22. Destiny

1.4K 68 6
                                    

Minho mengantar Jisung ke kamarnya.

"Kak... Nggak balik?"

"Nggak"

"Kak Lia mana?"

"O-oh itu... Dia di rumah orang tuanya, nggak ikut kakak"

"Kenapa?"

"Lagi sama temennya, makanya dia nggak ikut"

"Kak, semua baik-baik aja kan?"

"Kenapa memangnya? Kamu lagi ada masalah serius masih aja nanyain masalahku"

"Cerita! Aku kan adikmu, kenapa gak mau berbagi cerita?!"

"Kami baik-baik saja, nggak perlu ada yang kamu khawatirkan"

Jisung masih tak percaya setelah menatap manik kecoklatan Minho, tapi mau bagaimana lagi jika Minho berkata semua baik-baik saja kan?

"Ya sudah kamu istirahat, aku mau ke kamar"

"Iya, kak"

"Selamat malam, Jisung"

"Malam, kak Minho"

Minho sudah pergi, kini Jisung sendirian. Ia masih memikirkan kehidupan percintaannya yang gagal.

Mungkin ia harus berterima kasih pada Seungmin setelah menghajarnya karena ia berkata jujur soal Chan,

Atau mungkin tidak. Entahlah.

Jisung mengusap-usap wajahnya frustasi, lalu ia memaksakan diri untuk tidur saja.

Sialnya setelah hampir dua jam ia tak kunjung tidur. Kepalanya penuh dengan Chan dan Seungmin yang berusaha ia lupakan. Namun sekeras apapun ia mencobanya sekarang tak akan bisa.

Mungkin meminum beberapa gelas bir bisa membantunya cepat tidur, pikirnya. Tanpa berlama-lama Jisung turun untuk mengambil bir.

Saat ia hendak melangkah ke dapur, matanya menangkap sosok Minho yang terlihat mabuk. Minho menyandarkan tubuhnya sambil bergumam sesuatu yang tak bisa Jisung dengar.

Jisung mendekati Minho dan membantu Minho merebahkan tubuhnya diatas sofa.

"Kak Minho tidur sini aja ya, maaf aku gak bisa angkat kakak ke kamar"

"Jisung...."

"Iya, kak?"

"Jisung....ugh"

"Kak Minho perlu apa?"

"Lia..."

"Kak Lia? Mau aku teleponkan?"

"Lia.. selingkuh...."

"A-apa??!"

Jisung berharap Minho bicara omong kosong. Tapi kalimat setelahnya membuat Jisung percaya ucapan Minho.

"Ya, waktu itu aku memergokinya pergi bersama lelaki. Aku kira itu temannya, tapi dia pergi bersama lelaki itu tidak sekali dua kali, Ji..."

"Lalu?"

"Lia juga pernah ke hotel bersama orang yang sama"

"Apa alasan kak Lia selingkuh?"

"Kita sering cekcok, aku tak berbuat apapun tapi dia selalu berulah.. bicara yang tidak-tidak. Aku sudah berusaha menjadi seperti yang dia mau, tapi ujung-ujungnya dia berkhianat"

"Jadi itu alasan kakak kesini?"

".....lelaki itu ternyata ayah kandung anak Lia, hatiku sangat hancur mendengar pengakuan lelaki itu. Melihat wajah Lia yang panik saat itu semakin meyakinkanku kalau itu fakta"

STAY • ((MINSUNG)) • [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang