16/16

381 87 60
                                    


1. 10 AM

Joanna sudah berganti pakaian. Dia juga dibantu menghapus riasan oleh Tamara. Sembari menghidupkan ponsel yang sejak kemarin mati total.

Drttt...

Joanna langsung bangkit dari kursi. Lalu menuju kamar mandi setelah mendapat telepon dari Jeffrey. Sebab dia tahu jika mereka akan bertengkar pasti.

Apa maksudnya? Kenapa kerja tanpa bilang-bilang?

"Ini mendadak. Aku juga butuh uang. Maaf."

Butuh uang untuk apa? Sudah kubilang lupakan uang yang telah kuberikan! Aku ikhlas memberikan itu pada orang tuamu, Joanna! Kalau sudah dipakai, ya sudah! Tidak apa-apa! Karena itu tujuanku memberikan uang pada mereka! Tidak usah dikembalikan!

"Aku juga sudah bilang kalau aku tidak akan kembali sebelum membawa uangmu, kan? Jeffrey, aku juga punya harga diri. Diserang seperti itu di depan suamiku sendiri tentu membuatku malu sekali. Kamu yang seharusnya membelaku juga tidak berkutik. Aku tahu, aku memang salah di sini. Aku memang tidak pernah bisa menjadi menantu yang baik. Tapi aku sudah berusaha selama ini. Namun usahaku tidak pernah dihargai sama sekali."

Jeffrey diam saja. Tidak mengatakan apa-apa. Membuat Joanna yang terisak hanya bisa membungkam mulut saja. Sebab tidak ingin dikasihani oleh suaminya.

"Aku benar-benar tidak tahu akan bagaimana ujung masalah ini. Tapi, kalaupun perpisahan yang harus dihadapi, aku akan melakukan ini dengan senang hati. Karena aku yakin, Mamamu pasti sudah menginginkan hal ini."

Setelah mengatakan itu, Joanna langsung mematikan panggilan. Enggan terlalu lama berbicara dengan suaminya. Sebab dia masih kecewa dengannya.

6. 30 AM

Joanna sudah melakukan siaran pagi. Dia juga sudah sarapan roti dan kopi yang dibawakan si bos yang kini berangkat sangat pagi. Padahal, dia biasa berangkat siang karena memang tidak banyak yang harus diurus setiap hari.

"Kalau butuh apa-apa, jangan sungkan katakan padaku saja."

"Iya, terima kasih banyak."

"Kamu sudah sign kontrak? Kamu tidak berencana pergi lagi, kan? Susah cari penggantinya."

"Belum, katanya belum dibuat. Hari ini mau diberikan."

"Berapa tahun?"

"Aku berencana hanya kerja selama dua tahun saja."

"Kenapa? Kamu pasti sedang butuh uang, kan? Aku yakin jumlahnya banyak, sampai kamu nekat kembali datang."

Joanna diam saja. Sembari mengaduk kopi menggunakan sedotan. Sebab dia tidak mungkin menceritakan urusan ini pada mantan pacarnya.

"Katakan saja, akan aku pinjami berapapun yang kamu butuhkan tanpa bunga. Asal kamu mau menekan kontrak selama lima tahun saja."

Joanna diam cukup lama. Sebab lima tahun bukan waktu yang singkat. Jika dua tahun, dia yakin Jeffrey bisa sabar menunggu dirinya. Karena menurut perhitungan, dia akan bisa mendapat uang 500 juta selama dua tahun kerja di sana.

Mengingat Joanna harus membacakan berita tiga kali setiap hari. Belum lagi saat hari-hari penting. Tentu gajinya per bulan tidak sedikit. Apalagi dia cukup terkenal dan memilih pengikut di Instagram sebanyak seratus ribu lebih.

"Boleh aku pikir-pikir dulu? Lima tahun sangat lama. Aku takut suamiku marah."

Jordan mengangguk singkat. Meskipun dalam hati agak kecewa. Sebab dia jelas berharap Joanna langsung setuju saja. Agar wanita itu bisa tetap kerja dengannya dan meninggalkan suaminya yang saat ini memang masih kerja di Jawa Tengah.

Kalo jadi Joanna, kalian setuju?

Tbc...

HOUSEWIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang