20/20

589 81 92
                                    

Jeffrey sedang berkebun bersama Kevin dan Adam. Sebab dia memang masih marah pada Joanna. Dia masih belum bisa menerima jika wanita itu telah menekan kontrak selama lima tahun tanpa berdiskusi padanya.

"Kamu masih marah? Seharusnya kamu berkaca. Waktu memutuskan ingin tinggal di sini juga kamu tidak berdiskusi dulu dengannya. Hanya karena merasa tidak enak pada Mama. Jeffrey, tidak perlu khawatirkan Mama. Aku yang akan mengurus Mama dengan baik. Anggap saja sebagai balas budiku karena Mama telah baik saat menjadi ibu tiri."

"Bukan begitu, Mas. Ini jelas tidak apple to apple---"

"Lalu kamu mau bagaimana? Kalau jadi Joanna, aku jelas akan sangat kecewa. Apalagi setelah tahu banyak hal yang telah kamu sembunyikan. Kalau salah satu dari kalian tidak ada yang mengalah, lalu mau jadi apa pernikahan kalian? Lebih baik bercerai saja kalau tidak ada yang mau mengalah."

Jeffrey menatap Adam tidak suka. Sebab dia masih cinta Joanna. Tidak mungkin dia bercerai dengan si wanita.

"Tidak mau, kan? Kalau begitu jangan keras kepala! Joanna itu bintang sebelum menikah. Dia sudah biasa hidup enak meskipun harus kerja keras setiap harinya. Dia jelas tidak bisa relate dengan kehidupan rumah tangga. Katamu, dia punya dua asisten, kan? Dalaman saja ada yang cucikan. Jelas hidupnya sangat berbeda dengan Sarah dan Mama. Tapi kamu malah mencampurkan mereka."

Jeffrey semakin merasa bersalah. Dia mulai tersadar juga. Hingga pamit pada si kakak. Sebab dia sudah memutuskan untuk menyusul istrinya.

Namun setelah mencuci tangan, Jeffrey melihat ada panggilan masuk di ponselnya yang sedang tergeletak di atas meja. Membuat dirinya lekas mengangkat saat itu juga. Karena itu dari istrinya.

Ceraikan aku.

Jeffrey yang mendengar itu jelas terkejut. Hingga ponselnya jatuh. Membuat Adam yang penasaran langsung mendekati si adik yang sedang mematung.

"Ada apa, Jeff?"

Jeffrey tidak menjawab dan langsung bersiap pergi sekarang juga. Memasuki mobil dan mengabaikan penggilan ibunya. Sebab dia ingin diantar arisan.

"Jeffrey! Mau ke mana!?"

Jessica hanya menatap kepergian Jeffrey dengan wajah kesal. Lalu dibuat terkejut saat melihat Adam berlari guna mengejar. Karena pria itu masih membawa ponsel Jeffrey yang sebelumnya telah dijatuhkan.

Brummm...

Namun sayang, sepertinya Adam terlambat menyusul Jeffrey sekarang. Sebab si adik sudah membawa pergi mobil yang baru saja selesai mereka cuci bersama. Kuncinya juga masih Jeffrey kantongi sebelumnya. Sehingga dia bisa langsung pergi begitu saja.

"Jeffrey! Anak ini! Halo? Joanna, kamu masih di sana?"

Adam mendekatkan ponsel Jeffrey pada telinga. Lalu menatap mobil Jeffrey yang sudah menjauh dari rumah. Sebab Jeffrey benar-benar tidak punya logika saat marah. Hingga nekat menyusul Joanna tanpa membawa apa-apa.

"Ya Tuhan! Kenapa bisa begitu? Aku susul Jeffrey sekarang, ponselnya ditinggal. Dia mungkin akan kehabisan bensin di jalan. Tidak bawa dompet juga, kasihan."

Adam langsung membalikkan badan setelah panggilan dimatikan. Dia menatap Jessica yang sudah menatapnya penasaran. Sebab dua anak laki-lakinya tampak sedang dibuat kalang kabut tanpa alasan.

"Ada apa ini? Joanna lagi?"

"Ma, aku tidak bisa membahas ini sekarang! Aku harus menyusul Jeffrey segera!"

"Mau sampai kapan kamu seperti ini, Mas? Joanna pasti minta bercerai, kan? Biarkan saja! Toh, dia bukan wanita baik-baik! Dia---"

"TUTUP MULUTMU, SARAH! Berhenti menjelek-jelekkan Joanna!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOUSEWIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang