15. The New One

752 74 2
                                    

Hari demi hari berlalu. Hubungan Jisung dan Minho semakin membaik. Mereka sering menghabiskan waktu hingga malam terakhir Minho melajang. Ya, hari ini adalah hari dimana Minho dan Lia menikah.

Perasaan Jisung campur aduk. Ia merasa senang karena sebentar lagi ia akan mempunyai keponakan. Namun disisi lain ia bingung kenapa harus merasa sedih.

Mata Jisung tak lepas dari sosok Minho. Minho sangat tampan mengenakan tuxedo hitamnya.

Tepat setelah acara sakral itu berakhir, Jisung memutuskan untuk pergi ke toilet sejenak.

Air matanya menetes begitu saja. Ia berharap semoga air matanya adalah air mata kebahagiaan atas pernikahan Minho dan Lia.

"Ma, kakak sudah menikah. Jisung kok masih jomblo aja sih... hiks.."

"Jisung?"

Sekali lagi, Chan dan Jisung dipertemukan. Dengan cepat ia mengusap air matanya.

"Kamu nangis?"

"Aku terharu kak, apalagi Mama Papa kan tidak ada disini"

"Hmm.. lebih baik ke taman saja, yuk?"

Jisung menerima tawaran Chan. Mereka berjalan berdua beriringan.

Jisung bertemu Hyunjin, Felix, dan Changbin.

"Waduh, kalian pacaran ya?!"

Suara Changbin membuat sang mempelai pria menolehkan kepalanya. Matanya terfokus psda Jisung dan Chan.

"E-enggak kok, kak Changbin"

Chan menghela nafasnya pelan.

"Mulut lo kebiasaan ya, Bin"

Changbin hanya tertawa renyah.

"Tapi kalian cocok loh. Ya kan, Hyun?"

"Iya juga sih"

Felix dan Hyunjin pun tak ingin ketinggalan.

Mendengar itu, Minho seakan tak suka. Jisung dan Chan berpacaran? Yang benar saja, batinnya.

Lalu Minho melihat Jisung dan Chan keluar dari gedung. Saat dirinya hendak mengikuti Chan dan Jisung, tiba-tiba Lia menarik tangannya. Mau tak mau dirinya harus mengikuti istrinya itu.











"Taman disini wangi sekali, aroma bunga dan rerumputannya aku suka"

"Benarkah?"

"Hm! Mawarnya wangi sekali"

Chan pun beranjak dari kursi taman lalu berjalan ke taman dengan bunga mawar yang dimaksud oleh Jisung tadi.

Ia memetiknya dan memberikan bunga itu pada Jisung.

"Terima kasih kak Chan"

Chan meraih tangan Jisung dan mengusapnya perlahan. Jisung terdiam bingung dengan mata masih menatap sosok Chan.

"Ji, kamu mau jadi kekasihku?"

Deg.

Jisung masih terdiam. Dirinya bingung kenapa Chan tiba-tiba bicara seperti itu.

"Gimana kak?"

"Kamu mau?"

Aneh rasanya.

"Bolehkah beri aku waktu untuk memikirkannya dulu?"

"Aku akan menunggu jawabanmu, apapun itu, Jisung"

"Terima kasih, kak"

Tak ada rasa canggung meski Chan telah mengatakan kata-kata itu. Jisung juga masih merasa nyaman berbicara banyak hal dengan Chan.

STAY • ((MINSUNG)) • [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang