20. Choice

774 61 3
                                    

"Sendirian?"

"Ya kamu lihat sendiri aja"

"Kenapa galak banget sih?"

"Udah tau aku galak kenapa masih godain? Pergi sana!"

Lelaki itu merasa jengkel dan memilih untuk pergi saja.

Itu Jisung yang sedang digoda oleh lelaki asing. Kepalanya sangat pening memikirkan kejadian tadi. Ponselnya juga sengaja ia nonaktifkan agar tidak ada yang mencarinya, ia harap.

Malam ini ia putuskan untuk tidak pulang saja. Sebenarnya ia akan pergi ke bar, namun tidak jadi.

Jisung ingin pulang tapi pasti Chan akan menghubungi Minho dan akan mencarinya di rumah. Sedangkan Jisung ingin mengasingkan diri sementara untuk menenangkan pikirannya sejenak.

Jisung sama sekali belum siap untuk bertemu Chan maupun Minho. Ia tau bagaimana Minho jika itu menyangkut dirinya. Akhirnya ia memilih menginap di hotel terdekat saja.







Setelah menghajar Chan, Minho mendatangi rumahnya untuk mencari Jisung. Di rumah tak ada orang sama sekali. Ia memasuki kamar Jisung yang tak dikunci.

Minho mengecek pakaian Jisung, tak ada yang berkurang dan tas maupun koper juga masih tersimpan rapi ditempatnya.

"Jisung... kamu pergi kemana...."

Minho tau bahwa Jisung tak akan menghubunginya sekalipun itu masalah serius seperti ini.

Saat Minho hendak pergi, ia melihat cincin diatas nakas. Ia mengambilnya dan menyadari jika cincin itu adalah pemberian Chan. Cincin yang dipakai Chan untuk melamar Jisung.

Minho membawa cincin itu dan pergi untuk mencari Jisung. Ia berharap segera menemukan adiknya.

Minho bahkan mencari Jisung ke kampusnya, Hyunjin telah memberitahu Minho jika Jisung juga tak bisa ia hubungi sama sekali sejak kemarin.






Malam harinya Jisung memutuskan untuk kembali pulang karena ia sudah sedikit tenang. Ia hanya berharap tak bertemu dengan Chan ataupun Minho.

Sesampainya dirumah, Jisung melihat ada mobil Chan dan Minho. Ia menghela nafasnya malas. Tapi tak mungkin ia tak pulang. Mau tak mau ia memilih masuk saja.

Tangannya sempat ragu untuk mendorong pintu rumah, sekali lagi Jisung menarik nafas dalam sebelum perlahan membukanya dan berusaha agar tak menimbulkan bunyi apapun.

Cklek

"Jisung!"

"Jisung!"

Minho dan Chan mendengar suara pintu tertutup lalu berlari kedepan dan benar saja itu Jisung.

Namun Jisung memberi gestur agar mereka tidak mendekatinya.

"Kak, aku masih butuh waktu untuk sendiri..."

Chan tak sengaja melihat jari Jisung, cincin pemberiannya tak ada.

"Ji, cincin kamu.... kemana?"

"Aku melepasnya dan menyimpannya dikamar"

"Ji, aku ingin kita bicara dulu, aku mohon"

"Oke. Tapi aku cuma kasih kakak waktu sebentar, aku akan dengerin kak Chan"

Chan mengangguk dan menoleh kearah Minho. Minho paham dan pergi ke dapur agar Chan dan Jisung bisa bicara empat mata.

"Jisung, sebelumnya aku minta maaf untuk semua kesalahanku. Aku gak bermaksud untuk nyakiti kamu"

"Tapi kenyataannya sebaliknya kak, kamu bener-bener bikin aku bingung. Aku udah yakin untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius tapi kenapa tiap aku yakin kok kamu matahin keyakinanku??"

STAY • ((MINSUNG)) • [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang