Satu minggu kemudian.Sudah satu minggu terlewat. Namun Jeffrey tidak kembali datang. Tidak membalas pesan dan mengangkat telepon Joanna pula. Membuat wanita itu merasa tertekan luar biasa. Sebab dia jelas merasa bersalah juga.
"Tidak ada suamiku, ya?"
Tanya Joanna pada Teressa saat dia baru saja selesai siaran pagi. Sebab dia berharap Jeffrey datang kemari. Karena pasca bertengkar pada satu minggu kemarin, Jeffrey langsung pergi dan tidak lagi kembali.
"Tidak ada suamimu, tapi ada mantan pacarmu."
Joanna hanya bisa menarik nafas panjang. Lalu memasuki ruangan. Melihat Jordan yang sedang berbincang dengan Tamara. Sembari tersenyum lebar saat menatapnya.
"Ini dia orangnya!"
Tamara langsung keluar ruangan. Sedangkan Jordan mulai menepuk sisi sofa yang ada di sebelahnya. Sebab dia berencana mengatakan sesuatu padanya.
"Ada apa?"
Tanya Joanna setelah mendudukkan diri di samping Jordan. Lalu menatap pria ini dengan tatapan penasaran. Sebab ini hari minggu dan dia jarang sekali ada kerjaan di hari itu.
"Ikut aku keluar, yuk! Ada yang mau kutunjukkan padamu."
"Maaf, tapi aku sedang tidak enak badan."
Joanna menggeleng pelan. Sebab dia memang benar-benar merasa tidak fit sekarang. Padahal, dia sudah mengonsumsi banyak vitamin juga.
"Kalau begitu aku antar ke dokter sekarang, ya?"
Jordan mulai menyentuh leher Joanna. Panas, itu yang dia rasakan. Membuat wanita itu lekas menghindar karena merasa tidak nyaman. Agak panik juga, karena takut Jeffrey tiba-tiba saja datang dan salah paham seperti sebelumnya.
"Tidak. Aku hanya butuh istirahat saja."
"Tidak biasanya kamu tidak enak badan sesering ini. Ayo siap-siap! Kita ke rumah sakit!"
Jordan langsung bangkit dari duduknya. Lalu memanggil Tamara dan Teressa. Meminta mereka untuk menghapus riasan Joanna. Sekaligus mengganti pakaiannya.
Joanna yang memang sudah terbiasa diatur-atur seperti ini akhirnya menurut saja. Apalagi Teressa juga ikut dengannya. Karena dia benar-benar malas banyak berbicara ketika ditanya.
"Kapan terakhir menstruasi Ibu?"
Joanna melirik Teressa yang duduk di sampingnya. Sebab wanita itu akan menjadi juru bicara saat dia ditanya.
"Mana aku tahu! Kamu baru kerja denganku selama dua minggu!"
"Sekitar tiga minggu yang lalu, Dok."
Si dokter langsung meminta Joanna berbaring di ranjang. Lalu memeriksa perutnya. Kemudian diminta melakukan tes urine menggunakan test pack juga.
Ceklek...
Jordan menatap Teressa yang baru saja keluar ruangan. Dengan wajah penasaran. Sebab dia memang tidak diizinkan ikut masuk ke dalam.
"Bagaimana? Dia sakit apa?"
"Sepertinya dia hamil."
Jordan yang mendengar itu jelas terkejut sekali. Sebab dia tidak menyangka jika hal ini akan terjadi. Apalagi dia sudah berharap Joanna akan berpisah dengan Jeffrey. Mengingat mereka sudah berpisah seperti ini.
9. 00 AM
Joanna baru saja turun dari mobil Jordan. Diikuti oleh Teressa di belakang. Sebab mereka baru saja tiba di kantor setelah priksa.
"Tidak perlu khawatir, aku pasti bisa melalui ini."
Ucap Joanna pada Jordan. Sebab dia tahu jika Jordan sedang khawatir sekarang. Takut dia tidak bisa fokus dengan pekerjaan karena sedang hamil muda.
"Banyak pembawa acara yang hamil juga. Aku mungkin butuh libur jika melahirkan saja. Tenang, aku tidak akan tiba-tiba membatalkan kontrak. Uang penalty juga sangat besar, aku jelas tidak sanggup membayar."
Joanna langsung memasuki gedung. Dengan langkah pelan karena dia mulai hati-hati saat itu. Sebab dia memang sedang mengandung. Sekitar enam minggu.
"Masih tidak diangkat?"
Tanya Teressa pada Joanna saat sudah memasuki lift. Sebab wanita ini tampak sedih sekali. Padahal, kehamilan ini sudah ditunggu-tunggu selama dua tahun terakhir.
"Masih belum diangkat. Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia tidak percaya kalau dia ayah dari anak ini?"
Joanna mulai menangis. Membuat Teressa langsung memeluk wanita ini. Sebab sejak tadi Joanna tidak banyak bereaksi. Ternyata karena dia sedang menahan diri.
Tbc...