43. kita LDR-an?

1K 59 7
                                    

2 hari setelah kepulangan Kirana, Laras kembali di kabarkan oleh Caca bahwa ibunda Nona telah berpulang untuk selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 hari setelah kepulangan Kirana, Laras kembali di kabarkan oleh Caca bahwa ibunda Nona telah berpulang untuk selamanya. Mendengar kabar itu, lantas Laras langsung bersiap untuk kekediaman Nona.

Kini, Noe dan Laras sudah berada di kediaman Nona. Rumah dengan 3 lantai itu ramai sekali dengan manusia berpakaian warna hitam. Bendera kuning terpasang apik di depan gerbang, lantunan surat Yasin terdengar sangat jelas, tangisan serta kesedihan menyatu dalam ruangan itu.

Nona menangis sesenggukan, matanya sudah membengkak lantaran terus menangis saat pertama kali di kabarkan oleh sang kakak bahwa ibunda mereka telah berpulang lebih dahulu.

Mangusap punggung Nona. Laras berkata. "Sabar non, Lo harus terima ini. Tujuan manusia hidup itu untuk kembali lagi."

"Gue masih gak bisa terima ini ras. Mamah terlalu cepat pergi... Hiks..." Balas Nona.

"It's okey Nangis aja selagi itu buat Lo tenang, tapi jangan terlalu larut non, gak baik nangisin orang yang udah di panggil." Sambar vara.

"Lo masih ada kita sama kakak-kakak Lo." Sahut Caca.

3 wanita itu terus menguatkan Nona sampai di mana saatnya memandikan jenazah, mengafani, serta mengantarkan ketempat peristirahatan terakhirnya.

Di makam kota Jakarta barat, Nona mengusap nisan di depannya, menatapnya sembari menahan air mata yang ingin terus mengalir. "Tenang di sana ya mah." Kata Nona. Tatap matanya beralih menatap wanita dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Dia berdiri, menatap wanita itu tajam. "Semua karena kelalaian Lo yang gak bisa jaga mamah dengan benar!!." Ucapnya keras. Membuat para pelayat yang masih berada di sana menatap gadis itu kaget.

"Kakak salah apa non?." Tanya wanita itu.

"Kalo Lo jemput mamah waktu itu, mamah gak akan kaya gini!!."

Laras yang paling dekat dengan nona menepuk pundak itu. "sabar Non, gak baik berantem di makam. Kita pulang yok." Ajak Laras.

Meredakan amarahnya, Nona mengangguk lalu berjalan lebih dulu dari yang lainnya.

"Gue akan buat orang itu mati mengenaskan di tangan gue." Batin Nona.

*****

Pagi hari tepat jam 8. Untuk hari ini, Noe tidak masuk ke kampus. Entah apa alasannya, Laras sendiri tidak tahu. Pria setinggi 175 cm itu duduk di tepi ranjang. Menatap Laras yang sibuk bermain handphone di sofa.

"Aku masih kasian sama Nona. Ayahnya udah pergi dari dia lahir, sekarang ibunya harus ikut pergi juga." Celetuk Noe.

"Iya," Laras menyahuti.

"Memang bener ya, sekarang kasus tabrak lari ada di mana-mana. Harus dapet hukuman yang adil itu orang."

Noe menghampiri Laras. Bibirnya mendekati telinga Laras, membisikkan sesuatu membuat Laras berdecak kesal.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang