Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemerandisesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan diambil dari Pinterest.
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku ngga kemana-mana juga deh. Disini aja."
"Hah?" Dion yang awalnya melamun bertanya lagi.
"Weekend aku di Kalingga. Mau Netflix-an aja ngga?"
Mereka berdua bertatapan. Lalu tiba-tiba Dion tertawa geli. Untuk beberapa saat, Chery hanya memperhatikan Dion yang belum berhenti tertawa dengan kening berkerut.
"Kenapa ketawa?" Tanya Chery saat tawa Dion sudah mereda.
"Ngga, aku sempet salah paham aja tadi."
"Maksudnya?" Dion menggeleng.
"Tapi kayaknya cuma Netflix-an selama dua hari libur bakal bosenin deh. Nanti deh aku coba pikirin agenda lain biar liburan kita seru." Chery kemudian mengangguk mengiyakan.
Pagi harinya, suasana Kalingga kembali sibuk.
"Siapa sih Cher yang nelfon pagi-pagi gini? Kok nama kontaknya 'Jangan Dijawab'?"
"Orang iseng. Udah mandi aja sana."
"Ih pelit." Bunga memeletkan lidahnya pada Chery yang juga membalasnya.
Dering handphone yang sudah sempat mati, menyala lagi untuk yang kedua kalinya. Saat mengintipnya, Chery kembali berdecak karena masih penelepon yang sama. Syukur-syukur ia tidak harus bertemu si penelepon hingga Senin depan. Hari Kamis kemarin saat pengambilan gambar di studio juga untungnya si penelepon tidak ada.
Chery masih tidak mengerti dengan sikap Liam. Kenapa begitu ngotot ingin mengawasinya? Bahkan Chery sudah lupa dengan kejadian ciuman itu. Bahkan kalaupun kejadian itu memang benar, apa hubungannya dengannya? Kenapa harus repot-repot mengawasinya? Kenapa Bunga juga tidak diawasi? Belum lagi soal foto. Sumpah Chery pusing. Dia hanya ingin fokus dengan kompetisi.
Hari ini, para peserta akan melakukan evaluasi menu yang sudah mereka kumpulkan hari Rabu kemarin. Entah Chery akan mendapat menu apa dan milik siapa, setidaknya hari ini ia akan sibuk dan berhenti memikirkan hal-hal yang tidak perlu.
Sekarang pukul 8 dan para peserta sudah duduk bersama di meja makan. Mereka makan dan sesekali berbincang dengan menu sarapan berupa nasi goreng yang dimasak Henny dan Alamanda.
"Besok kamu bener ngga pulang Di?" tanya Henny pada Dion.
"Iya tante. Lagi ngga ada agenda apa-apa. Jadi mending disini aja."
"Emang ngga kangen keluarga Di? Kan rumah deket." tanya Bobby menimpali.
"Bukannya ngga kangen. Tapi orangtua lagi ngga di Jakarta. Rumah kosong juga, jadi percuma pulang."