9. Di luar nalar

2.6K 85 18
                                    

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Spam Lanjut untuk chapter selanjutnya!!

*****

"semua butuh proses."

****

Laras masuk kembali ke dalam kamar. Matanya menatap tak percaya ke arah Noe. Apa maksudnya?, Dua koper yang sudah di isi penuh oleh baju sudah tertata rapih di samping ranjang. Gadis itu menatap sang suami yang sedang duduk di sofa.

"Apa ini maksudnya?." Tanya Laras kepada Noe.

Noe menoleh, menatap istri kecilnya. "Kita pindah sekarang, setelah saya menyelesaikan pekerjaan saya." Balas Noe

"Gila!. Ini udah setengah sepuluh malam."

Tidak ada jawaban dari Noe. Cowok itu malah kembali menatap layar laptop di pangkuannya.

"Aku tanya kenapa di cuekin?!!." Tanya Laras dengan nada tinggi.

"Semuanya juga karena kamu. Jika kamu tidak pulang malam. Kita tidak akan pindah semalam ini." Sahut Noe tanpa menatap Laras.

"Besok aja."

"Saya tidak suka dengan penolakan." Balas Noe datar. "Cepat bersiap, saya tunggu kamu 5 menit." Lanjut Noe.

Laras menghela nafas kasar. Ia tidak boleh menyalahkan Noe sepenuhnya, yang benar-benar salah adalah Laras. Jika ia tidak pulang malam hari, mungkin ini semua tidak akan terjadi.

Pikirannya kembali berputar, bukan tentang Hans ataupun Noe. Melainkan tentang koper itu. Jika semua pakaiannya sudah di masukan oleh Noe. Berarti Noe melihat benda-benda privasinya?. Tidak mungkin, ia tidak ingin malu untuk sekarang.

*****

"Jauh banget si om. Mau pindah di mana si?." Tanya Laras.

Dari sepanjang perjalanan, Noe sama sekali tidak merespon ucapannya. Cowok itu terlalu fokus ke arah jalan. Tanpa berniat untuk membalas ucapan Laras sekalipun.

Laras mulai bosan di dalam mobil. Dia seperti sedang bersama dengan batu. Jika saja, handphone miliknya tidak lowbat, mungkin dia tidak akan mengajak bicara Noe. Untuk menghilangkan bosannya, Laras hendak menutup matanya, namun tiba-tiba mobil yang di kendarai oleh Noe berhenti.

Cewek itu menatap sang suami. "Kenapa berhenti om?." Tanya Laras.

"Kita sudah sampai." Balas Noe datar.

Cowok itu langsung keluar mobil, membuka gerbang dan kembali masuk ke dalam mobil. Mengendarai mobil berwarna hitam itu sampai tepat di depan pelataran rumah bernuansa abu-abu.

Setelahnya, laki-laki bernama lengkap Noe Firza Aldebaran itu mengeluarkan beberapa koper di dalam bagasi. Tanpa berniat membukakan pintu mobil untuk Laras.

Laras mendengus kesal. "Se-enggak peduli itu dia sama gue." Kesalnya.

Brak...

Bahkan Laras sengaja menutup pintu mobilnya dengan sangat kencang. Tapi, lagi dan lagi, Noe terlihat tidak peduli. Bahkan tidak menoleh. Pria itu terus berjalan ke arah rumah megah itu dengan tangan yang mendorong dua koper.

"Kamu tidur di kamar ini." Kata Noe sembari menyodorkan dua koper dengan gambar Frozen milik Laras.

"Oke." Balas Laras menerima dengan senyum yang mengembang sempurna. "Om suami!!." Laras berteriak saat Noe hendak masuk ke dalam kamarnya. Cowok itu balik kanan, kedua alisnya terangkat ke atas.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang