31. Bersama mu

958 71 15
                                    

"kenapa mereka melihat saya seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa mereka melihat saya seperti itu. Ada yang aneh kah?." Tanya Noe membatin.

Bagiamana tidak, dari sepanjang perjalanan menuju ruangannya, karyawannya menatapnya dengan senyum yang terlihat seperti mengejek. Meskipun sembari menyapa, Noe tahu jika mereka sedang menahan tawanya di depan Noe.

"Pagi pak." Sapa Juan sembari menundukkan kepalanya.

"Pagi juga." Jawab Noe, dia ingin segera beranjak dari sana namun, suara dari Juan membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk segera masuk ke dalam ruangannya.

"Sebentar dulu pak!." Kata juan sedikit menaikan suaranya.

Noe membalikkan badannya, menatap Juan dengan kening mengerut. "Kenapa?." Tanya Noe.

"Leher bapak." Ucap Juan sembari memegangi lehernya sediri.

"Ada apa dengan leher saya?." Tanya Noe.

"Bapak liat aja di kaca, pasti nanti tau kok."

Noe mengangguk, lalu kembali berjalan untuk segera sampai di ruangannya.

Sampainya di ruangannya, Noe mengambil kaca kecil yang memang sengaja ia simpan di lacinya. "Jadi ini yang buat mereka menatapku seperti itu." Ucap Noe sembari mengusap lehernya.

Istrinya telah membuat tanda kemerahan di leher Noe. Sial, dia sudah memalukannya!.

"Tunggu saja di rumah ras, saya akan membalasnya." Gumam Noe. Setelahnya Noe mengambil kotak p3k di laci. Mengambil plaster dan menutupi tanda itu.

Pria yang sebentar lagi berusia 28 tahun itu mengambil handphonenya di saku jas putih  miliknya. Menekan nomor laras dan kembali menekan tombol untuk melakukan video call.

"Assalamualaikum." Kata Noe mengawali video call nya

"Walaikumsalam. Kenapa?, Ada yang ketinggalan?." Tanya Laras dari sebrang sana.

"Kangen aja sama kamu."

"Dih."

"Oh gitu."

"Kamu tau gak?." Tanya Laras.

"Enggak, kenapa emang?."

"Dari tadi aku ngecas hp, tapi yang penuh malah cintaku ke kamu." Kata Laras dari sebrang sana yang berhasil membuat Noe tersenyum manis.

"Jamet, alay." Desis Noe.

Dari Layar handphone Noe. Laras nampak memajukan bibirnya kesal. "Kok gitu si. Males ah sama kamu."

"Seperti Jogja, kamu istimewa untuk aku selamanya." Sahut Noe. Gantian, kali ini Laras yang tersenyum tidak jelas.

"Udah ah, capek salting Mulu."

Tut....

Panggilan di akhiri sepihak oleh Laras. Noe tersenyum manis, sifat Laras yang seperti ini membuat dirinya semakin gemas dan ingin selalu melihat Laras setiap detiknya.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang