8/8

459 87 50
                                    

5. 20 PM

Joanna sedang duduk di teras rumah. Menunggu Jeffrey pulang. Sebab dia sedang titip sesuatu padanya.

"Ada?"

"Ada, lah! Apa, sih, yang tidak ada untuk istriku tercinta?"

Jeffrey yang baru saja turun dari mobil langsung mengecup dahi istrinya. Sebab wanita itu langsung mendekat saat dirinya tiba. Dengan wajah berbinar bagai anak kecil yang baru saja diberi mainan.

"Mana?"

"Ada di dalam tas. Nanti ketahuan Mama, di kamar saja!"

Joanna tersenyum senang. Lalu memeluk pinggang suaminya. Kemudian ditarik ke kamar dengan langkah tergesa.

Hal itu tentu tidak luput dari pandangan Jessica dan Adam yang turut senang akan hubungan mereka. Karena sebelum bertemu Joanna, Jeffrey memang tidak pernah seceria sekarang.

Namun tidak dengan Sarah yang kini menatap tidak suka Joanna. Sebab sejak dulu hingga sekarang, dia memang tidak suka adik iparnya. Bukan merasa tersaingi oleh dia, namun karena sifat malasnya. Sebab Joanna tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah tangga jika sedang berada di rumah mertua.

Seperti memasak, mencuci, menyapu dan yang lainnya. Semuanya Sarah yang kerjakan sendirian. Meskipun ada Joanna. Karena Jessica tidak pernah menegur menantu kesayangannya.

Iya. Sarah selalu melabeli Joanna sebagai menantu kesayangan karena memang hanya dia yang tidak pernah disuruh-suruh saat di rumah. Paling berat hanya menemani Kevin bermain saja. Selebihnya tidak pernah.

"Mana?"

"Sabar..."

Jeffrey langsung membuka tas kerja. Mengeluarkan gunting rambut yang baru saja dibeli sesuai pesanan istrinya. Sebab dia ingin potong sendiri saja. Karena malas ke kota.

"Kok berat, ya? Pasti mahal! Berapa harganya?"

"Murah! Ayo, mau dipakai kapan?"

Jeffrey tampak begitu bersemangat. Dia langsung membawa istrinya menduduki kursi rias. Lalu menghadap kaca. Kemudian melepas jedai yang sejak tadi menggulung rambut istrinya.

"Kok jadi kamu yang exited, sih!?"

Tegur Joanna dengan senyum yang tersungging. Membuat Jeffrey ikut tersenyum saat ini. Sebab dia telah menyipakan sesuatu untuk wanita ini.

"Sekalian! Supaya bisa mandi bareng!"

"DASAR!"

Joanna langsung meraih sisir. Merapikan rambutnya dan sesekali terkekeh geli. Sebab Jeffrey sedang mengecup pipinya berkali-kali. Seolah tidak sabar melihatnya potong rambut malam ini.

"Kamu mau sependek apa?"

Tanya Joanna pada suaminya. Sebab saat ini, rambutnya sudah sepinggang. Karena sejak menikah, dia belum pernah potong rambut sama sekali ternyata.

"Terserah kamu. Kan, kamu yang punya rambut."

"Kamu, ih! Kalau ditanya jawab yang jelas!"

"Ya sudah! Sepundak? Atau setelinga?"

Joanna berpikir sejenak. Hingga pilihan jatuh pada tengah-tengah pundak dan telinga. Karena Jeffrey yang memotongkan. Sebab dia jelas tidak bisa memotong sendiri rambutnya. Jika ingin lebih rapi hasilnya. 

Klo mau aku update banyak lagi, ramein chapter 1-8 dulu, ya, sisttttt!!!

Tbc...

HOUSEWIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang