho yang masih tak jauh dari halte melihat Jisung dari kaca spionnya. Jisung masuk kedalam mobil yang cukup mewah.

Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia juga dikejar waktu untuk pergi ke sekolahnya.

Sedangkan Jisung sudah sampai di sekolahnya.

"Kak, terima kasih banyak yaa"

"Sama-sama Jisung. Kalau gitu kakak berangkat dulu ya"

"Hati-hati kak"

Jisung pun berjalan masuk kedalam gerbang. Senyumnya merekah. Entah mengapa hatinya terasa senang saat lelaki berbeda sekolah itu mengantarnya ke sekolah.

"Heh! Senyum sendiri, kesurupan lo!"

"Apaan sih, ngagetin aja lo Seungmin!"

"Lo dari tadi gue panggilin ya nyet malah senyum-senyum sendiri"

"Ada apa sih?"

"Osis disuruh kumpul anjing, buruan"

"Hadeh, iya ayo"

Sesibuk itu Jisung di hari ini, ia sangat kelelahan. Energinya terkuras habis hari ini.

Jadwal makan siang pun terlambat, ia hanya memakan sepotong sandwich juga susu pisang karena makanan di kantin sudah habis.

Wajah Jisung pun sedikit pucat, akhirnya ia bergegas untuk segera pulang.

Ia duduk di halte bis dengan keadaan yang lemas. Bis juga tak kunjung datang.

STAY • ((MINSUNG)) • [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang