38. bapaknya?

1.3K 81 11
                                    

1 Minggu sudah berlalu terlalu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 Minggu sudah berlalu terlalu cepat. Masih ada rasa canggung dalam benak Laras, dia masih merasa malu jika bersama Noe. Terlebih Laras lah yang sudah bolak-balik ke pengadilan agama untuk mengurus perceraian mereka.

Kini Laras hanya menatap ke arah depan dengan tatapan kosongnya, tanpa memperhatikan Noe yang sedang menjelaskan.

"Itu yang di barisan ke dua. Kalo ngelamun mendingan keluar aja." Ucap Noe membuat Laras tersadar dari lamunannya.

Sontak, mereka yang berada di kelas itu menoleh ke arah yang Noe tatap. Laras tertunduk Malu. Memang, suami durhaka, membuat istrinya malu saja.

"Awas kamu Noe. Bakal aku balas nanti." Ucap Laras membatin.

"Hahaha. Malu kan!." Batin Noe mengejek.

Berlangsung selama kurang lebih 2 jam di kurung di kelas, bergelut dengan angka dan huruf yang membuat Laras sedikit frustasi. Cewek itu duduk di kursi kantin, menatap satu porsi siomay tanpa berniat memakannya.

"Heh!." Vara menepuk pundak Laras kasar, membuat si empunya meringgis.

"Apasih!?." Tanya Laras ketus.

"Di makan, bukan di liatin."

"Gak nafsu. Lo aja yang makan Ra." Tawar Laras.

"Gila Lo!. Lo mau buat gue gendut?." Tanya Vara sedikit emosi.

"Btw, Caca kenapa gak berangkat?. Lo kan satu tempat sama dia." Ucap Laras mengganti topik.

Vara menatap Laras. "Caca sakit, dari kemarin."

Terbelak kaget. "Kok bisa?." Tanyanya kaget.

"Bisa lah, namanya juga musibah."

"Nanti setelah pulang ngampus, gue ke kosan kalian."

"Oke, kebetulan gue kangen Indomie Lo."

Laras berdecak. "Khusus untuk sahabat gue yang lagi sakit, dan karena gue baik sama Lo, gue yang beli Indomie."

Vara tersenyum girang. Memeluk wanita itu girang. "Makasih Laras sayang."

Melepaskan pelukan itu, Laras menatap tajam vara. "jijik, nanti di kira lesbi."

"Sayang sama sahabat bukan berarti lesbi!." Ketus vara.

*****

"Kenapa tadi ngelamun di kelas?. Ada masalah?." Noe membuka bercakap nya saat hening beberapa menit di mobil.

"Gapapa." Balas Laras.

"Jujur Laras, jangan bohong, saya ini suami kamu. Saya berhak tahu semua tentang kamu."

"Merasa bersalah aja sama kamu waktu itu."

"Jangan membahas itu lagi, saya sudah memaafkan kamu." Tangan sebelah kiri Noe mengambil tangan milik Laras, menggenggam dengan usapan lembutnya.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang