10/10

440 94 70
                                    

4. 00 AM

Joanna baru saja keluar dari kamar. Dia menuju dapur dan melihat Sarah yang sedang memasak. Sendirian.

"Selain pemalas, kau ini tidak tahu diri juga ternyata."

Joanna yang berniat membuka kulkas langsung menoleh ke sumber suara. Pada Sarah yang sedang menatap tajam dirinya. Seolah sedang menyimpan dendam padanya.

"Kalau aku tidak tahu diri, lalu kau apa? Ngaca! Kau pikir aku tidak tahu kalau selama ini kamu pura-pura berbakti hanya karena warisan saja? Rumah ini yang kau incar, kan?"

"JOANNA!"

Seru Jessica yang baru saja keluar dari kamar. Dia jelas terkejut akan apa yang baru saja didegar. Karena ucapan Joanna sangat keterlaluan memang.

"Jaga mulutmu! Selama ini Sarah yang telah mengurus Mama! Tanpa dia, Mama akan kesepian di rumah ini sendirian! Kamu seharusnya mencontoh Sarah! Jadi istri yang tidak merepotkan suaminya! Lihat! Dia bisa kerja, memiliki anak dan mengurus rumah! Sedangkan kamu? Apa yang kamu lakukan, hah!? Di rumah mertua saja masih bisa bangun siang, apalagi saat di rumah kalian? Aku sangat menyesal karena sudah merestui kalian! Jeffrey jelas pantas dapat istri yang lebih baik dari yang sekarang! Istri yang bisa memberi anak dan bisa mengurus dia dengan baik seperti Sarah!"

Joanna yang mendengar itu jelas langsung menegang. Sebab baru kali ini Jessica dengan gamblang berucap demikian. Mengatakan jika dia menyesal karena telah merestui pernikahan.

Dengan mata berkaca-kaca, Joanna langsung menatap Jeffrey dan Adam yang baru saja keluar dari kamar. Sebab suara Jessica memang sangat kencang. Tidak heran jika mereka ikut terbangun juga.

"Mama benar, aku memang bukan istri yang baik untuk anak Mama. Aku tidak bisa memberi dia anak, tidak bisa menghasilkan uang seperti Mbak Sarah, apalagi menjadi ibu rumah tangga yang siaga seperti dia. Aku minta maaf, ini semua salahku. Sejak awal Jeffrey memang tidak perlu menikahiku."

Joanna berniat kembali menuju kamar, namun langkahnya terhenti saat Sarah kembali bersuara. Mengatakan sesuatu yang sudah pasti akan membuat Joanna semakin merasa rendah.

"Kamu juga harus minta maaf pada Mama karena telah direpotkan oleh anaknya. Anak kandungnya, itu yang selama ini kau banggakan, bukan? Kamu merasa diistimewakan saat di sini karena Mama Jessica ibu kandung Jeffrey. Sedangkan Mas Adam hanya anak tiri. Apa kamu tahu jika Jeffrey telah menjual satu-satunya tanah Mama demi mengirim uang untuk orang tuamu di desa?"

"SARAH!"

"MBAK SARAH!"

Pekikan Adam dan Jeffrey Sarah abaikan. Sebab dia sudah kepalang kesal pada Joanna. Pada adik ipar yang telah dianggap sebagai benalu di keluarganya.

"Apa maksudnya?"

Tanya Joanna setelah membalikkan badan. Dia menatap Sarah yang kini sudah bermata merah. Dengan otot leher yang mulai terlihat.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya! Pepatah itu sangat cocok untukmu ternyata! Kau dan orang tuamu sama saja! Sama-sama lintah dan benalu di keluarga Mama! Orang tuamu meminta uang 500 juta untuk membangun rumah! Kau tidak tahu? Atau pura-pura tidak tahu? Benar-benar memalukan! Apa orang tuamu sadar kalau anaknya tidak layak dihargai 500 juta?"

"SARAH CUKUP! KAMU SUDAH KELEWATAN!"

"DIAM KAMU MAS! Kalian semua sama saja! Apa hebatnya Joanna sampai kalian tidak ada yang berani mengkonfrontasi dia? Selain melayani Jeffrey di atas ranjang, bukankah hanya itu keahliannya? Karena memberi anak saja tidak bisa, apalagi mengurus rumah. Lalu, apa bedanya dia dengan jalang di luar sana?"

Air mata Joanna turun perlahan. Dia jelas merasa sakit hati sekarang. Merasa dipojokkan juga. Namun dia tidak bisa membantah karena sadar jika ini salahnya.

Tbc...

HOUSEWIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang